Renungan Harian HKBP | 3 Agustus 2024 (1)

Shalom
Saudara-saudariku yang terkasih dalam Kristus Yesus,
para pendengar renungan Marturia HKBP, dimana pun
anda berada semoga dalam keadaan sehat selalu, sebelum kita mendengarkan
renungan pada hari Sabtu 3 Agustus 2024, sebagaimana ayat harian alamanak HKBP,
marilah kita saat teduh sejenak dan berdoa. Kita berdoa!

Doa Pembuka: Segala Puji dan syukur kami haturkan ke hadiratMu
ya Tuhan, atas cinta kasih dan rahmatMu yang tetap mengiringi kehidupan kami.
Pada hari ini Tuhan kami akan mendengarkan firmanMu, yang akan disampaikan oleh
hambaMu sebagai bekal rohani kami, agar firman-Mu menerangi setiap pekerjaan
dan kehidupan kami, sehingga menjadi berkat bagi banyak orang. Untuk itu Tuhan,
persiapkan hati dan pikiran kami sehingga FirmanMu dapat tetap tinggal dan
berbuah didalam hati kami. Didalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus Tuhan, kami
berdoa dan mengucap syukur. Amin

Renungan: Renungan pada hari ini tertulis dalam Hosea
6:3
demikian bunyinya: Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh
mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita
seperti hujan,  seperti hujan pada akhir musim yang
mengairi bumi. 
Demikian firman Tuhan

Bapak
Ibu yang terkasih dalam Yesus Kristus, Tuhan adalah Allah yang terbuka dan
sangat ingin mendekat dengan kita. Dia selalu ada disetiap pikiran/rencana kita
dan disetiap kegiatan kita. Namun kita sering tidak berusaha mendekatkan diri
pada Tuhan. Kita menjalankan rutinitas spiritual yang biasa-biasa saja. Sebagai
ciptaan sering sekali Allahlah yang mengejar dan mendekat kepada kita, bahkan
disaat kita lupa padaNya, justru Allah yang mencari kita. Padahal seharusnya
sebagai ciptaan kita harus sadar akan kekurangan dan kefanaan kita sehingga
kitalah yang harus mencari Allah. Demikianlah juga yang dialami bangsa Israel
yang lupa akan kesetiaan Allah sehingga nabi Hosea harus mengingatkan bangsa
itu tentang kasih Allah yang tidak pernah berubah, sekalipun bangsa itu
meninggalkannya.

Ada
beberapa hal yang membuat kita menjadi lupa untuk mengenal Allah lebih dalam
yakni: pertama, kita terjebak oleh rutinitas harian, kedua, kita lupa memandang
berkat-berkatNya, ketiga, kita merasa sudah cukup dekat dengan Allah padahal
belum. Bahkan yang lebih parah masih ada jemaat yang datang ke gereja setahun
hanya empat kali, ketika ada baptisan kudus, Jumat Agung, Paskah, Natal, Tahun
baru. Inilah yang disebut dengan suam-suam kuku, atau bermusim-musim, seperti
musim mangga atau musim jambu. Ada juga orang yang rajin beribadah tetapi hanya
sekedar pengenalan intelektual terhadap Tuhan, dia belum bisa menyaksikan
kebesaran Tuhan dalam hidupnya sehingga ia kurang berbuah. Inilah yang disebut
dengan kekeringan spiritual, sama seperti pengkhotbah yang berkhotbah tentang
mukjizat tetapi dia sendiri belum menyadari mukjizat dalam hidupnya.

Yang
perlu kita ingat adalah pengenalan akan Tuhan akan membawa hidup dan berkat.
Mengapa Tuhan dalam ayat ini digambarkan seperti fajar dan hujan? Karena Fajar
selalu datang setiap hari, setiap pagi, artinya Tuhan selalu menyertai kita
setiap hari, sedangkan hujan memiliki arti Tuhan dapat diandalkan ketika kita
membutuhkannya disaat panas hidup kita, disaat kekeringan. Tuhan akan datang
memulihkan dan menyegarkan hidup kita disaat kita membutuhkanNya. Keyakinan
kita akan kesetiaan Tuhan akan memberikan harapan dan kekuatan bagi kita. Oleh
karenanya marilah kita semua yang mendengar khotbah ini untuk melatih diri kita
dalam displin doa, menyanyikan lagu pujian, membaca renungan rohani, dan
mengikuti persekutuan rohani serta kegiatan gereja. Juga dapat kita lakukan
melalui aktualisasi diri dalam memberi pertolongan kepada yang membutuhkan dan
mengingatkan orang lain agar mendekat kepada Tuhan seperti yang dilakukan oleh
Hosea. Seperti Handphone (HP) yang tidak bisa jauh dari listrik demikian kita
sebenarnya tidak bisa jauh dari Tuhan. Menjauh dari Tuhan hanya akan menjauh
dari berkat. Seeperti yang dikatakan oleh A.W Tozer “Apa yang muncul dalam
pikiran kita, ketika kita memikirkan Tuhan adalah hal yang terpenting tentang
kita”. Demikian juga Agustin dari Hippo mengatakan bahwa hati manusia tidak
akan pernah tenang sampai ia betul-betul menemukan tempat peristirahatan yang
sesungguhnya yakni dalam Tuhan.

