Syalom, selamat pagi untuk kita semuanya. Semoga kita semua dalam
keadaan sehat dan sukacita. Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang terkasih di dalam
Kristus Yesus. Salam sejahtera bagi kita semua. Kita berjumpa kembali dalam
renungan harian Marturia HKBP pada hari ini, Senin, 27 Februari
2023. Sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan, marilah kita saat teduh sejenak.
Doa Pembuka: Ya Bapa, saat ini kami anak-anakMu berdoa, memohon kasih dan
karuniaMu supaya Engkau selalu memberkati kami. Kami yang akan mendengar
firmanMu hari ini, berserah dalam tanganMu, supaya Engkau memberikan penyertaan
serta hikmat dan berkatMu. Bawalah kami untuk mengerti dan memahami FirmanMu,
dan biarkan hati kami terbuka untuk menerima dan menjalankan perintahMu. Terima kasih
Bapa, kiranya hanya kasih setiaMu yang menyertai kami mulai dari hari ini
hingga selama-lamanya. Amin.
Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang terkasih di dalam Kristus Yesus, yang
menjadi renungan kita pada hari ini tertulis dalam Imamat 19 : 17 “Janganlah
engkau membenci saudaramu di dalam hatimu, tetapi engkau harus berterus terang
menegor orang sesamamu dan janganlah engkau mendatangkan dosa kepada dirimu
karena dia”
Judul: Janganlah Menyimpan
Rasa Dendam
Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang
terkasih di dalam Kristus Yesus. Menurut Imamat 19:17,
Orang yang mendendam pasti memiliki hati yang tidak bersih, biasanya pikirannya
akan dipenuhi dengan rencana-rencana jahat. Keinginan membalas sakit hati
seringkali membuat orang tidak bisa berpikir jernih. Semakin mendendam semakin
dibawa kepada tindakan jahat lainnya.
Lebih baik menegur daripada membenci dia karena kerugian yang
didatangkannya atas dirimu. Jika kita melihat sesama kita memperlakukan kita
dengan tidak benar, janganlah kita diam-diam menyimpan rasa dendam terhadapnya
dan menjauhkan diri darinya. Janganlah pula membicarakan dia di belakang, baik
yang jelek seperti yang biasa dilakukan sebagian orang yang pandai menutupi
rasa tidak senang mereka sampai mereka beroleh kesempatan melampiaskan dendam
(2 Sam. 13 : 22). Sebaliknya kita lebih baik mengungkapkan kekesalan kita
dengan kelembutan hikmat, berusaha menjelaskan saudara kita perihal kerugian
yang telah ditimbulkannya, memperbincangkan perkara itu bersamanya dengan adil,
sehingga dengan demikian mengakhiri rasa kesal yang ditimbulkan. Inilah aturan
yang diberikan Juruselamat kita menyangkut perkara ini (Luk. 17 : 3).
Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang
terkasih di dalam Kristus Yesus, sebab itu
tegurlah dia atas dosa yang telah diperbuatnya terhadap Allah, sebab engkau
mengasihi dia. Berusahalah mengajak dia bertobat, supaya dosanya dapat diampuni
dan ia dapat berbalik darinya sehingga dosa itu tidak tertanggung atasnya.
Perhatikanlah, teguran yang bersahabat merupakan kewajiban kita terhadap satu
sama lain. Kita harus memberikan dan menerimanya dalam kasih. Biarlah orang benar memalu dan menghukum
aku, itulah kasih (Mzm. 141 : 5). Seseorang
kawan memukul dengan maksud baik (Ams. 27 :
5 – 6 ). Di sini diperintahkan dengan tegas, “engkau harus berterus
terang dalam melakukannya dan tidak mengabaikannya dengan alasan apa pun”.
