Doa Pembuka: Allah Bapa Kami yang berada di kerajaan
Surga, kami sungguh berterima kasih kepada-Mu karena begitu besar kasih-Mu yang
dapat kami rasakan di dalam kehidupan kami saat ini. Ya Allah, sebentar lagi
kami akan mendengar Firman-Mu, berkatilah hati dan pikiran kami, agar kami bisa
mengerti Firman-Mu serta melakukannya di dalam kehidupan kami. Terima kasih
Tuhan, Di dalam nama Anak-Mu Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa dan mengucap
syukur. Amin.
”Dari segala yang baik yang dijanjikan TUHAN kepada kaum
Israel, tidak ada yang tidak dipenuhi; semuanya terpenuhi”
Percaya
akan PenggenapanNya!
Bapak-Ibu
yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus, apa perbedaan Janji dengan
Perjanjian? Sebenarnya, makna kedua kata ini memiliki perbedaan, namun terlihat
sama. Janji dalam bahasa Inggris ialah ”Promise” biasanya dikaitkan dengan
pernyataan yang dibuat seseorang untuk melakukan sesuatu di masa depan. Seorang
manusia melakukan sebuah janji akan perbuatan melalui perkataannya, dan ia akan
melakukannya di masa depan. Berbeda dengan perjanjian, dalam bahasa Inggris
disebut ”Covenant” adalah kesepakatan formal antara kedua belah pihak dan akan
terjanji. Perjanjian itu bisa dikatakan mengikat, sedangkan janji itu tidak
mengikat satu sama lain hanya kesepakatan verbal saja. Itulah sebenarnya
perbedaan yang sangat signifikan perbedaan kata janji dengan perjanjian.
Bapak-Ibu
yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, jika kita lihat dalam kisah perikop
Yosua 21:45, apakah yang termasuk di dalam bagian ini, antara Tuhan Allah
dengan orang Israel? Apakah sebuah janji atau perjanjian? Jika kita baca
keseluruhan, ini bukanlah janji semata, melainkan sebuah perjanjian yang sejak
dahulu sudah dikatakan oleh Tuhan Allah kepada bangsa Israel. Pertama, Allah
sudah melakukan perjanjian tentang tanah Kanaan, bahwa setiap suku menerima
bagian sesuai dengan yang ditentukan. Kedua, pentingnya warisan tanah bagi
kehidupan bangsa Israel sebagai umat pilihan Tuhan. Ketiga, bahwa Tuhan telah
menepati semua janjiNya kepada Israel, termasuk mengenai tanah yang mereka
miliki. Ini mengacu pada janji yang diberikan kepada nenek moyang mereka, seperti
Abraham, Ishak, dan Yakub. Dari keempat hal tersebut ini menandakan bahwa Allah
tidak semata-mata berjanji kepada umat Israel, bahkan di ayat ini dikatakan, ”Dari
segala yang baik yang dijanjikan TUHAN kepada kaum Israel, tidak ada yang tidak
dipenuhi; semuanya terpenuhi” hal ini menegaskan Tuhan tidak berbohong dalam
janjiNya, jika dikatakan A, maka A akan dilakukan. Konsistensi terhadap apa
yang dikatakan itu nyata dalam diri Allah. Dia tidak berbohong kepada umatNya.
Tergenapi segala hal yang diucapkanNya. Tidak ada yang tidak dilakukanNya jika
Allah berfirman.
Namun
Bapa-Ibu, yang menjadi persoalan bahwasanya, kita sebagai manusia itu pun masih
bisa saja skeptis pada janji Allah. Banyak juga dari umat Israel yang
meragu-ragukan janji Allah tersebut. Bahkan ia tidak percaya dengan janjiNya.
Sebenarnya, jika meragu-ragukan akan janji Allah itu bisa dikatakan adalah
bentuk dari kemanusiaan kita, namun jika kita denial terhadap janji Allah
adalah bentuk ketidak berimanan kita kepada Allah. Mereka merasa janji Allah
itu tidak akan terjadi, bahkan menganggap ungkapan Allah adalah omongan belaka
saja. Ini yang menjadi bahaya, Bapak-Ibu ketika kita tidak mempercayai janji
Allah sebagai janji yang nyata. Namun, dari teks ini kita bisa belajar bahwa,
segala bentuk yang nyata dalam kehidupan kita sudah digenapi oleh Allah. Segala
hal yang baik kita rasakan dan pahami dalam kehidupan ini adalah bentuk
pengggenapan janji Allah. Saya mau menekankan pada renungan ini, ketika Tuhan
berfirman dan melakukan perjanjian kepada umatnya, maka akan terjadi! Berbeda
dengan manusia, manusia bisa saja berjanji, namun belum tentu akan terlaksana,
bisa saja kita kecewa karena berpengharapan pada manusia. Maka dari itu, kita
harus berpengharapan kepada Allah, bukan kepada manusia. Manusia tidak bisa
menjadi patokan, namun Allah bisa menjadi patokan akan janjiNya. Maka dari itu,
kita sebagai ciptaanNya, diajak untuk turut serta merasakan dan mau mendekatkan
diri kita hanya kepada Tuhan Allah, dan mempercayai segala bentuk janjiNya,
bahwa akan digenapi oleh Allah! Allah itulah sumber berpengharapan kita, ketika
Ia berfirman maka akan digenapi. Amin.
Doa Penutup: Ya Allah Bapa yang bertahta di dalam
kerajaan Surga, terima kasih Tuhan atas firman Mu yang Engkau berikan kepada
kami, kiranya kami dikuatkan menjadi seorang yang mau membantu orang lain di
dalam kehidupan kami sehari-hari, dan kami dikuatkan untuk menjalaninya di
dalam kehidupan kami. Kami sadar bahwa Allahlah yang bekerja dalam hidup kami.
Kiranya Engkau selalu memberikan damai sejahtera kepada kami dalam kehidupan
kami sehari-hari. Terima kasih Tuhan, di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus.
Amin.
C.Pdt. Philip
T. Nainggolan, S.Si (Teol)- LPP II di Kantor Marturia HKBP