Syalom,
bapak/ibu saudara/i dan seluruh jemaat yang terkasih di dalam nama Tuhan kita
Yesus Kristus. Sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan di hari ini, alangkah
baiknya kita siapkan hati dan pikiran kita, marilah kita mengambil saat teduh
sejenak, kita bersatu di dalam doa.
Doa Pembuka: Bapa
yang baik, bapa yang kami kenal melalui anakMu Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan
juruselamat kami, kami bersyukur untuk kebaikanMu yang mengantarkan kami boleh
ada hingga saat ini. Kami bersyukur untuk penyertaan dan anugerah Tuhan melalui
kesehatan dan nafas kehidupan yang kami rasakan, sehingga kami boleh melakukan
segala aktivitas dan pekerjaan yang telah Engkau anugerahkan kepada kami. Dan
itu juga ya Tuhan yang mendorong kami saat ini, supaya sebelum kami melanjutkan
kegiatan dan aktivitas kami di hari ini, kami terlebih dulu menyerahkan diri
kami untuk mendengarkan firmanMu yang akan menyapa, mengingatkan, dan
menguatkan kami. Karena itu, kami siapkan hati dan pikiran kami sepenuhnya ya
Tuhan, kiranya engkau berkati agar kami dapat dengan sukacita menerima Firman
Tuhan. Kami sambut Kasih setia Tuhan di dalam sukacita. Amin.
Renungan
Bapak/ibu
saudara/i yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, firman Tuhan yang
menyapa kita saat ini, sesuai dengan ayat harian Almanak Gereja kita HKBP,
tertulis dalam:
Kisah
Para Rasul 16 : 25
“Tetapi
kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian
kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.”
Bapak/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, tentu
sudah sering kita mendengar khotbah atau renungan yang menguatkan kita untuk menghadapi
kesusahan, kesulitan, duka, penderitaan dan lain sebagainya. Sebagai orang
percaya tentu kita harus menghadapi berbagai pergumulan itu dengan tetap
berdiri berpegang kepada iman percaya kita. Mengapa demikian, karena memang
selayaknya manusia kita tidak akan pernah lepas dari yang namanya pergumulan,
dan sebagaimana pergumulan datang silih berganti kita tahu bahwa kasih Tuhan
juga tidak akan pernah meninggalkan kita. Maka dari itu sebagai orang percaya,
cara kita menghadapi masalah harus berbeda dengan orang yang tidak percaya,
bukan dengan menghindar, mencari kambing hitam, menyalahkan orang lain, atau
malah menjadi putus asa dan meninggalkan Kristus. Di satu sisi tujuannya adalah
supaya orang lain yang melihat boleh melihat dan menjadi percaya kepada Allah
yang kita percayai.
Bapak/ibu
saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, hal itulah yang boleh kita lihat
di dalam nats yang menyapa kita di hari ini, dimana Paulus dan Silas merespons
penderitaan yang mereka alami bukan dengan keputusasaan atau penyesalan, akan
tetapi dengan respon iman yang sungguh luarbiasa yakni dengan pujian dan
nyanyian kepada Tuhan sehingga orang lain di dalam penjara boleh ikut mendengar
kesaksian iman mereka. Kita perlu tahu bahwa Paulus dan Silas ditahan di dalam
Penjara bukan karena kesalahan mereka, akan tetapi murni karena pemberitaan
Injil yang mereka lakukan di daerah Filipi. Bahkan sebelum dipenjara, mereka
terlebih dulu didera atau dicambuk dan di dalam penjara juga mereka dipasung.
Artinya,
penderitaan mereka untuk memberitakan Injil tidak tanggung-tanggung, namun
respon mereka menghadapi penderitaan itulah yang luar biasa dan patut untuk
kita teladani. Pada akhirnya di tengah nyanyian dan pujian Paulus dan Silas
kepada Tuhan yang terjadi kemudian adalah sendi-sendi penjara goyah, semua
pintu terbuka, semua belenggu terlepas, kepala penjara membawa dirinya dan
keluarganya untuk percaya dan dibaptis. Jelas ini adalah pengaruh dari iman Paulus dan
Silas menyentuh orang lain, dan tentu ini adalah kuasa Allah yang tidak akan
pernah meninggalkan orang percaya yang dikasihiNya.
Bapak/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus,
sebagai manusia tentu kita tidak akan pernah lepas dari yang namanya pergumulan
baik itu kecil maupun besar. Tentu kita akan mencari jalan keluar, akan tetapi
ketika itu terjadi mari ingat jangan pernah meninggalkan Tuhan dan melakukan
hal-hal yang bertentangan dengan firmanNya.
Paulus dan Silas bisa saja mengeluh atau putus asa karena beratnya
penderitaan mereka, tetapi mereka memilih untuk melakukan sesuatu yang berbeda,
tetap teguh dalam iman dan berani menyaksikan iman mereka kendati di
tengah-tengah orang yang tidak sama dengan mereka.
Maka bapak/ibu saudara/i yang terkasih, dari nats ini
kita bisa belajar banyak hal:
–
“Penjara” Paulus dan Silas bisa kita ibaratkan
sebagai “masalah” kita saat ini. Respon mereka menghadapi “penjara” mereka
boleh menjadi inspirasi kita menghadapi “penjara” kita.
–
Jangan pernah malu memiliki identitas sebagai
orang percaya. Jangan malu berdoa hanya karena “tempat”. Contoh kecilnya,
banyak orang Kristen yang mengaku percaya, tapi malah malu berdoa di rumah
makan. Kita melakukannya bukan supaya dipuji, akan tetapi itu adalah bentuk
tanggungjawab dan respons iman kita akan penyertaan Allah. Ketika kita memuji
Tuhan dalam situasi sulit, kita sudah menjadi saksi bagi orang lain.
–
Merespon penderitaan dan pergumulan dengan
mengandalkan kuasa dan kasih Tuhan. Ayat ini mengajarkan kita bahwa dalam
situasi apa pun, kita bisa tetap memilih untuk memuji Tuhan dan berserah
kepadaNya. Karena ketika kita memuji Tuhan, kita mengakui bahwa Dia lebih
besar dari masalah kita. Tuhan selalu bersama kita, bahkan di saat-saat
tergelap dalam hidup kita. Amin.
Doa Penutup: Marilah
kita berdoa! Kami bersyukur ya Tuhan Allah kami untuk kesempatan yang begitu
berharga yang engkau berikan kepada kami. Saat ini kami boleh dan telah
bersekutu bersama untuk mendengarkan firmanMu yang telah menyapa kami. Biarlah
Tuhan rohMu menguatkan kami untuk tetap berdiri dengan teguh di dalam iman kami
kepadaMu. Tuhan tolong kami agar di setiap pergumulan yang kami alami, Tuhan
tetap menjadi andalan kami. Ajar kami ya Tuhan agar tidak malu bersaksi, memuji
dan menunjukkan iman kami di tengah kehidupan ini. Biarlah hidup kami ya Tuhan
menjadi berkat bagi banyak orang, lewat pekerjaan, pelayanan dan seluruh cara
hidup kami. Tuhan ajari dan kuatkan kami untuk hidup sesuai dengan kehendakMu.
Inilah doa dan permohonan kami, di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus, kami
berdoa. Amin.
C.Pdt. Frans M.
Sormin, S.Th- LPP III di Kantor Departemen Koinonia HKBP