Bapak,
ibu, dan saudara-saudara yang terkasih, mari kita membekali diri kita terlebih
dahulu pagi ini dengan Firman Tuhan. Mari kita berdoa!
Doa
Pembuka: Tuhan
Yesus Pelindung kami. Kami bersyukur atas berkat hari baru yang Engkau berikan untuk kami. Bekali
kami dengan Firman-Mu yang kami nantikan
setiap harinya, agar kami mampu menjalani hari baru ini dengan baik. Ajarlah
kami mengerti dan menghidupi firman-Mu dalam kehidupan kami. Demi Kristus, kami
berdoa. Amin.
Bapak, ibu, dan saudara-saudara yang
terkasih, renungan bagi kita pada hari ini tertulis dalam Matius 19: 30
beginilah firman Tuhan:
Tetapi
banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan
menjadi yang terdahulu.”
demikianlah firman Tuhan.
Sebuah buku berjudul Kerajaan yang Sungsang yang ditulis
oleh Donald B. Kraybill menceritakan bagaimana Kerajaan Allah berdasarkan
pengajaran dan teladan Yesus Kristus. Donald Kraybill menjelaskan bahwa
Kerajaan Allah adalah sebuah keadaan yang justru tidak sesuai dengan apa yang
normal dan logisnya terjadi. Ia menjelaskan bahwa di dalam kerajaan tersebut,
yang di atas akan diturunkan dan yang di bawah akan diangkat, yang mulia akan
terhina dan yang hina akan dimuliakan, seperti yang tertulis di dalam ayat ini.
Ini adalah bentuk sungsang atau
jungkir balik dari Kerajaan yang diceritakan kisahnya oleh Yesus. Dalam konteks
Yahudi, mereka yang didahulukan sudah pasti adalah orang yang berkedudukan
tinggi, misalnya bangsawan dan para ulama. Sedangkan mereka yang terakhir
adalah yang tersingkir, baik itu orang miskin, orang sakit, orang-orang dengan
pekerjaan yang hina, perempuan dan anak-anak. Namun, Yesus mengenalkan Kerajaan
Sorga yang terputar balik dari kenyataan saat itu, melalui pengajaran dan
teladan-Nya. Mau mendengar dan memerhatikan mereka yang sakit, miskin, dan
hina, menghargai keseteraan hak untuk perempuan, anak-anak, dan kelompok yang
terabaikan, menentang para petinggi yang tidak baik. Semuanya merupakan suasana
Kerajaan Sorga yang nantinya akan kita nikmati di hari akhir.
Jika kita membaca keseluruhan perikop,
kita bisa melihat bagaimana seorang kaya menanyakan bagaimana manusia
memperoleh kehidupan kekal yang dijanjikan selama ini dalam pengajaran yang
telah ia terima. Ia mengakui bahwa dirinya telah melakukan setiap Perintah
Tuhan, yaitu 10 Hukum Taurat. Lalu Yesus menantang orang kaya tersebut untuk memiskinkan
dirinya demi orang-orang miskin. Secara logika manusia, ia akan merasa sangat
berat apabila harus meninggalkan setiap hasil jerih payahnya demi untuk orang
miskin yang belum tentu ia kenal. Kita saja terkadang berat menolong orang yang
masih terikat hubungan saudara dengan kita, apalagi ketika kita diminta
memberikan hasil keringat kita untuk orang asing.
Yesus menantang orang kaya ini, dan
juga kita, untuk melakukan apa yang di luar logika manusia, tetapi baik untuk
kita dan sesuai dengan ajaran-Nya. Mengalah dan menjadi yang terakhir bukan
berarti kita menjadi kalah dan tersingkir. Allah pasti melihat ketulusan dari
perbuatan baik kita, meski dunia tidak melihat bahkan menolak kita dan apa yang
kita lakukan. Tertolaknya kita oleh dunia, bukan berarti tanda bahwa kita pun
tertolak Tuhan. Justru dari ayat hari ini, janji Tuhan adalah menempatkan kita
yang mengalah, terakhir, dan tersingkir menjadi pemenang, pertama, dan utama.
Inilah sungsangnya Kerajaan Allah yang Yesus ajarkan.
Kita
pun harus menjadi sungsang dari kehendak dan logika dunia yang tidak membawa
kita ke manapun. Dengan meneladani setiap perintah dan tindakan Yesus yang sungsang
dan tidak sesuai dengan logika dunia, kita menjadi sesuai, sejalan, dan layak disebut
penghuni Kerajaan Allah, anak-anak Allah, para sahabat Kristus, dan warga
Kerajaan Sorga. Kesesuaian identitas kita sebagai pengikut Kristus adalah tanda
bahwa kita ada di dalam Kerajaan-Nya. Bahkan dengan menghadirkan kesungsangan
Kerajaan Allah melalui tindakan kita yang meneladani Kristus, “Datanglah
Kerajaan-Mu” bukan hanya sekadar doa yang kita sebutkan, melainkan juga kita
aminkan dan laksanakan dalam kehidupan kita.
Jangan
takut jika kita nantinya harus terhina, tersingkir, dan menjadi yang terakhir
versi logika dunia saat kita melakukan apa yang benar di mata Allah. Memang
sudah menjadi tugas kita untuk menjadi sungsang dengan dunia. Karena setiap
pengikut Kristus pastinya lebih menginginkan menjadi yang pertama bersama-Nya
daripada menjadi yang pertama di mata dunia tetapi terakhir di mata-Nya. Selamat
menjadi sungsang dari kebenaran dunia. Kiranya Tuhan menguatkan kita menghadirkan
Kerajaan-Nya yang sungsang dengan logika dunia di bumi seperti di Sorga. Amin.
Doa
Penutup: Bapa di dalam Sorga, kami belajar bahwa
kehendak-Mu, teladanMu, dan Kerajaan Sorga yang Engkau beritakan merupakan
sebuah Kerajaan yang sungsang, terbalik dari logika pikir dunia ini. Kami
mungkin masih berpikir bahwa kami harus menjadi yang pertama dan terutama versi
dunia ini. Kami mengejar setiap mimpi kami menjadi yang pertama di dunia dengan
cara apapun. Bahkan mungkin kami sempat melakukan hal yang buruk di mata-Mu
demi mimpi kami itu. Kini kami belajar bahwa kami sebagai bagian dari
Kerajaan-Mu harus menjadi sungsang, menjadi terbaik dari logika dunia ini.
Seperti dalam doa yang Kauajarkan pada kami, ajar kami untuk benar-benar
mendatangkan Kerajaan-Mu yang sungsang itu di bumi ini agar bumi ini menjadi
sama seperti Sorga. Bantu dan kuatkan kami untuk menjadi sungsang seperti yang
Engkau ajarkan dan lakukan. Pakailah kami menjadi alat-Mu untuk mendatangkan
Kerajaan-Mu di bumi. Bentuklah kami untuk berani dan kuat dalam menantang
logika dunia yang tidak sejalan dengan kehendak-Mu.
Kasih
karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus
menyertai kita sekalian. Amin.
C.Pdt. Maranata Nianggolan, S.Si (Teol) – Calon Pelayan di Kantor
Biro SMIRNA HKBP.