Shalom
bapak/ibu, saudara/i yang terkasih, salam sehat bagi kita semua. Sebelum kita
mendengarkan firman Tuhan saat ini marilah kita memberi waktu sejenak untuk
saat teduh.
Doa Pembuka: Marilah kita
berdoa! Kami sungguh bersyukur ya Bapa, karena
mempunyai Allah seperti Engkau. Semua yang ada pada kami bersumber dariMu.
Terima kasih untuk napas kehidupan yang Bapa berikan kepada kami, sehingga kami
dapat melakukan segala pekerjaan kami di dunia ini. Sebelum kami memulai
pekerjaan dan kehidupan kami dalam satu hari ini, kami mau bersekutu dengan
Engkau, agar kami dikuatkan dan
diteguhkan dalam iman kami. Kami sampaikan doa kami ini hanya di dalam
AnakMu, Tuhan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin
Bapak/Ibu,
saudarai/i yang seiman, Firman Tuhan yang kita dengar pada hari ini, tertulis
dalam Mazmur 99 : 5, demikianlah
bunyinya : “Tinggikanlah TUHAN, Allah
kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya! Kuduslah Ia!”
“Sembahlah
TUHAN Yang Kudus”
Bapak/ibu,
saudara/i yang seiman, kalau kita lihat dari pengalaman hidup kita ya, jikalau
kita memuji seseorang pasti karena kita telah banyak melihat bahkan menerima
kebaikannya dalam hidup kita. Kalau kita katakan “seseorang itu memang orang
baik”, ucapan itu pasti berdasarkan pengalaman bahwa kita memang melihat dia
selalu menolong dan berbelas kasihan kepada orang lain. Demikian juga dengan
teks ini yang menerangkan tentang pujian pemazmur kepada Allah yang dilandasi
oleh pengenalannya akan Allah, sehingga mendorongnya untuk mengajak umat Israel
dan kita untuk meninggikan nama-Nya dan sujud menyembah kepada-Nya. Kekuatan
Allah yang sempurna membuat pemazmur menyerukan : “Tinggikanlah TUHAN, Allah
kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya!” Allah yang menciptakan
langit dan bumi. Jadi tidak ada satupun yang melebihi kekuatan Allah, tidak ada
yang mempunyai kuasa melebihi kuasa Allah. Sudah seharusnya kita membuat Tuhan
jauh lebih tinggi di atas segalanya. Jadi sebenarnya tidak ada yang membuat
kita harus kwatir dan takut di dunia ini, karena kita memiliki Allah yang
berkuasa atas segalanya. Teks ini menerangkan dengan jelas bahwa Tuhan adalah
Raja dari segala raja, satu-satunya Penguasa semesta alam, karena itu semua
makhluk di bawah kolong langit gemetar terhadap-Nya.
Amang/inang,
ajakan pemazmur ini juga mengatakan “sujudlah menyembah kepada tumpuan
kaki-Nya!”. Mengapa kita diharuskan menyembah kepada tumpuan kakiNya? karena
tumpuan kaki Tuhan menggambarkan tentang keadaan manusia yang tidak sebanding
dengan betapa agung dan mulia-Nya Tuhan, sehingga manusia harus sujud
menyembah-Nya dalam kerendahan, kepada tumpuan kaki Tuhan, dan memang
demikianlah seharusnya.
Hal yang
lain yang sangat penting kita lihat juga
adalah, kita harus mengenal dan memahami siapa yang kita sembah. Allah yang
kita sembah adalah Allah yang MahaKudus. Maka dalam teks inipun pemazmur juga
menyerukan Allah sebagai Allah Yang Mahakudus. Sifat Allah yang kudus sebanyak
tiga kali diungkapkan Pemazmur dalam pasal 99 ini yaitu : ayat 3, ayat
5, dan ayat 9. Kata “kudus” mengandung makna
“terpisah” yang menggambarkan bahwa adanya jarak. Jadi, kekudusan
TUHAN menunjuk pada adanya keterpisahan dan jarak antara TUHAN dengan manusia.
