Renungan Harian HKBP | 30 Juli 2024

Syalom,
bapak, ibu, saudara dan saudari di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Kita kembali
berjumpa dalam renungan harian Marturia HKBP. Sebelum mendengarkan firman
Tuhan, marilah kita berdoa!

Doa
Pembuka:
Kami mengucap syukur ya Allah, atas
kemurahanMu bagi kami senantiasa memberikan kami kehidupan dan hari yang baru.
Persiapkanlah kami melalui FirmanMu, di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus,
kami berdoa. Amin.

Bapak,
Ibu, dan saudara/saudari. Yang menjadi renungan kita pada hari ini tertulis
dalam Matius 6:24 “Tak seorang pun dapat
mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang
dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak
mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”

Demikian firman Tuhan

Ayat
ini adalah bagian dari khotbah Yesus di bukit yang mengajarkan tentang moral
yang baik yang akan dilakukan oleh para pengikut Kristus. Tujuannya adalah agar
kehidupan praktis pengikut Kristus sesuai dengan kebenaran Firman Allah. Karena
orang-orang Kristen terpanggil untuk hidup di dalam kebenaran Firman Allah,
maka Yesus memberikan pengajaran supaya hidup kita hanya berfokus kepada Allah
saja. Salah satunya adalah ayat renungan kita hari ini tentang mengabdi kepada
dua tuan. Pertanyaannya apakah bisa? Secara status orang-orang bisa menyandang
ini, namun kenyataannya akan ada kebencian, tidak setia dan salah satunya akan
terabaikan. Contohnya, seseorang memiliki dua pekerjaan, ia dapat menerima dan melakukannya,
namun ia tidak akan pernah sungguh-sungguh mengabdikan diri dengan sempurna
kepada salah satu pekerjaan itu.

Fokus
utama kita kepada Allah bahkan dituntut lebih dari itu, Allah kita adalah Allah
yang sempurna, Ia mengasihi manusia yang berdosa hingga pengorbannanNya di kayu
salib. Maka, kita sebagai pengikut Kristus pun dituntut untuk hidup semakin
sempurna meniru Allah kita.  Pada ayat
ini Allah dibandingkan dengan kata Mamon, yang artinya harta atau kekayaan.
Pada dasarnya manusia tidak salah memiliki harta atau kekayaan, namun kekayaan
itu akan menjadi Mamon, jika dijadikan sebagai objek penyembahan dan fokus
utama, yang seharusnya dilakukan kepada Allah. Allah melalui pengajaran Yesus
melarang pengikutNya mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon secara bersamaan,
apalagi menjadikan Mamon sebagai fokus utama penyembahanNya, sehingga Allah dilupakan.
Dalam mempercayai Allah harus sungguh sungguh fokus kepadaNya dan kerajaanNya.

Itulah
sebabnya, Yesus memberikan perumpamaan tentang orang kaya yang susah masuk
surga karena ia lebih memilih hartanya ketimbang Allah. Kita harus mengingat,
bahwa Allah menyediakan kebutuhan materi bagi manusia adalah sebagai penunjang
kehidupan, bukan sebagai fokus utama kehidupan. Maka, kehidupan itu lebih
penting dibandingkan dengan harta dunia ini, mendahulukan kerajaan Allah dan
mempercayai Dia yang akan memenuhi kebutuhan materi kita sehari-hari.

Oleh
karena itu, kita diajak untuk berkomitmen mutlak kepada Tuhan saja, dan
menempatkan Allah sungguh-sungguh sebagai Tuhan, dan menyerahkan diri kepada
Allah, agar kita dipelihara dan diajari untuk menempatkan posisi Allah dan
kekayaan dunia ini dengan benar. Amin.

Doa
Penutup:
Mari kita berdoa! Ya Allah Bapa kami
terimakasih FirmanMu hari ini mengingatkan kami agar tau membedakan Engkau
sebagai Allah kami, yang memberikan kehidupan, dengan harta atau kekayaan yang
juga Engkau izinkan kami miliki di dunia ini. Tuntunlah kami ya Tuhan, agar
kami tidak terlena dengan apa yang kami miliki, sehingga kami tidak
mengindahkan firman Allah, dan memfokuskan diri kepada harta dunia ini saja. Melainkan,
dengan sungguh sungguh akan menggunakan harta yang kami miliki untuk semakin
memuliakan Tuhan di dalam hidup kami. Terimakasih ya Allah, di dalam nama
anakMu Tuhan Yesus Kristus, terimalah doa kami ini. Amin.

C.Pdt.
Mega Masria Siagian, S.Th – LPP III di Kantor  

Scroll to Top