Doa Pembuka: Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan kita Yesus Kristus menyertai kamu. Amin.
Marilah kita memberikan hati dan Pikiran kita untuk disapa oleh Firman Tuhan pada hari ini, Rabu, 3 September 2025 yang tertulis pada kitab Yohanes 6: 66-68
Beginilah bunyi Firman Tuhan:
66.Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
67. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: “Apakah kamu tidak mau pergi juga?”
68. Jawab Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal;
Demikianlah Firman Tuhan:
Saudara/i yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus, teks renungan kita hari ini tidak bisa terlepas dari pasal sebelumnya. Bolehlah kita membacanya dimanapun kita berada. Bahwa, nats hari ini sesungguhnya begitu menggambarkan kehidupan orang-orang Kristiani di masa sekarang. Ada dua jenis orang-orang yang mengaku dirinya Kristen dimasa sekarang ini, yang tidak setia dan yang setia.
Konteks yang terjadi pada nats ini bahwa begitu banyak para orang-orang yang mengikuti Yesus, mendengar pengajaran-Nya, menyaksikan berbagai mujizat-Nya termasuk memberi makan 5000 orang, dan sampai pada pernyataan Yesus bahwa Ia adalah Roti Hidup yang turun dari Surga dimana setiap orang yang ingin memperoleh hidup kekal harus memakan “daging-Nya” serta meminum “darah-Nya” (ay.51-58). Pengajaran yang terdengar begitu ekstrim ini membuat pikiran dan perasaan para orang yang mengikuti Yesus bimbang, bertanya-tanya, bahkan ragu. Itulah sebabnya nats hari ini terjadi, banyak para murid-Nya yang mengundurkan diri jnm tidak lagi mengikut Dia.
Namun, dari peristiwa ini kita belajar besar tentang keberimanan kita kepada Dia. Kita harus membaca dari ayat yang ke 65. Bahwa keberimanan kita itu benar-benar murni adalah karunia Bapa. Artinya, iman yang kita miliki tersebut bukan sekedar logika, pengalaman, atau keputusan pribadi, melainkan karya Allah yang lebih dahulu menggerakkan. Lalu, keberimanan atau cara kita mempercayai Dia akan terlihat dari cara kita bereaksi terhadap firman dan ajaran-Nya. Apakah kita mengimani-Nya hanya karena melihat mujizat dan mendapatkan rasa nyaman saja, dan gelisah, bimbang, bahkan berpaling kepada yang lain hanya karena rasa nyaman itu terusik, pelayanan ibadah-Nya “kita rasa” aneh, garing, kaku, dan sebagainya. Atau kita adalah pengikut Kristus yang setia terhadap ajaran-Nya, pelayan ibadah-Nya, atau bahkan mungkin pun saat hidup kita terasa sulit.
Oleh sebab itu, saudara/i yang dikasihi Tuhan Kita Yesus Kristus. Kita harus benar-benar memahami bahwa iman kita kepada Tuhan merupakan Anugerah. Keberimanan kita bukan ada karena kecerdasan atau usaha kita, namun karena Bapa yang membukakan hati. Maka, yang diharapkan dari kita adalah reaksi yang berani dan tegas seperti jawaban Petrus pada Nats ini. Walau terdengar sulit untuk dilakukan, walau terasa sulit menjalani hidup, iman sejati tetap bertahan, bukan malah mundur. Persis seperti sebuah potongan kalimat dari sebuah film berkata: “Kearah mana pohon akan tumbang? Ke bawah? Kearah miringnya! Jadi, hati-hati bersandar kepada siapa!” Bersandarlah kepada Dia yang adalah sumber hidup kekal. Bersandarlah kepada Yesus Kristus, yang telah memberikan kelepasan Hidup. Amin.
Doa Penutup: Kita Berdoa! Terima kasih Bapa atas setiap anugerah yang Engkau berikan kepada kami, termasuk hati kami yang Engkau bukakan untuk percaya, beriman, dan bersandar kepada-Mu. Ajarlah kami untuk tetap setia walau banyak ujian yang kami lalui. Bimbinglah hidup kami agar pandangan dan arah langkah kami tertuju pada Mu. Melaui Kristus Yesus kami berdoa. Amin.
Pdt. Filemon F. Sigalingging, S.Th