Kekudusan TUHAN menyangkut keberadaan dan tindakan TUHAN. Jelaslah bahwa hal
yang mendasar mengapa manusia meninggikan dan menyembah TUHAN adalah karena
kekudusan TUHAN. Walaupun ada “jarak” antara manusia dan Allah karena
kekudusanNya tetapi Allah juga menyatakan sangat mengasihi umat manusia. Kita
bisa melihatnya terutama pada sifat Allah yang mengasihi umat-Nya, tetapi
sekaligus membalas perbuatan umat-Nya (kita baca ayat 8). Karena kasihNya maka
di dalam kekudusan-Nya, ada pengampunan atas dosa yang dilakukan manusia,
tetapi demikian juga kebalikannya, dalam kekudusan-Nya, ada pula penghukuman
terhadap orang yang melawan TUHAN dengan terus berbuat dosa. Allah bukan
menginginkan kematian orang jahat tetapi pertobatannya. Ia yang berkenan
menyucikan kita dari segala dosa, maka Ia memanggil kita untuk
hidup dalam kekudusan dan bertindak sebagaimana teladan-Nya. Maka dari itu
sebagai umat Allah yang Kudus, kita diharapkan menjadi umat yang memiliki kualitas
yang berbeda dari orang lain. Sebagai umat Allah, kekudusan Allah itu harus
menjadi landasan bagi sikap hidup kita. TUHAN mengharapkan jikalau kita memang
menghormati dan mengagungkan kekudusan-Nya maka hal itu harus ditunjukkan
melalui perkataan dan perbuatan dalam kehidupan kita sehari-hari. TUHAN
menghendaki agar kita berjuang menjaga hidup kita, sehingga hidup kita berkenan
kepada-Nya. Kita harus berani berkata “tidak” terhadap ajakan yang
jahat, dan begitu juga kita harus kuat melakukan yang benar, yang berkenan kepada
Tuhan, walaupun banyak tantangannya. Karena sesungguhnya, semua yang kita
katakan dan yang kita lakukan akan kita pertanggungjawabkan kepada Tuhan. Tidak
ada yang tersembunyi dihadapan Tuhan. Jadi tetaplah berdoa dan berjaga-jaga
agar TUHAN yang Kudus mendapati kita senantiasa berjuang untuk hidup dalam
kekudusan di hadapan-Nya. Memelihara kekudusan adalah panggilan hidup yang
seharusnya melekat di dalam diri kita orang yang percaya, yang
memungkinkan Tuhan benar-benar dipermuliakan dalam setiap tindakan dalam
hidup kita.
Sekarang
bagaimanakah dengan kita amang/inang? Apakah kita benar-benar merasakan dan
menyadari kasih dan kuasa Allah dalam hidup kita? Sudahkah kita datang bersujud
dan menyembah Dia, di bawah tumpuan kaki-Nya, karena Dia adalah Tuhan Yang Maha
kudus? Marilah kita bersujud, menyembah
dan memuliakan TUHAN dengan setulus hati dan segenap jiwa kita. Dan jangan
pernah menyerah untuk berjuang melakukan kehendak TUHAN dalam hidup kita. Amin
Doa Penutup: Mari kita
berdoa! Terpujilah Engkau ya Allah, karena melalui
firmanMu hari ini, Engkau kembali mengingatkan kami, agar kami tetap teguh di
dalam iman kami untuk mempercayai kuasaMu. Berilah Roh KudusMu yang mengajari
kami agar kami selalu sujud menyembah di tumpuan kakiMu. Kami mengakui bahwa
Engkau lebih berkuasa atas segala kuasa yang ada di dunia ini. Ajari kami
supaya kami tetap hidup dalam pengharapan, dan berharap hanya kepadaMu saja,
sehingga kami mau berjuang untuk lebih baik lagi dari hari ini, mau berjuang
untuk melakukan yang Engkau kehendaki dalam hidup kami. Terimalah doa
permohonan kami ini, yang kami sampaikan melalui AnakMu Tuhan Yesus Kristus,
Juruselamat kami yang hidup. Amin.
Kasih setia dari Tuhan Yesus Kristus, anugrah
dari Allah Bapa, dan persekutuan Roh Kudus yang menyertai saudara sekalian.
Amin.
Pdt. Susi E.N. Hutabarat, S.Th- Kabag Ibadah di Biro Ibadah Musik HKBP