Doa
Pembuka: Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal
dan pikiran manusia, itulah kiranya memberkati hati dan pikiranmu, dalam
Kristus Yesus, Tuhan dan Juruselamat kita yang hidup. Amin.
Nats Renungan: ROMA 3 : 26
“Maksudnya
ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia
benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus.”
Saudara-saudara
yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,…!
Nats
renungan hari ini, Roma 3:26, adalah satu bagian (satu perikop) mulai ayat 21 –
31, yang di Alkitab terbitan LAI diberi judul: “Manusia dibenarkan karena
iman.” Kalau satu perikop itu kita baca, kita akan menemukan kebenaran, bahwa
tidak mungkin manusia dibenarkan karena melakukan Hukum Taurat. Mengapa
demikian? Karena tidak ada orang yang mungkin mampu atau sanggup melakukan
Hukum Taurat secara sempurna. Sementara kalau kita membaca Alkitab, Tuhan yang
telah memberikan Hukum Taurat kepada bangsa Israel melalui Musa di gunung Sinai
(hal tersebut dapat kita baca di kitab Keluaran pasal 19 dan pasal 20), mengapa
pula manusia tidak dapat dibenarkan karena melakukan Hukum Taurat?
Maka yang menjadi pertanyaan: Apa fungsi atau kegunaan
Hukum Taurat dalam kehidupan kita sebagai orang percaya atau sebagai orang
beriman? Hukum Taurat itu seperti cermin. Bila kita bercermin, ada hal-hal yang
kurang beres dalam diri kita; apakah rambut yang kurang rapi sisirannya, apakah
cara berpakaian kita yang kurang rapi, dan lain-lain. Sesudah kita
memperhatikan hal-hal yang kurang beres dengan diri kita di depan cermin, maka
kita akan menindaklanjutinya dengan membereskan; ramput yang kurang rapi, akan
kira rapikan; demikian juga dengan pakaian yang kurang rapi akan kita rapikan.
Agar kita memahaminya, dapat kita baca kitab Yakobus 1:22-25.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,…!
Demikian halnya dengan Hukum Taurat, bila Hukum Taurat
dibacakan di ibadah atau kebaktian Minggu, kita sebenarnya sedang bercermin
akan sikap, perilaku dan perbuatan hidup kita. Tentulah tidak ada manusia yang
sempurna. Tentulah ada sikap, perilaku dan perbuatan kita yang salah; tentulah
kita melakukan dosa. Dengan dibacanya Hukum Taurat, diharapkan orang menjadi sadar
akan kesalahan dan dosa yang diperbuatnya; manusia disadarkan akan
kelemahannya; manusia disadarkan akan hidupnya yang penuh dengan dosa. Manusia
yang menyadari kesalahan dan dosa yang diperbuatkan, tentu akan mendorongnya
untuk memohon pengampunan kepada Tuhan.
Dengan kondisi demikian, apakah manusia dihalangi
untuk sampai kepada Allah? Tentu tidak demikian! Karena jalan Allah bukan hanya
jalan hukuman, tetapi jalan anugerah; bukan melalui perbuatan, tetapi melalui
jalan iman. Kalau dengan melakukan Hukum Taurat, manusia tidak mungkin dapat
selamat; maka Allah membenarkan manusia melalui pengorbanan AnakNya Yesus
Kristus. Hal itu yang tertulis di Roma 3:23-24. “Karena semua orang telah
berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah
dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” Itu sebabnya
di awal renungan ini saya menyarankan supaya kita membaca satu perikop, mulai
dari ayat 21 – 31, agar kita dapat memahami nats renungan hari ini dengan baik
dan benar.
