Renungan Harian HKBP | 23 Maret 2024

Doa Pembuka: Bapa kami yang disurga, kami mengucap
syukur untuk berkatMu yang terus menerus kami rasakan dalam hidup kami. Kami
dapat melakukan aktivitas kami pada hari ini dengan sukacita yang daripada
Engkau. Kami akan mendengarkan FirmanMu, bukalah hati dan pikiran kami untuk
dapat memahami firmanMu, dan kuatkanlah kami agar kami mampu melakukan firmanMu
dalam hidup kami sehari-hari. Terima kasih Tuhan, dalam nama AnakMu Yesus
Kristus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.

Renungan

Lukas 16:10

‘’ Barangsiapa
setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar.
Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga
dalam perkara-perkara besar
.’’

Bapak, Ibu, dan Saudara-saudari yang
terkasih dalam Kristus Yesus, kira-kira apa yang paling sering dan terus
menerus diminta manusia di dalam doanya? Sebagian orang akan menjawab di dalam
doa, kami meminta kesehatan, kami meminta umur yang Panjang, dan lain
sebagainya. Tetapi tidak sedikit juga yang akan terus menerus meminta
kekayaan/rejeki yang melimpah dalam hidupnya. Mungkin kekayaan bisa menjadi
salah satu sumber kebahagiaan bagi manusia, sehingga tidak sedikit yang setiap
berdoa akan meminta kekayaan.

Renungan kita hari ini merupakan
perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus kepada murid-muridNya untuk mengajarkan
prinsip-prinsip kerajaan Allah. Perumpamaan ini tentang seorang tuan yang
memberikan tanggung jawab kepada seorang pengurus atau sering kita sebut
bendahara untuk mengelola harta tuannya tersebut. Namun, bendahara itu tidak
menjalankan tanggung jawabnya dengan menghambur-hamburkan harta tersebut.
Karena perbuatannya itu, bendahara itu dipecat dari pekerjaannya.

Melalui perumpamaan itu, Yesus hendak
mengajarkan kepada murid-muridNya dan kepada kita semua bahwa seseorang yang
mampu setia dalam hal yang kecil, akan setia juga dalam hal yang besar. Allah
memperhatikan setiap tindakan dan sikap kita, baik yang besar maupun yang
kecil. Oleh karena itu, kita diminta untuk hidup dengan integritas dan
kesetiaan dalam setiap aspek kehidupan kita, karena hal itu mencerminkan
hubungan kita dengan Allah dan orang lain.

Bapak, Ibu, dan Saudara-saudari sekalian, ketika kita meminta
dalam doa kepada Tuhan, khususnya meminta rejeki atau kekayaan tentu kita
mengharapkan doa itu akan didengar dan dikabulkan oleh Tuhan. Terkadang, kita
meminta hal yang besar, namun gagal dalam mempertanggung jawabkan hal yang
kecil. Jika hal kecil yang kita miliki saja tidak dapat menjadi berkat bagi
orang disekitar kita, bagaimana kita akan mempertanggung jawabkan hal besar
yang kita minta kepada Tuhan melalui tindakan dan perbuatan kepada orang
disekitar kita. Maka, mari kita renungkan, apakah saat ini kita sudah mampu
setia dalam hal kecil dan mampu bertanggung jawab sampai akhir? Atau
sebaliknya, tidak mampu setia dalam hal kecil. Bukankah hal besar yang
diberikan Tuhan kepada kita menjadi sia-sia apabila kita tidak dapat menjadi
berkat bagi sekeliling kita. Apalah guna isi dompet kita penuh, tetapi orang
disekitar kita banyak yang tidak mendapat makanan?

Lukas 16: 10 ini menekankan pentingnya kesetiaan dan tanggung
jawab dalam hal-hal kecil sehari-hari. Allah peduli dengan bagaimana kita
memperlakukan hal-hal yang tampak sepele dalam kehidupan kita, seperti
kejujuran dalam urusan kecil, pengelolaan waktu, dan tugas-tugas sehari-hari.
Kesetiaan dalam hal-hal kecil mencerminkan karakter sejati seseorang. Prinsip
ini menyiratkan bahwa seseorang yang setia dalam hal-hal kecil juga akan setia
dalam hal-hal besar. Ini berarti karakter seseorang terbentuk dari bagaimana ia
menangani tanggung jawab kecil dalam hidupnya. Jika seseorang tidak dapat
diandalkan dalam hal-hal kecil, sulit untuk mempercayakan tanggung jawab yang
lebih besar kepada mereka. Kesetiaan dalam hal-hal kecil dalam kehidupan
sehari-hari juga mencerminkan kesetiaan kita dalam hubungan kita dengan Allah.
Ketaatan dalam hal-hal kecil terhadap prinsip-prinsip iman Kristen merupakan
bukti dari kedalaman iman kita dan komitmen kita kepada Tuhan.

Pesan yang juga hendak disampaikan ayat ini adalah sebuah
peringatan tentang risiko kegagalan dalam hal-hal besar karena ketidaksetiaan
dalam hal-hal kecil. Kesalahan-kesalahan kecil, seperti ketidakjujuran atau
kecerobohan, dapat menjadi pintu masuk bagi kegagalan yang lebih besar dalam
kehidupan kita.

Dengan demikian, Lukas 16:10 mengingatkan kita akan
pentingnya kesetiaan, integritas, dan tanggung jawab dalam kehidupan kita
sebagai pengikut Yesus Kristus. Ayat ini menuntun kita untuk hidup dengan penuh
perhatian terhadap setiap tindakan kita, karena hal itu mencerminkan karakter
kita sebagai anak-anak Allah.

Doa Penutup: Terima kasih Tuhan untuk firmanMu
yang telah kami dengar yang dapat menjadi bekal kami untuk melakukan aktivitas
kami sepanjang hari ini. Tuntunlah kami Tuhan untuk dapat setia dalam hal-hal
kecil dalam hidup kami, bertanggung jawab dengan berkat yang Engkau berikan dan
dapat menjadi berkat juga bagi orang disekitar kami dan agar kami dilayakkan
untuk menerima hal-hal besar dalam hidup kami.  Ke dalam tanganMulah kami menyerahkan hidup
kami sepanjang satu hari ini, Tuhanlah yang senantiasa memberkati kami. Di
dalam nama AnakMu Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.


C.Pdt.
Martina Simanjuntak, S.Th-  LPP I di
Kantor Ephorus HKBP

Scroll to Top