Terakhir,
pertobatan yang tulus adalah langkah awal untuk mengenal Tuhan. Pertobatan yang
terus menerus, mengakui dosa jika melakukan kejahatan caranya adalah dengan membuat
evaluasi diri secara rutin setiap malam luangkan waktu untuk refleksi harian,
memohon pengampunan atas dosa-dosa kita dan berkomitmen untuk hidup lebih baik
keesokan harinya. Sehingga kita boleh simpulkan mengenal Tuhan adalah
memberikan seluruh waktu hidup kita kepada Tuhan. Marilah memberikan kualitas
waktu yang terbaik dan jangan berikan sisa-sisa waktu kita kepada Tuhan.

Bapak
ibu ada sebuah kisah nyata dari John Newton lahir 1725 di Inggris, ayahnya
adalah kapten kapal dan ibunya meninggal ketika dia masih kecil. Pada usianya
ke 11 tahun, dia mulai berkerja di kapal ayahnya dan kemudian menjadi kapten
kapal budak terlibat dalam perdagangan budak Atlantik. Dia menjalani kehidupan
keras dan perilaku kasar. Meskipun ibunya menanamkan nilai-nilai Kristen
kepadanya sebelum meninggal, namun ia jauh dari Tuhan. Tahun 1748 dalam
pelayarannya kapalnya menghadapi badai hebat di Atlantik Utara. Kapalnya hampir
tenggelam dan ia takut kehilangan nyawanya. Dalam ketakutannya ia berdoa kepada
Tuhan meminta pertologan. Badaipun mereda dan kapal selamat. Pengalaman ini
menjadi titik balik dalam hidup Newton, setelah peristiwa itu ia mulai membaca
Alkitab dan menjadi pendeta Anglikan pada 1764 serta melayani di Olney. Lalu ia
menulis himne yang diberi Judul “Amazing Grace” yang terkenal diseluruh dunia
saat ini. Bapak ibu belum ada kata terlambat untuk mengenal Tuhan kita. Selamat
mendekatkan diri kepadanya. Amin

Doa Penutup: Bapa di dalam sorga, terima kasih untuk firman-Mu
yang sudah kami dengarkan, melalui hambaMu. Untuk itu Tuhan kami ajari kami
untuk selalu percaya kepada Tuhan dalam segala situasi sulit
. Tuhan tidak
lupa kami berdoa untuk seluruh jemaat Kristen juga jemaat HKBP dimanapun dalam
situasi apapun, Tuhan kiranya memberikan kesehatan dan rejeki bagi yang belum
dapat kerja. Memberikan pasangan bagi yang merindukan rumah tangga dan
memberikan Anak bagi yang merindukan keturunan. Kami juga memohon Tuhan untuk
seluruh hambaMu yang terus menyampaikan FirmanMu, Pendeta, Guru Huria, Diakones,
Bibelvrow, Evangelis, juga Penatua berikanlah kesehatan dan segala kerinduan
mereka agar dapat terus menyampaikan firmanMu kapanpun dan dimanapun. Didalam
nama Tuhan Yesus Kristus kami sudah berdoa dan mengucap syukur. Kasih Karunia
dari Tuhan kita Yesus Kristus dan Anugerah dari Allah Bapa dan persekutuan
dengan roh Kudus kiranya menyertai saudara/i sekalian hari sampai
selama-lamanya. Amin.

Kasih Karunia
dari Tuhan kita Yesus Kristus dan Anugerah dari Allah Bapa dan persekutuan
dengan roh Kudus kiranya menyertai saudara/i sekalian hari ini sampai selama-lamanya.
Amin.

Pdt. Mikha Uli
Simanungkalit S.Si Teol – Staf Biro Urusan Dana Pensiun HKBP


Scroll to Top