Saudara-saudara, Marthin Luther pun mengatakan: “Tidak
ada manusia yang dibenarkan karena melakukan Hukum Taurat.” Tetapi kita
dibenarkan karena iman kepada Yesus Kristus. Keadilan Allah tidak terletak di
atas Hukum Taurat, melainkan di dalam kasihNya; yang berkenan mengutus AnakNya,
PutraNya Yang Tunggal, Yesus Kristus ke dalam dunia ini, untuk menebus dan
menyelamatkan manusia yang berdosa. Penyelamatan itu dilakukan oleh Tuhan Yesus
melalui kematianNya di kayu salib. Manusia yang seharusnya dihukum dengan cara
disalibkan, karena manusia yang telah melakukan dosa dan kejahatan. Tetapi posisi
kita di kayu salib justru digantikan oleh Tuhan Yesus, agar kita dapat
memperoleh keselamatan. Itu yang dimaksudkan Rasul Paulus dengan yang tertulis
di 2 Korintus 5:21 dikatakan: “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya
menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.”
Melalui renungan ini kita diingatkan, bahwa pada
dasarnya tidak ada orang yang benar di hadapan Tuhan. Kalau pada akhirnya kita
dibenarkan, karena Tuhan yang telah membenarkan kita melalui pengorbanan AnakNya
Yesus Kristus di kayu salib. Upah kita sebenarnya adalah kematian, kalau kita
dengan sadar menghitung betapa banyaknya dosa-dosa yang telah kita perbuat.
Mungkin kita bertanya, bagaimana halnya dengan perbuatan baik, apakah hal itu
tidak berguna lagi, apakah hal itu tidak penting lagi? Perbuatan baik sangatlah
penting (baca: Matius 7:21); tetapi marilah kita melakukan perbuatan baik
sebagai buah dari iman kita kepada Tuhan. Rasul Paulus di kitab Efesus 2:8-10
mengatakan: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan; itu bukan hasil
usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu; jangan ada orang
yang memegahkan diri. Karena kit aini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus
Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia
mau, supaya kita hidup di dalamnya. Amin.
Doa Penutup: Allah Bapa kami yang
bertakhta di dalam Kerajaan Sorga, dalam nama PutraMu Yang Tunggal, Yesus
Kristus Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup. Segala puji dan syukur kepadaMu
Tuhan atas berkat dan anugerahMu, yang dapat kami terima dan rasakan di dalam
hidup kami, terutama pada pagi hari ini. Kami bersyukur karena Tuhan telah
membangunkan kami dari tempat tidur kami masing-masing. Kami bersyukur karena
Tuhan menganugerahkan kepada kami nafas kehidupan dan kesehatan. Kami juga bersyukur,
kalau pagi hari ini kami boleh bersekutu dengan FirmanMu. Kiranya FirmanMu itu
menjadi penuntun bagi untuk melakukan kehendakMu dan dapat hidup seturut dengan
kehendakMu. Pada pagi hari ini, kami akan memulai aktivitas dan pekerjaan kami,
kiranya Tuhan menyertai dan memberkati kami. Beri kami kesungguhan dalam
bekerja, agar kami dapat bekerja dengan baik. Berkati apa yang kami kerjakan,
agar kiranya menjadi saluran berkat Tuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup kami
sehari-hari. Ingatkan kami untuk senantiasa mensyukuri berkatMu yang telah kami
terima. Berkati keluarga dan sanak saudara kami di manapun mereka berada;
berkati juga orang-orang yang kami kasihi dan yang mengasihi kami; kiranya
Tuhan senantiasa menjaga dan memberkati hidup mereka.
Saudara-saudara kami yang
dalam keadaan sakit, beri mereka kesembuhan. Orang-orang yang sedang menghadapi
pergumulan dan kesulitan dalam hidupnya, kami mohon agar Engkau sertai mereka
dalam menghadapinya; agar mereka dapat memenangkan setiap pergumulan yang
terjadi di dalam kehidupannya. Di atas segala permohonan kami, hapuskan dosa
dan kesalahan yang kami perbuat, agar kami layak di hadapanMu. Dalam Yesus
Kristus kami berdoa. Amin.
Pdt. Manaris Rikson Edianto Simatupang, M.Th –
Bendahara Umum HKBP