Renungan Harian HKBP | 6 September 2023

Doa
pembuka:
Allah Bapa Mahapengasih yang kami sembah dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Kami mengucap syukur dan berterima kasih buat napas kehidupan yang masih Engkau berikan hingga saat
ini. Sebelum kami memulai aktivitas kami hari ini, kami akan mendengarkan
kebenaran FirmanMu. Kirany
a Firman yang disampaikan oleh
hambaMu ini dapat kami terima dengan baik dan menjadi bekal penuntun hati serta
pikiran kami. Hanya di dalam nama Tuhan Yesus Kristus Juruselamat kami yang
hidup, kami berdoa kepadaMu.
Amin.

Inilah
AnakKu yang Kupilih, dengarkanlah Dia”

 

Nas: Lukas
9 : 35

“Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.”

 

Saudara-saudari yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Nas renungan pada hari ini bercerita tentang suatu peristiwa besar yang
dialami Yesus dan disaksikan oleh tiga orang muridNya yaitu: Petrus, Yohanes
dan Yakobus. Peristiwa yang dimaksud adalah Yesus dimuliakan di atas gunung,
yang sering disebut dengan peristiwa pemuliaan Yesus atau transfigurasi.
Peristiwa ini tercatat dalam ketiga Injil Sinoptik, dimana nas ini paralel
dengan Matius 17:1-8 dan Markus 9:2-8. Peristiwa Yesus dimuliakan di atas
gunung bersama terjadi ketika Yesus bersama dengan ketiga orang muridNya ke
atas sebuah gunung dengan tujuan untuk berdoa. Tampak bersama Yesus adalah dua
tokoh kunci dari Perjanjian Lama yaitu Musa sang pemberi hukum Taurat dan Elia
sang nabi. Kehadiran kedua tokoh itu menjadi pertanda bahwa Yesus akan memenuhi
pengharapan bangsa Israel tentang kedatangan Mesias atau penyelamat. Namun
sebenarnya, kedua tokoh itu berbicara dengan Yesus mengenai ”keluaran”-Nya
sendiri, yakni peristiwa kematian, kebangkitan dan kenaikanNya ke sorga, yang
akan Ia penuhi di Yerusalem. Ketika peristiwa pemuliaan Yesus itu terjadi, para
murid menyaksikan rupa wajahNya berubah dan pakaianNya menjadi putih
berkilau-kilauan (band. dengan kesaksian Injil Matius yang mengatakan: ”wajahNya
bercahaya seperti matahari dan pakaianNya menjadi putih bersinar seperti
terang” dalam Matius 17:2; dan dalam Injil Markus dikatakan: ”Lalu Yesus
berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaianNya sangat putih berkilat-kilat”,
dalam Markus 9:2-3a). Dari ketiga kesaksian Injil ini jelaslah bahwa ketiga
orang murid Yesus menyaksikan perubahan yang sangat menakjubkan dari wajah
Yesus yang berubah dengan sangat luar biasa, dimana wajahNya bercahaya seperti
matahari dan pakaianNya menjadi putih berkilau-kilauan, putih bersinar seperti
terang yang berkilat-kilat. Secara singkat dapat dikatakan, ketiga murid
menyaksikan perubahan yang sangat luar biasa pada wajah dan pakaian Yesus, yang
belum pernah merika lihat sebelumnya sehingga menyebabkan mereka takjub,
terpesona sekaligus merasa takut. Setelah menyaksikan peristiwa yang sangat
spektakuler itu maka Petrus, dalam ketidaktahuannya tentang makna peristiwa
itu, memberanikan diri meminta kepada Yesus untuk mengijinkan mereka untuk
memdirikan tiga kemah di tempat itu, satu untuk Yesus, satu untuk Musa dan satu
untuk Elia (ay. 33).

Sesudah perkataan Petrus itu menyusullah peristiwa berikutnya, peristiwa
puncak pewahyuan, yakni datangnya awan menaungi mereka dan ketika ketiga murid
berada dalam naungan awan itu mereka merasa ketakutan. Setelah itu terdengarlah
suara dari dalam awan itu, yang berkata: ”Inilah AnakKu yang Kupilih,
dengarkanlah Dia”, yang mengingatkan kita pada suara dari awan pada saat
peristiwa pembaptisan Yesus, yang mengatakan: ”Engkaulah AnakKu yang Kukasihi,
kepadaMulah Aku berkenan” (Luk 3:22) yang menegaskan tentang status Yesus
sebagai Anak Allah. Mengenai pernyataan ini terdapat perbedaan dalam catatan
ketiga Injil, dimana dalam Injil Matius dikatakan: ”Inilah Anak yang Kukasihi,
kepadaNyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia” (Mat 17:5) sementara Injil Markus
mengatakan: ”Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia” (Mrk 9:7). Perbedaan
pernyataan ini justeru saling melengkapi satu dengan yang lainnya, yakni
penegasan Allah Bapa mengenai kuasa Yesus, Anak Allah yang telah dipilih dan
dikasihiNya (band. Mzm 2:7, Yes 42:1), dimana melalui dan di dalam diri Yesus
Allah menunjukkan perkenanan serta kehendakNya untuk menyelamatkan dunia ini
dari kuasa dosa, iblis dan maut kekal. Selanjutnya perintah ”dengarkanlah Dia”
adalah sebuah pernyataan mengenai misi Yesus, Anak Allah, Juruselamat dunia
yang akan mengalami penderitaan, kematian dan bangkit dari kematian. Para murid
Yesus, termasuk kita orang-orang percaya dan pengikut Kristus di zaman ini
diperintahkan untuk mendengarkan Dia, Yesus Sang Juruselamat, sebagai hakikat
dari pemuridan kita.