Kesalahan yang kita datangkan karena tidak mau menegur: Hal itu
dipandang di sini sebagai membenci sesama kita. Kita bisa saja berdalih, “Ia
sahabat yang begitu kukasihi, dan oleh sebab itu aku tidak akan membuatnya
merasa tidak nyaman dengan menjelaskan kesalahannya”. Sebaliknya, kita lebih
baik berkata, “oleh sebab itu aku mau berbuat baik untuk dia dengan menjelaskan
kesalahannya”. Kasih memang menutupi dosa dari orang lain, namun tidak dari
pendosa itu sendiri.
Celaka yang kita akibatkan karena tidak mau menegur; kita akan
mendatangkan dosa kepada diri kita karena dia. Apakah kita harus menolong
keledai musuh yang jatuh tertimpa bebannya, sementara jiwa seorang teman tidak
kita pedulikan? (Kel. 23 : 5).
Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang
terkasih di dalam Kristus Yesus. Janganlah
kita berniat jahat terhadap siapapun: janganlah engkau menuntut balas, dan
janganlah menaruh dendam. Seperti pada ayat 17 mengatakan janganlah engkau
membenci saudaramu di dalam hatimu, sebab niat jahat sama dengan memulai
pembunuhan. Jika saudara kita mendatangkan kerugian kepada kita, janganlah kita
berbuat yang sama kepadanya, sebab itu disebut menuntut balas. Janganlah kita
pada setiap kesempatan mencela dia, sebab itu di sebut menaruh dendam.
Sebaliknya, kita harus memaafkan dan melupakannya, sebab demikian jugalah kita
diampuni Allah. Sangatlah jahat dan merusak persahabatan, bila kita menyimpan
rasa kesal terhadap penghinaan dan kesalahan yang diperbuat terhadap kita dan
membiarkan pedang makan terus-menerus.
Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang
terkasih di dalam Kristus Yesus. Memiliki dendam terhadap
orang lain sama artinya belum bisa mengampuni kesalahan orang lain.
Alkitab menegaskan bahwa jika kita tidak mau mengampuni orang lain, maka Bapa
di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan kita (Mat. 6:14-15);
artinya dendam hanya akan menghalangi hubungan kita dengan Tuhan, termasuk
menghalangi doa-doa kita. Daud berkata, “Seandainya ada niat
jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar.” (Mazmur
66:18). Dendam tidak pernah membawa kepada kebaikan, sebaliknya hanya
akan membuat hidup menderita. Rasul Paulus menasihati,
“Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang
lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan
telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.” (Kolose
3:13). Amin.
Doa Penutup: Kami sungguh berterimakasih buat penyertaanMu kepada kami pada
pagi hari ini. Melalui renungan ini kami diingatkan untuk lebih baik menegur
daripada membenci saudara kami karena kerugian yang didatangkannya atas diri
kami. Ajari kami Tuhan agar tidak menaruh dendam dalam hidup kami tetapi
ingatkan kami untuk selalu mengampuni saudara kami yang melakukan kesalahan
kepada kami. Karena Engkau telah lebih dahulu mengampuni kami. Jangan biarkan
kami jatuh ke dalam dosa karena sifat keegoisan yang kami perbuat di dalam
hidup kami. Tetapi tuntunlah hidup kami agar selalu hidup di jalan kebenaranMu.
Engkau sangat baik dan luar biasa dalam mengampuni segala dosa dan pelanggaran
yang telah kami perbuat di dalam hidup kami. Namun bimbimbinglah kami agar kami
mendapatkan hidup yang kekal yang daripada Engkau Tuhan. Kami serahkan segala
pekerjaan dan aktivitas kami pada hari ini untuk menjadi kemuliaan bagi namaMu.
Kiranya Tuhan melindungi dan memberkati kami semuanya. Kiranya Tuhan menghapuskan
segala dosa dan pelanggaran kami agar kami mendapatkan berkatMu. Di dalam Tuhan
Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.
Anugerah Tuhan Yesus Kristus, Kasih setia Allah Bapa dan
persekutuan dari Roh Kudus, kiranya menyertai kita sekalian. Amin.
C.Bvr. Esra Erni Lumaida Butarbutar, S.Ag-Biro
Ibadah Musik HKBP