Syalom, sebelum kita
mendengarkan renungan harian pada hari ini, marilah kita berdoa terlebih
dahulu, kita berdoa!
Doa Pembuka: Bapa kami yang bertahta
tinggi di kerajaan Surga yang kudus, kami mengucap syukur atas karunia
kehidupan yang masih kami rasakan pada hari ini. Sebelum kami memulai aktifitas
kami pada hari ini, kami mau untuk mendengarkan tuntunan-Mu dalam kehidupan
kami. Karena itu, ajarlah kami untuk dapat melakukan Firman-Mu setiap hari, di
dalam seluruh aras kehidupan kami. Di dalam nama-Mu saja, kami berdoa dan
bersyukur. Amin.
Saudara yang terkasih,
firman Tuhan yang menyapa kita pada hari tertulis dalam Pengkhotbah 8:15,
saya akan membacakannya bagi kita semua.
Oleh sebab itu aku memuji
kesukaan, karena tak ada kebahagiaan lain bagi manusia di bawah
matahari, kecuali makan dan minum dan bersukaria. Itu yang
menyertainya di dalam jerih payahnya seumur hidupnya yang diberikan Allah
kepadanya di bawah matahari.
Demikian Firman Tuhan.
Pernahkah kita
memperhatikan bagaimana ekspresi yang diperlihatkan oleh seorang anak kecil
ketika ia sedang makan makanan kesukaannya? Umumnya banyak dari mereka akan
menyeringai sambil berkata kecil “Uhmmm”, atau ia akan melihat ke arah orang
tuanya sambil bergoyang-goyang kecil sembari mengunyah dengan mulutnya yang
penuh terisi makanan. Ekspresi ini adalah hal yang sangat natural yang
diperlihatkan seorang manusia “kecil” jika ia merasa Bahagia dengan makanan
yang ia miliki.
Dalam renungan kita pada
hari ini, Pengkhotbah berusaha untuk mengingatkan setiap orang percaya yang
mendengarkan bahwa sesungguhnya ada banyak sekali hal yang terjadi dalam hidup
manusia namun sukar untuk dimengerti. Pengkhotbah pasal 8:9-17 secara spesifik
diberi judul “Pekerjaan Allah tidak dapat diselami manusia”. Dalam hidupnya,
manusia memang sering kali diperhadapkan dengan hal-hal yang tidak bisa
langsung dimengerti, sebab tentu banyak hal terjadi di luar keinginan kita.
Ketika sudah melakukan hal baik, apa yang kita terima belum tentu sesuai dengan
ekpektasi kita. Sebaliknya, terkadang kita jelas melihat cara hidup seorang
yang tidak taat pada Allah, namun ia terlihat hidup dengan sangat bahagia.
Hal-hal ini tentu menimbulkan banyak sekali pertanyaan di benak kita. Oleh
karena itulah Pengkhotbah mengingatkan kita pada hari ini bahwa pekerjaan Allah
memang tidak akan mudah diselami manusia, seberapa besarpun usaha manusia, kita
tidak akan benar-benar dapat memahaminya.
Jika demikian, lantas
apakah manusia tidak perlu untuk berusaha memahami jalan-jalan Allah? Tentu
saja boleh, namun alangkah lebih baik bagi kita untuk lebih berfokus kepada
kebahagiaan kita menjadi anak-anak Allah. Firman Tuhan dalam Pengkhotbah 8:15
yang kita dengarkan pada hari ini mengajak kita untuk menikmati hal-hal yang
telah Allah sediakan bagi kita di dunia ini, sebagaimana seorang anak kecil
yang sangat senang menikmati makanan yang dihidangkan di hadapannya. Ia tidak
memikirkan tentang apakah makanan seorang di sana lebih nikmat dari yang ia
miliki? Atau apakah ia akan punya makanan yang sama enaknya esok hari? Ia tidak
memikirkannya sebab yang penting baginya adalah makanan milikinya saat ini
sangat enak, dan dia bersukacita atas hal itu.
Saudara sekalian,
kebahagiaan dan sukacita kita selama kita hidup “di bawah matahari” tentu dapat
saja juga dinikmati oleh orang-orang yang tidak taat kepada Allah. Kita tahu
sekali bahwa Allah mendatangkan hujan dan panas bagi semua orang, kepada yang
taat ataupun yang tidak taat. Akan tetapi percayalah bahwa ketaatan kita kepada
Allah akan membuahkan hasil yang berbeda kelak ketika kita hidup “di atas
matahari”. Seperti syair sebuah lagu yang ditulis oleh Babbie Mason yang
berjudul “Trust His Heart”: God is too wise to be mistaken, God is too good
to be unkind, so when you don’t understand, when you don’t see His plan, when
you can’t trace His hand, trust His Heart, marilah kita tetap bersukacita
dan berbahagia dengan apa yang telah Allah sediakan. Sekalipun sulit untuk
memahami hikmat-Nya, jangan pernah kita ragukan dengan apa yang telah Allah rancangkan
bagi kita yang taat kepada-Nya. Amin.
Doa Penutup: Bapa terima kasih atas
sapaan Firman-Mu dalam kehidupan kami. Engkau tau ya Tuhan bahwa kami adalah
makhluk yang rentan dan rapuh, karena itu kami memohon kekuatan dan penyertaan
Tuhan selalu dalam hidup kami. Ajar kami ya Tuhan untuk dapat selalu mensyukuri
setiap hal yang telah Tuhan sediakan bagi kami di dunia ini dan mampukan kami
ya Bapa untuk selalu memercayai setiap rancangan-Mu. Di dalam nama-Mu yang
besar, kami berseru dan memohon kepada-Mu. Amin.
Pdt. Cintya Crisna Pardede, M.Th – Pendeta Fungsional di BIRO TIK HKBP