Saudara-saudari, para pembaca dan pendengar renungan aplikasi
Marturia HKBP
yang dikasihi Tuhan Yesus. Sesuai dengan firman Tuhan yang menuntun aktivitas
hidup kita pada hari ini, terdapat inti pesan nas yang perlu kita renungkan
yaitu: pertama, kita adalah saksi-saksi Kristus, Anak Allah yang
terkasih dan terpilih itu untuk menyelamatkan dunia dari kuasa dosa, iblis dan
maut. Sebagai saksi Kristus, kita telah menyaksikan keagungan, kemuliaan dan
kuasa kasih Kristus yang telah menyelamatkan kita dari perhambaan dosa sehingga
kita diangkat, dilayakkan dan dipimpin oleh Roh Allah menjadi anak-anak Allah
yang sangat dikasihiNya (band. Rm 8:14). Oleh sebab itu sudah selayaknyalah
kita sebagai anak-anak Allah sekaligus juga sebagai pemberita firmanNya,
memberitakan kabar keselamatan dari Allah dalam diri AnakNya Yesus Kristus agar
semakin banyak orang percaya padaNya dan beroleh keselamatan serta kehidupan
kekal di sorga.

Kedua, sebagai anak-anak Allah kita
juga diperintahkan untuk “mendengarkan Dia, Yesus, Anak Allah yang telah
dipilihNya itu. Apakah
arti dari
“mendengarkan Yesus”? Tindakan mendengarkan Yesus tidaklah kita pahami secara
harafiah, melainkan mendengarkan suaraNya melalui firmanNya yang kudus. Dalam
firmanNya kita mendengar perkataan Tuhan Yesus selama hidup pelayananNya di
dunia ini, antara lain berisikan ajakan untuk percaya dan mengikuti Dia dengan
sungguh-sungguh, meniru teladan yang telah diberikanNya kepada para muridNya
serta berbagai nasihat, perintah dan pengajaran yang menjadi dasar iman,
pengharapan dan kasih kita kepada Allah dan sesama manusia. Jadi, mendengarkan
Yesus berarti setia mendengarkan dan melakukan perintah serta pengajaran Yesus
dalam segenap perjalanan kehidupan kita. Selain itu ”mendengarkan Yesus” juga
berarti kita harus memiliki iman yang kuat serta tekad atau komitmen yang
tangguh serta tahan uji untuk mengikut Yesus sepenuh hati, melewati berbagai
situasi suka maupun duka terlebih lagi tatkala diperhadapkan dengan berbagai
kesusahan, tantangan, ancaman bahkan penderitaan oleh karena memberitakan
namaNya. Dengan demikian menjadi pengikut Yesus bukan terletak hanya pada
kata-kata semata namun terutama pada sikap, perilaku, tekad dan komitmen yang
teguh untuk mendengarkan Dia dengan sepenuh hati melalui tindakan kita sebagai
saksi-saksi Kristus yang setia yakni setia memberitakan nama dan kuasa
kemuliaanNya, Anak Allah Sang Juruselamat dunia. Kiranya kuasa Yesus Kristus,
Anak Allah Sang Juruselamat
itu senantiasa membimbing dan
menuntun kita menjadi para pengikut Kristus yang
setia hingga akhir hayat kita. Amin.

 

Doa Penutup: Tuhan Allah Bapa kami yang kami sembah dalam nama Tuhan Yesus Kristus Juruselamat kami. Kembali kami mengucap syukur dan terima kasih kepadaMu. Pada saaat
ini kami telah mendengarkan kebenaran firmanMu, yang menyatakan kemuliaan dan
kuasa Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah Sang Juruselamat dunia, yang
menyelamatkan manusia berdosa dari kuasa dosa, iblis dan maut itu; agar kami
beroleh hidup yang kekal di sorga. Ajarlah kami ya Tuhan agar senantiasa
menjadi anak-anakMu yang setia mendengarkan suaraMu melalui firmanMu yang telah
kami dengarkan, sehingga firmanMu bertumbuh, berbuah dan dapat kami terapkan
dalam kehidupan kami sehari-hari, dalam kata dan terutama melalui perbuatan
nyata dalam kehidupan keseharian kami. Biarlah kuasa Roh Kudus yang senantiasa
membimbing dan menuntun kami anak-anakMu yang terkasih, agar Engkau mampukan menjadi
para pengikut Yesus yang setia, beriman teguh dan berkomitmen kuat untuk
senantiasa memberitakan kebenaran firmanMu, di manapun kami berada dalam
segenap aktivitas kehidupan kami. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus
, Juruselamat kami, dengarlah permohonan kami. Amin.


Pdt. Herwin P. Simarmata, M.Th- Kepala Biro Kategorial Ama dan LansiaKantor Pusat HKBP, Pearaja-Tarutung

Scroll to Top