Shalom! Sebelum kita merenungkan Firman Tuhan pada hari
ini, kita bersatu di dalam doa!
Doa Pembuka: Ya Allah Bapa di
Surga, yang kami kenal di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, dan yang tetap
menyertai kami di dalam penyertaan Roh Kudus. Kami bersyukur untuk segala
kebaikanMu. Pada hari ini, kami ingin mendengarkan dan merenungkan FirmanMu,
mampukanlah kami untuk dapat menghidupi FirmanMu. Di dalam nama Tuhan Yesus
Kristus, kami berdoa. Amin.
Firman
Tuhan yang menyapa kita pada hari ini tertulis di dalam Injil Matius 14: 23.
Firman Tuhan berkata “Dan setelah orang
banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang
diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian disitu.”. Demikianlah Firman
Tuhan.
Saudara/i
yang dikasihi oleh Yesus, Martin Luther pernah mengatakan bahwa “doa adalah
nafas bagi kehidupan orang percaya”. Artinya, doa merupakan hal yang teramat
penting bagi orang yang beriman atau orang percaya. Jika seseorang yang mengaku
dirinya beriman namun hidup tanpa doa, maka sesungguhnya imannya tersebut adalah
kering bahkan mati. Oleh karena, melalui doa orang percaya semakin mengenal dan
mendekat kepada Allah yang menciptakannya dan memelihara kehidupannya.
Akan
tetapi, dalam kenyataan yang ada adalah banyak orang percaya yang masih sulit,
enggan, dan kurang percaya dengan kuasa doa. Alasannya beragam, yakni ada yang karena
malas mendisiplinkan dirinya untuk berdoa. Ada yang sudah berdoa namun jawaban
doanya tidak sesuai dengan keinginan hatinya sehingga ia menjadi enggan dan
kurang percaya pada kuasa doa. Adapula yang berdoa hanya pada situasi tertentu,
misalnya sedang dalam masalah, keadaan sedih, penuh beban, atau sedang
mengharapkan sesuatu terjadi sesuai dengan keinginannya. Hal-hal inilah yang
membuat doa tidak menjadi hal yang ditekuni dan diimani oleh orang-orang
percaya yang mengaku dirinya beriman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan Yesus
Kristus, di dalam Firman Tuhan pada hari ini, kita diajak untuk melihat
keteladanan Yesus yang tekun untuk berdoa. Pada ayat 23 dikatakan bahwa Yesus
mengambil waktu sendirian di atas bukit dan di tengah keheningan malam untuk
berdoa. Sebetulnya, tidak hanya pada ayat ini saja dikatakan bahwa Yesus pergi
berdoa. Dalam Matius 26: 36 bahkan di Injil lainnya, seperti Injil Markus
dikatakan bahwa Yesus pergi di pagi-pagi buta ke tempat yang sunyi untuk berdoa
(Markus 1: 35). Artinya, doa bagi Yesus adalah sumber kekuatan-Nya selama Ia
menjalani Misi Allah di tengah-tengah dunia ini. Walaupun Tuhan Yesus Kristus
adalah Allah itu sendiri yang turun dalam rupa manusia dan Ia adalah Raja di
atas segala raja, Ia tetap mengambil rupa seorang hamba selama hidupNya di
dunia ini. Ia tetap datang memohon melalui doa kepada Allah Bapa di Surga. Ia tetap
berdoa sekalipun yang lain sedang beristirahat. Ia tetap berdoa baik pada saat
tenang maupun pada saat ketakutan, sedih, dan lainnya
Oleh karena, sesungguhnya doa tidak hanya
dipanjatkan dalam keadaan terdesak, sulit, dan sedih saja. Namun doa juga
dipanjatkan ketika keadaan senang dan tenang. Doa juga bukan karena Allah telah
mengabulkan permintaan kita sebelumnya atau hanya agar Tuhan mengabulkan
doa kita. Doa adalah jalan untuk semakin terikat dan semakin mengenal Allah
dengan segala kehendakNya. Kiranya kita semakin menekuni doa dan menjadikannya
sebagai pedoman serta ciri keberimanan kita. Amin.
Doa Penutup: Kita berdoa! Kami
sungguh bersyukur, ya Yesus Kristus, untuk segala keteladanMu yang sangat
memukau hati kami. Salah satunya ketekunanMu di dalam berdoa. Kami pun sungguh
ingin meneladaninya, namun kami menyadari bahwa kami ini terbatas dan lemah.
Kuatkanlah kami untuk dapat menekuni doa di dalam kehidupan kami sehari-hari. Baharuilah
hati kami untuk lebih sungguh meyakini akan kuasa doa. Inilah doa kami. Di
dalam Kristus Yesus, kami berdoa. Amin.
Anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus, kasih setia Allah
Bapa, dan persekutuan Roh Kudus. Kiranya menyertai kamu sekalian. Amin.
Pdt. Serly O. Tampubolon, S.Si (Teol)- Fungsional di Biro Jemaat HKBP