Renungan Harian HKBP | 6 April 2024

“Janji Berkat Tuhan”

Salam sejahtera bagi
saudara sekalian di mana pun berada saat ini. Mari kita persiapkan hati dan
pikiran kita untuk mendengarkan Firman Tuhan, Kita Berdoa!

Doa Pembuka: Bapa di Surga, terima kasih
atas berkat dan anugerah-Mu yang menyertai hidup kami hingga saat ini.  Sebentar kami akan mendengarkan FirmanMu; Biarlah
roh-Mu memenuhi hati dan pikiran kami untuk memahami dan melakukan Firman-Mu
dalam kehidupan kami. Hanya di dalam Nama Yesus Kristus kami berdoa. Amin.

Bapak, Ibu,
saudara sekalian yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus…

Firman Tuhan hari ini, Sabtu, 06 April  2024 tertulis dalam  Kejadian 8:22”Selama bumi masih ada, takkan
berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas,  kemarau dan hujan, siang dan malam”
 

Jemaat yang
dikasihi Kristus…..

Peristiwa
“Air Bah”  menjadi satu sejarah besar
dalam peradaban manusia pada masa lalu dan masa kini. Dimana Allah menghukum
bumi ini dan memusnahkannya karena kejahatan dan kekerasan yang dilakukan oleh
manusia (Kejadian 6:12-13). 
Akan tetapi, di tengah2
kemarahan Allah, ada kasih karunia-Nya yang agung terhadap keluarga Nuh.
Yaitu orang yang taat dan setia pada Allah, yang
mendengarkan firman Allah dan yang melakukan perintah Allah. Perintah Allah
yang dilakukan Nuh tidaklah main-main, yaitu: Membuat bahtera besar di darat
(Kejadian 6:9-22).

Tidak
masuk akal manusia, untuk apa membuat Bahtera di darat? Orang-orang justru
mengejek Nuh karena membuat Bahtera besar 
jauh dari lautan. Mungkin saja mereka menganggap Nuh tidak waras. Akan
tetapi bagi Nuh yang paling utama adalah: Melakukan semuanya tepat seperti yang
diperintahkan Allah kepadanya (Kej.6:22). Atas ketaatannya ini dia
memperoleh
tiga
mujijat besar, yaitu:
(1) Luput dari hukuman
dahsyat air bah; (2) Memperoleh perjanjian keselamatan, keamanan, dan
kesejahteraan.
(3) Berkat Allah takkan pernah berhenti selama bumi
masih ada.

 

Jemaat yang dikasihi Kristus…..

          Setelah
air bah surut,  Nuh beserta keluarganya
keluar dari bahtera, Hal yang pertama sekali dilakukan oleh Nuh adalah mengucap
syukur kepada Tuhan dengan mendirikan mezbah bagi Tuhan serta memberikan
persembahan syukur kepada-Nya (Kejadian 8:20). Nuh tidak melupakan kebaikan
Tuhan atas keselamatan yang telah dianugerahkan-Nya atas dirinya dan
keluarganya. Dengan  hati yang tulus, Nuh
memberikan persembahan yang terbaik Tuhan  dan Allah 
menerima persembahan yang harum itu. Dan bukan itu saja,  bahkan
Tuhan
Allah
memberikan
“Suasana” baru kepada
mereka, yaitu: Perjanjian Allah
dengan Nuh dan segala makhluk yang ada, yaitu:
bahwa Allah tidak akan mendatangkan “malapetaka” (Air
Bah) lagi untuk memusnahkan segala yang hidup
(Kejadian 8:21).  Dan “Busur yang ditaruh di awan sebagai tanda
perjanjian antara Allah dan bumi (Kejadian 9:13). 
Allah
juga berjanji, bahwa selama bumi ini masih ada, takkan berhenti
musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam
(Kejadian 8:22)

Ungkapan ini memberi
makna bahwa Kasih Tuhan tidak akan pernah berhenti dan tidak akan berkesudahan,
kasih-Nya kekal sepanjang masa.  Pergantian
waktu dan musim, sebagai pertanda kasih Tuhan atas bumi ini agar manusia terus
berkarya dan bekerja serta menikmatinya dengan rasa syukur kepada Tuhan.

 

Saudara sekalian yang dikasihi Kristus…..

          Air bah yang sangat menakutkan sudah berlalu,  tetapi saat ini mungkin banyak hal yang
membuat  
kita
kuatir dan takut.  Misal: bencana alam, banjir bandang, dan tantangan
lainnya bahkan berbagai penderitaan yang kita alami. Terlebih ketakutan kita
akan  maut dan  kematian.

Namun, bukankah Yesus
Kristus telah mengalahkan maut dan kuasa kematian melalui kebangkitan-Nya, yang
baru saja kita rayakan. 
Allah
telah membuat perjanjian untuk menyelamatkan orang-orang percaya. Inilah yang
harus tetap kita imani. Apa wujud dari perjanjian Allah pada masa kini dalam
konteks kita? Allah tidak pernah melupakan janji-Nya. Keselamatan dari pada Allah dinyatakan kepada kita melalui Yesus
Kristus. Dia berkorban supaya kita tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal
  (Yohanes 3:16). Dia
mati di kayu salib supaya kita hidup. Dan Dia bangkit pada hari ketiga supaya
kita dibukakan jalan menuju rumah Bapa di sorga.

          Itulah wujud perjanjian Allah, apa wujud perjanjian kita
terhadap Allah? Kita diminta supaya
PERCAYA kepada-Nya. Percaya itu bukan diam, tapi harus aktif. Sikap yang setia,
taat, dan bertindak.
Sebagaimana Nuh yang setia melakukan perintah Allah
sehingga dia diselamatkan dari air bah; demikianlah kita harus setia melakukan
kehendak-Nya
dengan mempersembahkan hidup kita sebagai persembahan
yang  harum, yang kudus dan yang berkenan
dihadapan Allah
. Amin.

 

Doa
Penutup: Mari kita berdoa!
Terima kasih Tuhan atas Firman-Mu yang
menyapa kami saat ini untuk selalu bersyukur atas berkat yang Engkau limpahkan
dalam kehidupan kami terlebih atas AnugerahMu 
melalui Anak-Mu Yesus Kristus, yang menderita dan mati dikayu salib
untuk keselamatan dan kehidupan kami; Ajarilah kami untuk selalu bersyukur
serta taat dan setia kepada Firman-Mu. Dengarlah Doa kami ini Hanya didalam
Nama Tuhan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.

 

Anugerah Tuhan kita Yesus Kristus. Kasih
setia dari Allah Bapa dan Persekutuan Roh Kudus, kiranya menyertai kita
sekalian hari ini dan selamanya. Amin.

Bvr. Sulastri Sitompul- Kantor Biro Zending HKBP


Scroll to Top