Doa Pembuka: Allah Bapa di sorga, kami bersyukur
buat nafas kehidupan dan hari yang baru yang telah Engkau karuniakan bagi kami
pada hari ini. Sejenak kami akan mendengarkan firmanMu, kiranya Roh Kudus
menerangi hati dan pikiran kami agar dapat menerima dan memahami firmanMu.
Dalam Kristus Yesus kami berdoa. Amin.
MENUNJUKKAN KASIH KRISTUS DALAM SALING
MEMBANTU, RENDAH HATI, LEMAH LEMBUT DAN SABAR
Nas: Efesus 4:2: ”Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut,
dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu”
Saudara-saudari
yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, membicarakan tentang panggilan kita
sebagai pengikut Yesus Kristus yang sejati tentulah merupakan sebuah kewajiban
yang harus kita penuhi sepanjang perjalanan kehidupan kita. Sebagai pengikut
Kristus, seluruh aktivitas, pikiran, perkataan dan perbuatan kita hendaknya
mencerminkan perilaku yang telah diteladankan serta dikehendaki oleh Yesus
Kristus, Juruselamat kita. Sehubungan dengan topik perilaku para pengikut
Kristus, Firman Tuhan hari ini menyapa dan mengingatkan kita tentang pentingnya
kehidupan para pengikut Kristus berpadanan dengan panggilan tersebut. Rasul
Paulus melalui suratnya kepada jemaat Efesus mengingatkan agar setiap pengikut
Kristus menghidupi kehidupannya sepadan dengan teladan yang diterimanya dari
Kristus. Keadaan Paulus sedang berada di dalam penjara ketika dia menuliskan
suratnya ini, dia dipenjarakan bukan karena suatu tindakan kejahatan namun
karena pemberitaan Injil yang tidak disukai para penguasa pada waktu itu. Namun
dalam situasi yang tidak kondusif sedemikian itu rasul Paulus mengingatkan
betapa pentingnya kehidupan orang percaya menjadi contoh dan teladan yang baik
dalam masyarakat di mana dia berada.
Melalui
nas renungan ini kita sebagai pengikut Yesus dinasihatkan tentang 2 (dua)
perbuatan yang dikehendaki Tuhan. Pertama, hidup dalam kerendahan hati, lemah
lembut dan sabar, dalam terjemahan NIV disebutkan: Be completely humble and gentle; be patient.
Ketiga kata ini merupakan istilah yang sering kita jumpai dalam pengajaran
Tuhan Yesus dan yang diteruskan oleh para rasul, termasuk rasul Paulus. Tentang
kerendahan hati, Yesus mengajarkan para muridNya untuk hidup dalam kerendahan
hati meneladani Dia yang menunjukkan kerendahan hati, sebagaimana dikatakan
dalam Matius 11:29, ”Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu, karena
Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan”.
Sehubungan dengan itu, Paulus dalam salah satu suratnya menasihatkan orang
percaya supaya ”… tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang
sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang
lain lebih utama dari pada dirinya sendiri” (Flp 2:3). Sifat dan perilaku kerendahan
hati membutuhkan ketulusan hati, komitmen yang kuat dan pengorbanan diri bahkan
pengosongan diri untuk tidak mencari kepentingan sendiri, puji-pujian yang
kosong melainkan menganggap orang lain lebih utama dari diri kita sendiri.
Selanjutnya, sifat lemah lembut. Dalam pengajaranNya yang dikenal sebagai
Khotbah di Bukit, Tuhan Yesus menyatakan kebahagiaan orang yang lemah lembut:
”Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi” (Mat
5:5). Sikap lemah lembut sangat dibutuhkan dalam persekutuan sesama orang
percaya maupun juga dalam memberitakan Injil kepada orang yang ragu-ragu maupun
belum percaya, dalam memberitakan iman dan pengharapan yang ada dalam diri kita
yang harus dilakukan dengan lemah lembut dan hormat (1 Ptr 3:15). Perilaku
selanjutnya adalah kesabaran, yang dalam bahasa Yunani disebut makrotumias,
yang juga dapat berarti ”kelapangan hati”. Kesabaran merupakan salah satu ciri
dari perbuatan kasih sebagaimana Paulus mengatakan: ”Kasih itu sabar; kasih itu
murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong” (1
Kor 13:4). Kesabaran sangat diperlukan di tengah-tengah keadaan zaman kita yang
dipenuhi dengan sifat ketergesa-gesaan, serba instan, serba mudah dan cepat;
terlebih lagi kesabaran hati sangat dibutuhkan dalam menghadapi berbagai
tantangan dan berbagai kesulitan bahkan segala perilaku yang jahat dari orang
lain yang ditujukan kepada kita, bisa berupa ejekan, cemoohan, hujatan,
fitnahan dan berbagai perilaku yang menyerang diri kita. Sebagai perwujudan
tindakan kasih, kesabaran sangat dibutuhkan dalam diri orang percaya di
tengah-tengah gemuruh pergolakan di dunia ini.
