Doa pembuka: Allah Bapa Mahapengasih yang kami sembah dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Kami mengucap syukur dan berterimakasih
buat nafas kehidupan yang masih Engkau berikan hingga saat ini. Sejenak kami akan mendengarkan firmanMu,
kiranya Roh Kudus menerangi hati dan pikiran kami agar dapat menerima dan
memahami firmanMu. Dalam Kristus Yesus kami berdoa. Amin.
Renungan
HIDUP YANG PENUH PENGHARAPAN
Nas: 1
Petrus 1:3
”Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus,
yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh
kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh
pengharapan.”
Bapak, Ibu, Saudara-saudari pembaca dan
pendengar Renungan Marturia HKBP yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus. Surat 1
Petrus ini sering disebut sebagai ”surat katolik atau umum” yang ditujukan kepada
orang-orang Kristen secara umum, yang telah menyebar atau berdiaspora ke
beberapa wilayah provinsi kekakisaran Romawi pada abad pertama. Tujuan surat
ini adalah untuk menggembalakan, menghibur dan menguatkan orang-orang
Kristen perdana pada sekitar tahun 67 M, khususnya di wilayah Asia Kecil yang
menghadapi penganiayaan di bawah pemerintahan Kaisar Nero. Situasi yang terjadi
pada masa itu adalah ketika orang-orang Kristen mengalami berbagai pencobaan
dan penindasan (1:6), mereka difitnah sebagai pelaku-pelaku kejahatan (3:16).
Para ahli sejarah Romawi mengisahkan bahwa pada tahun 64 telah terjadi
kebakaran yang hebat di kota Roma, api membakar kota Roma selama 3 hari 3
malam. Penduduk Roma tidak ragu mengatakan bahwa Kaisar Nerolah yang
bertanggung jawab atas peristiwa itu, karena Nero berencana membangun kota
Roma. Namun, Nero justru mencari kambing hitam dan menjadikan orang Kristen
sebagai pelakunya. Sejak itu orang-orang Kristen telah menjadi korban dari
berbagai macam fitnahan dan penganiayaan yang sangat sadis dan mengerikan
bahkan penyiksaan terhadap orang-orang Kristen itu dilakukan di hadapan umum
dan menjadi tontonan khalayak ramai. Dengan singkat dikatakan bahwa para
pengikut Kristus saat itu menghadapi berbagai penderitaan berupa penganiayaan
dan siksaan karena mempertahankan iman mereka kepada Yesus Kristus. Oleh karena
itu surat 1 Petrus ini bertujuan: pertama, menghibur dan menguatkan iman jemaat
Kristen yang telah menyebar itu dalam menghadapi berbagai penderitaan, supaya
tetap berpengharapan yang kekal yang disediakan bagi orang yang percaya
(1:3-4). Kedua, supaya orang Kristen tetap bertahan dalam imannya, bahkan
bersukacita bersama dengan dan di dalam Kristus (4:12-13).
Secara
khusus dalam nas renungan hari ini, rasul Petrus mengingatkan kembali para
pengikut Kristus agar senantiasa taat dan setia dalam menghidupi imannya. Sehubungan
dengan itu kita melihat ada 2 (dua) pengajaran penting dalam nas renungan ini. Pertama,
orang percaya harus senantiasa bersyukur dan memuji Allah, di dalam nama Tuhan
Yesus Kristus. Sikap hati dan tindakan memuji Allah merupakan prinsip utama
dalam kehidupan para pengikut Yesus sebab segenap hidup dan keberadaan
kehidupan kita di dunia ini berasal dari Allah, Sang Pemberi hidup itu sendiri.
Selain itu, Allah telah mengaruniakan kelahiran kembali dalam kehidupan kita
oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati. Kata “dilahirkan
kembali” (Yunani: anagennao) menunjukkan kelahiran baru yang bersifat
rohani, yang hanya mungkin terjadi melalui karya Allah melalui kebangkitan
Yesus Kristus. Melalui kelahiran kembali itu Allah menganugerahkan kita
kekuatan dan kemampuan menghadapi berbagai kesusahan dan penderitaan yang kita
hadapi. Sama seperti jemaat mula-mula di abad pertama yang mengalami
penderitaan, sebagaimana yang disapa oleh rasul Petrus melalui nas ini,
demikianlah kita yang hidup di masa kini tentu mengalami berbagai bentuk
pergumulan, tantangan, kesusahan dan bahkan penderitaan; namun dalam seluruh
situasi dan kondisi yang sesulit apapun kita harus senantiasa ingat dan setia
memuji serta memuliakan nama Tuhan. Melalui tindakan yang senantiasa bersyukur
dan memuji Allah, kita dimampukan untuk memenangkan segala bentuk pergumulan,
tantangan dan penderitaan yang kita alami.
Pengajaran
yang kedua, hidup orang percaya adalah hidup yang penuh pengharapan.
