“Hidup oleh Firman Tuhan”
Salam sejahtera bagi saudara sekalian di mana
pun berada saat ini. Mari kita persiapkan hati dan pikiran kita untuk mendengarkan
Firman Tuhan.
Doa Pembuka: Kita berdoa! Bapa di Surga, Kami bersyukur
dan berterimakasih kepada-Mu atas Kasih
dan Penyertaan-Mu dalam kehidupan kami hingga saat ini. Sebentar kami akan mendengarkan FirmanMu, tuntunlah
kami untuk memahami dan melakukan
Firman-Mu dalam kehidupan kami.
Hanya di dalam nama Yesus Kristus kami berdoa. Amin.
Bapak, Ibu, saudara
sekalian yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus…
Firman Tuhan hari
ini, Sabtu, 30 Maret 2024 tertulis dalam Ulangan 8:3 ”Jadi, Ia
merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna,
yang tidak kau kenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk
membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi
manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.
Jemaat
yang dikasihi Kristus…..
Peristiwa keluarnya umat Israel dari tanah
perbudakan Mesir merupakan karya maha agung Allah untuk menyelamatkan umat-Nya.
Allah menuntun umat-Nya keluar dari Mesir menuju tanah perjanjian, yaitu Kanaan,
tanah yang subur dan makmur penuh dengan madu dan
susu, dipimpin oleh Musa. Sebagai
pemimpin yang mengemban tanggung jawab besar, Musa pun mengingatkan umat Israel
bahwa perjalanan tersebut tidaklah mudah sebab melewati padang gurun yang luas.
Banyak peristiwa yang mereka alami selama dalam perjalanan, suka dan duka,
lapar dan haus bahkan menghadapi berbagai marabahaya.
Akan tetapi, Allah tidak pernah meninggalkan mereka, Allah selalu
menyertai umat-Nya, sebagaimana dikatakan dalam Keluaran 13:21: ”Tuhan berjalan di depan mereka, pada siang
hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam
dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang
dan malam”. Allah bukan hanya
menyertai tapi juga mencukupkan segala kebutuhan hidup mereka sepanjang
perjalanan selama 40 tahun tersebut. Salah satunya adalah Allah mendatangkan
Manna, yaitu roti yang diberikan Tuhan menjadi makanan mereka selama 40 tahun
lamanya sampai mereka tiba di Kanaan (Keluaran 16:35). Setiap
embun turun, maka turun juga manna pada saat itu. Bukannya bersyukur, malah
umat Israel bersungut-sungut. Mereka lupa bahwa manna tersebut adalah anugerah
Tuhan.
Maka
Tuhan merendahkan hati mereka membiarkan mereka lapar dan memberi makan Manna.
Jadi, manna bukan sebatas membuat kenyang bagi yang lapar, tetapi sekaligus
membuat mereka mengerti bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi
manusia hidup dari segala yang diucapkan Tuhan. Artinya: Mereka ketergantungan
penuh pada Tuhan. Di sinilah Musa mengajak bangsanya untuk melihat bahwa di
balik pengembaraan yang panjang tersebut, Tuhan punya maksud dan tujuan yakni
untuk merendahkan hati dan menguji mereka tetap berpegang kepada perintah Tuhan atau tidak.
Jemaat yang dikasihi
Kristus…
Secara
alami, manusia pasti merasakan lapar dan haus. Sebab tubuh manusia membutuhkan
makanan dan minuman. Apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka timbul
rasa lapar dan haus, dan rasa itu akan hilang kalau sudah makan dan minum.
Menahan rasa lapar dan haus adalah suatu penderitaan; semakin lama ditahan,
semakin dalam penderitaannya dan bisa mengakibatkan tubuh lemah, sakit, dan
bahkan mati. Namun sebaliknya, bila makan dan minum secara berlebihan, juga
dapat menimbulkan penyakit.
Hal
ini merupakan kebutuhan jasmani manusia. Bagaimana dengan kebutuhan rohaninya?
Yesus Kristus juga memakai istilah haus dan lapar: “Berbahagialah orang yang
lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan” (Mat.5:6).
Sebagaimana tubuh jasmani manusia membutuhkan makanan dan minuman, demikian
juga kerohaniannya membutuhkan kebenaran Kristus: “Manusia hidup bukan dari
roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (band.
Mat.4:4). Jadi kebenaran yang dimaksud oleh Yesus adalah Firman Allah. Lebih
dalam lagi, Tuhan
Yesus berkata: “Akulah roti hidup yang turun dari surga. Jikalau seorang makan
dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah
daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” (Yoh.6:51). Perkataan Tuhan
Yesus ini merujuk pada kematian-Nya di kayu salib, yang akan menjadi korban
pendamaian dosa manusia. Itulah yang kita rayakan setiap Peringatan Hari
Kematian Yesus Kristus (Jumat Agung).
Hidup di dalam Kristus adalah
hidup di dalam kebenaran, yang sudah terhubung dengan Kerajaan Allah. Jadi,
perkara makanan roti tidak sekadar untuk kelangsungan hidup (dalam arti tubuh),
tetapi melakukan kebenaran sesuai dengan teladan Kristus.
Oleh
karena itu, marilah kita setia kepada Tuhan Yesus, dan merendahkan diri di
hadapan-Nya, dan jadikanlah Firman Tuhan sebagai
Sumber kehidupan dan Keselamatan. Amin.
Doa
Penutup: Mari kita berdoa! Terima kasih Tuhan atas
Firman-Mu yang menyapa kami saat ini untuk selalu bersyukur atas berkat yang
engkau limpahkan dalam kehidupan kami. Ajarilah kami untuk selalu merendahkan
hati kami dan tetap rindu dan haus akan FirmanMu sebagai penuntun dan terang
dalam kehidupan kami. Ya Allah Bapa kami, berilah kami hati yang taat dan setia
untuk melakukan kehendak-Mu sehingga Nama-Mu dimuliakan dalam setiap kehidupan
kami. Dengarlah Doa kami ini Hanya didalam Nama Tuhan Yesus Kristus, Tuhan
kami. Amin.
Anugerah Tuhan kita
Yesus Kristus. Kasih setia dari Allah Bapa dan Persekutuan Roh Kudus, kiranya
menyertai kita sekalian hari ini dan selamanya. Amin.
Bvr. Sulastri Sitompul- Kantor Biro Zending HKBP