Nasihat
yang kedua, tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu. Perkataan ini
bertujuan menasihatkan setiap orang percaya agar menghidupi perbuatan saling
membantu dalam kasih Kristus. Kata
”kasih” dalam ayat ini berasal dari bahasa Yunani agape, yaitu tindakan
kasih yang murni, tanpa pamrih, tidak mengharapkan imbalan maupun balas jasa
dari orang lain. Demikianlah kasih itu seharusnya menjadi pengendali segenap
kehidupan kita, yang terwujud dalam pikiran, perkataan dan segala tindakan
nyata kita setiap harinya. Dengan kata lain, tidak ada satupun aktivitas
kehidupan kita yang dijalankan tanpa dikendalikan oleh kasih. Perbuatan
saling membantu juga merupakan bagian dari memenuhi hukum Kristus, sebagaimana
dikatakan: ”Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi
hukum Kristus” (Gal 6:2). Sudah menjadi identitas para pengikut Yesus untuk
hidup saling membantu, bertolong-tolongan, saling memperhatikan satu dengan
yang lainnya dalam kasih Kristus. Di tengah-tengah situasi dunia kita dewasa
ini yang dipenuhi dengan sifat egoisme, mementingkan diri sendiri, acuh tak
acuh atau ketidakpedulian terhadap penderitaan sesama; justeru di situlah
pentingnya para pengikut Yesus menunjukkan sikap saling membantu dalam kasih
Kristus.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan Yesus, apabila
ditanyakan kepada kita, sudahkah kita melakukan sifat dan perbuatan rendah
hati, lemah lembut, sabar dan saling membantu dalam kasih Kristus? Untuk
menjawab pertanyaan ini tentulah dibutuhkan ketulusan hati, tekad atau komitmen
yang teguh, kemauan yang kuat dan bahkan menuntut adanya pengorbanan diri. Sapaan
Firman Tuhan hari ini dengan jelas menasihatkan bahwa teladan kita dalam
melakukan tindakan kasih adalah Tuhan Yesus itu sendiri. Dalam menjalankan misi
penyelamatan manusia berdosa, Alkitab mencatat: Tuhan Yesus telah datang ke
dunia yang penuh dosa ini, mengosongkan diriNya, menjadi hamba dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam
keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib (band. Flp 2:7-8). Tuhan Yesus begitu
mengasihi umat manusia berdosa dan perwujudan kasihNya itu adalah dengan memberikan
nyawaNya sendiri sebagai persembahan dan kurban yang harum bagi Allah. Teladan
pengorbanan Yesus inilah yang menjadi panutan kita sehingga sebagai pengikutNya
kita pun haruslah hidup di dalam kasih dan mewujudkan kasih itu dalam perbuatan
rendah hati, lemah lembut, sabar dan saling membantu dalam kasih. Masih banyak
contoh tindakan kasih yang dapat kita lakukan secara konkrit dalam kehidupan
keseharian, dimulai dari lingkungan terkecil: keluarga, tetangga, gereja,
masyarakat, negara hingga akhirnya dunia. Perbuatan kasih itu sangat dibutuhkan
di tengah-tengah dunia yang cepat berubah oleh karena perkembangan teknologi
yang semakin canggih, namun juga banyak ditandai dengan sifat egois,
individualisme, permusuhan dan tingkat persaingan yang sangat tinggi. Hanya
dengan perbuatan kasih kita dapat menerangi dan menggarami dunia ini agar
seturut dengan kehendak Tuhan. Mother Theresa, seorang biarawati dan pejuang
kemanusiaan yang mengabdikan sebagian besar hidupnya bagi pelayanan terhadap
orang-orang miskin, dengan tepat mengatakan: “Not all of us can do great things. But we
can do small things with great love”, terjemahan sederhana: “Tidak semua dari kita dapat melakukan hal-hal besar.
Tetapi kita dapat melakukan hal-hal kecil dengan penuh cinta kasih”. Oleh sebab
itu, di manapun kita berada, dalam situasi dan kondisi bagaimanapun yang kita
hadapi, hendaklah senantiasa bersikap rendah hati, lemah lembut, sabar dan
saling menolong dalam kasih, meneladani kasih Kristus, sebagaimana yang Allah
kehendaki dalam hidup kita. Amin.
Doa Penutup: Ya Tuhan Allah Bapa kami, terima kasih
atas sapaan firmanMu hari ini, yang telah mengingatkan kami untuk hidup dalam
kasih dengan meneladani kasih Yesus Kristus Tuhan kami yang telah datang ke
dunia ini menyerahkan hidupNya di kayu salib menjadi tebusan bagi kami orang
berdosa. Ajarlah kami senantiasa untuk hidup dalam kasihMu melalui tindakan
nyata kami, melalui sifat dan perbuatan yang dipenuhi dengan kerendahan hati,
kelemahlembutan, kesabaran dan saling menolong di dalam kasih Kristus. Jadikanlah
kami sebagai saksi-saksi Kristus yang memberitakan InjilMu melalui sikap dan
perilaku kami yang meneladani kasih Kristus dalam setiap langkah perjalanan
hidup kami. Dalam Kristus Yesus, Tuhan yang telah mengasihi kami, dengarlah doa
permohonan kami. Amin.
Pdt. Herwin P. Simarmata, M.Th- Kepala Biro Kategorial Ama dan Lansia