Rasul Petrus menekankan pentingnya hidup yang penuh pengharapan. Dalam nas ini,
kata ”pengharapan” berasal dari bahasa Yunani ἐλπίς (elpis), yang memiliki pengertian yang luas, yaitu mencakup: pengharapan,
eskpektasi, mempercayai (Inggris: trust) dan juga keyakinan (Inggris: confidence). Jadi,
kalau disebut sebagai orang yang berpengharapan maka dalam pengharapan itu
terkandung sebuah ekspektasi, keyakinan yang kuat bahwa yang kita harapkan itu
kiranya dapat terwujud seturut dengan kehendak Tuhan. Oleh karena itu, orang
percaya walaupun menghadapi berbagai bentuk kesulitan, tantangan dan
penderitaan di dunia ini sudah seharusnya hidup di dalam pengharapan dan
melalui pengharapan itu hidup kita diarahkan pada keselamatan yang diberikan
Allah di dalam Yesus Kristus, Juruselamat kita. Sehubungan dengan pengharapan,
penulis surat Ibrani membantu kita memaknai hubungan yang tak terpisahkan antara
iman dan pengharapan, dalam Ibrani 11:1 dikatakan, Iman adalah dasar dari
segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita
lihat. Jadi, kita sebagai orang yang beriman maka juga sekaligus sebagai orang
yang berpengharapan, yang senantiasa menaruh pengharapan pada kuasa Allah yang
menyelamatkan dan menguatkan kita dalam berbagai kesusahan dan penderitaan.
Bapak, Ibu, Saudara-saudari pembaca dan
pendengar Renungan Marturia HKBP yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus. Kita semua
tentulah pernah memiliki pengharapan dan saya yakin kita semua adalah orang
percaya yang berpengharapan. Kita berpengharapan agar setiap pekerjaan kita
dapat berhasil dengan baik, demikian juga orang yang sedang sakit
berpengharapan memperoleh kesembuhan dari penyakit, bagi para pelajar yang
menghadapi ujian berharap dapat lulus dengan hasil yang baik, para petani
mengharapkan hasil panen yang melimpah, dan masih banyak lagi pengharapan yang
ada dalam diri setiap orang sesuai dengan apa yang menjadi kerinduan maupun
cita-citanya. Dengan singkat dapat dikatakan, kita semua, dari anak-anak hingga
orang yang lanjut usia, memiliki pengharapan yang beraneka ragam namun semuanya
mengharapkan segala bentuk keberhasilan dan kebaikan dari segala sesuatu yang
kita lakukan dalam aktivitas kita setiap hari. Mengenai pengharapan ini, Dr.
Andar Ismail, seorang teolog dan penulis yang produktif, dalam salah satu buku
renungan seri Selamat, mengatakan: “Satu
prinsip utama yang membedakan manusia dengan ciptaan lainnya adalah:
pengharapan, hanya manusia lah yang memiliki pengharapan dan manusia juga yang seringkali
kehilangan pengharapan”. Dari pernyataan ini jelaslah keistimewaan kita sebagai
manusia ciptaan Allah, terlebih lagi sebagai anak-anak Allah yang telah
dilahirkan kembali melalui kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, hendaklah
senantiasa memiliki pengharapan yang kokoh terhadap kuasa Allah yang senantiasa
memberkati dan memelihara kehidupan kita. Jangan pernah kehilangan pengharapan
kepada Allah, namun teruslah menyalakan pengharapan kepada Dia, Sang Sumber
Pengharapan kita. Pada saat kita berpengharapan kepada manusia mungkin kita
akan mengalami kekecewaan dan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, namun
pengharapan kepada Allah tidak pernah mengecewakan kita, sebagaimana rasul Paulus
mengatakan dalam Roma 5:5, ”Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih
Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah
dikaruniakan kepada kita”. Maka, apapun situasi yang kita alami dalam kehidupan
kita, suka maupun duka, tetaplah kita berpengharapan pada anugerah dan kuasa
Allah yang menyelamatkan kita, selaku manusia baru yang secara rohani telah
dilahirkan kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus, agar hidup kita senantiasa
berperilaku seturut kehendak Allah untuk memuji dan memuliakan nama Allah,
Sumber Pengharapan kita. Amin.
Doa penutup: Ya Tuhan Allah Bapa kami, terima kasih
atas sapaan firmanMu pada hari ini, yang telah mengingatkan kami untuk
senantiasa berpengharapan pada rahmat dan kuasaMu yang telah menyelamatkan kami
dari kuasa dosa dan menganugerahkan kami kelahiran kembali oleh kebangkitan
Yesus Kristus untuk menjadikan kami sebagai anak-anakMu yang melakukan seturut
kehendakMu. Kami menyadari bahwa ketika kami mengalami pencobaan, kesusahan maupun
penderitaan yang datang dalam kehidupan kami, kadang kala kami mengalami
kekuatiran dan ketakutan, namun ajarlah kami agar senantiasa memiliki
pengharapan yang teguh akan kuasaMu sehingga kami dapat memenangkan setiap
pergumulan dan penderitaan itu hanya dengan mengandalkan kuasaMu. Kami juga
mendoakan saudara-saudari kami seiman di seluruh dunia ini, di manapun mereka
berada terutama yang menghadapi berbagai pergumulan, kesusahan dan penderitaan
terlebih oleh karena mempertahankan iman mereka, kami memohon agar Engkau
menguatkan dan meneguhkan iman mereka agar setia sampai akhir, dengan
bersandarkan pada pengharapan akan kuasaMu yang senantiasa memberkati dan
melindungi anak-anakMu. Dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami,
dengarlah doa permohonan kami. Amin.