Doa Pembuka: Tuhan Yesus Kristus Yang Maha
Baik, kami berterima kasih untuk setiap hari yang Engkau berikan kepada kami. Jika sebentar kami akan membaca dan merenungkan firman-Mu,
mampukankanlah kami untuk memahami, menghayati, dan melakukannya secara nyata
dalam keseharian hidup yang penuh pergumulan dan perjungan. Di dalam nama Yesus Kristus kami telah berdoa. Amin.
Efesus 4:22
yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan
kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya
oleh nafsunya yang menyesatkan
Menjadi Manusia Baru?
Ibu, Bapa, saudari/a yang terkasih, setiap orang pasti
senang mendapatkan rumah atau pakaian baru, apalagi sesuai
dengan seleranya. Ketika rumah tersebut rusak, ia dapat merenovasinya. Dan ketika
pakaian tersebut sudah membosankan, ia dapat memperbaruinya dengan model baru,
ditambah berbagai berbagai aksesoris yang unik. Pembaruan tersebut
dilakukan agar yang lama tetap terasa baru dan nyaman digunakan. Namun proses
renovasi atau pembaruan tersebut sering kali tidak mudah, apa lagi jika telah
mengalami berbagai kerusakan,
masalah, dan semakin tua.
Pada masa lalu Rasul Paulus juga mengajarkan soal pembaruan, namun bukan pembaruan pakaian atau rumah, melainkan pembaruan hidup pada jemaat gereja mula-mula di kota Efesus. Ia menuliskan, “Tetapi kamu
bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. Karena kamu telah
mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran
yang nyata dalam Yesus, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan
mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam
kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” (ay. 20-24). Paulus menyatakan bahwa
orang-orang percaya yang telah diperbarui dan menerima keselamatan oleh kasih
karunia Allah adalah manusia baru. Menjadi manusia baru berarti menanggalkan pola kehidupan lama yang telah dirusakkan oleh berbagai ajaran
dan keinginan-keinginan cemar dan menyesatkan. Manusia baru yang tidak hanya menerima kasih karunia, namun ia
juga perlu mewartakan kasih-Nya secara nyata dalam keseharian hidup. Pembaruan hidup itu sendiri akan memancarkan
kekudusan hidup melalui perbuatan baik dan benar di
dalam damai (ay. 22-26). Setiap orang yang menerimanya
melalui perbuatan kita, akan turut merasakan kasih dari Allah.
Ibu, bapak, saudari/a, manusia baru adalah istilah yang biasa
kita dengar di dalam berbagai renungan. Namun sudahkah kita sungguh-sungguh
menjadi manusia baru? Karena menjadi manusia baru, tidaklah mudah. Ada banyak
tantangan, baik di dalam diri kita, maupun dari luar. Sebagai orang-orang percaya, sepatutnya
kita perlu terus belajar untuk menjadi pribadi yang setia meneladani Kristus di
dalam seluruh proses pembaruan hidup. Pembaruan hidup tidak sama dan semudah memperbarui rumah atau pakaian karena
pembaruan hidup lebih banyak mengalami berbagai masalah dan tantangan. Roh
Tuhan akan memberi kekuatan bagi kita untuk melakukannya. Menjadi manusia yang
terus diperbarui akan teruji saat kita mengalami berbagai pergumulan dan perjuangan hidup. Melalui
Roh-Nya Yang Kudus kita akan selalu dikuatkan dan dimampukan untuk memperbarui diri dan menjadi berkat bagi banyak orang di sekitar kita, bagi kemuliaan Allah.
Sebagai manusia baru marila kita mengingat pesan Rasul Paulus yang
menuliskan, “Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang
kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah
mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan
dan korban yang harum bagi Allah” (Ef. 5:1-2). Amin.
Doa Penutup: Allah Yang Maha Baik, kami mengucap syukur karena penyertaan,
pertolongan, kasih karunia, dan damai sejahtera-Mu tidak pernah berakhir dalam kehidupan kami. Engkau begitu setia mengasihi, menuntun,
menopang, dan menyertai kehidupan kami dalam segala masa yang terjadi, bahkan
saat kami mengalami kehancuran dan ketakutan yang begitu menekan. Karenanya, ya Tuhan,
jadikanlah kami kuat dan mampu diperbarui menjadi manusia baru, sesuai dengan
kehedak-Mu, untuk dapat menghadapi berbagai pergumulan dan perjuangan hidup. Demikianlah
permohonan kami. Di dalam nama Yesus Kristus kami telah berdoa. Amin.
Pdt. Franciska Marcia J. Silaen – Pendeta
Fungsional Biro Sekolah Minggu HKBP