Epistel Minggu XV Setelah Trinitatis/Minggu Ekologi HKBP, Tanggal 28 September 2025
Mazmur 148: 1-14
148:1 Haleluya! Pujilah TUHAN di sorga, pujilah Dia di tempat tinggi!
148:2 Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya!
148:3 Pujilah Dia, hai matahari dan bulan, pujilah Dia, hai segala bintang terang!
148:4 Pujilah Dia, hai langit yang mengatasi segala langit, hai air yang di atas langit!
148:5 Baiklah semuanya memuji nama TUHAN, sebab Dia memberi perintah, maka semuanya tercipta.
148:6 Dia mendirikan semuanya untuk seterusnya dan selamanya, dan memberi ketetapan yang tidak dapat dilanggar.
148:7 Pujilah TUHAN di bumi, hai ular-ular naga dan segenap samudera raya;
148:8 hai api dan hujan es, salju dan kabut, angin badai yang melakukan firman-Nya;
148:9 hai gunung-gunung dan segala bukit, pohon buah-buahan dan segala pohon aras:
148:10 hai binatang-binatang liar dan segala hewan, binatang melata dan burung-burung yang bersayap;
148:11 hai raja-raja di bumi dan segala bangsa, pembesar-pembesar dan semua pemerintah dunia;
148:12 hai teruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda!
148:13 Biarlah semuanya memuji-muji TUHAN, sebab hanya nama-Nya saja yang tinggi luhur, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit.
148:14 Ia telah meninggikan tanduk umat-Nya, menjadi puji-pujian bagi semua orang yang dikasihi-Nya, bagi orang Israel, umat yang dekat pada-Nya. Haleluya!
Mazmur yang tergolong sebagai pujian dan pengagungan Allah ini, hendak mengajak segenap ciptaan Allah untuk bersatu dan memadukan puji-pujiannya kepada Allah. Puji-pujian tersebut menjadi ungkapan dan kesaksian iman atas kebesaran dan kasih setia Allah bagi seluruh ciptaanNya. Tidak ada satu pun di bawah langit yang tidak diciptakan olehNya, sehingga hanya Dialah yang patut menerima pujian dan penyembahan dari seluruh ciptaanNya. Terlebih, Allah memang menciptakan segala sesuatunya untuk menerima kembali kemuliaan dan hormat dari seisi langit dan bumi.
Untuk itu, Pemazmur mengajak kita untuk turut serta dan ambil bagian di dalamnya. Mengingat puji-pujian itu datang dari seluruh ciptaan dan tempat. Mulai dari surga, langit hingga ke seluruh bumi dan di dalam samudera raya. Mulai dari yang kasat mata hingga yang tak kasat mata; mulai dari yang hayati hingga non-hayati. Demikian juga dengan manusia. Mulai dari para penguasa dan pemerintah hingga orang biasa. Baik itu laki-laki atau perempuan, serta dari lintas usia. Meskipun semuanya tidak memiliki lidah dan tutur kata atau bahasa, tetapi seluruh ciptaan dapat memuji Allah melalui esensi keberadaan mereka dalam sistem alam semesta. Mereka dapat memuji Allah lewat setiap gerakan dan fungsi alami yang telah ditetapkan Allah bagi mereka.
Hal ini tentunya patut menjadi dasar perenungan kita untuk mengingatkan keberadaan kita sebagai bagian dari keseluruhan tatanan alam semesta. Terlebih bagi kita sebagai umatNya yang telah menerima segala kebaikan dan anugerah keselamatanNya. Oleh karena itu, tentunya keterlibatan kita dalam simponi puji-pujian alam semesta ini juga tertuju kepada sikap dan perilaku yang mencerminkan cinta kasih, kepedulian dan solidaritas terhadap alam dan segala komponen biotik dan abiotik yang ada di dalamnya. Sikap hidup yang demikian tentunya dapat mendukung keseimbangan dan kelestarian ekologis, sehingga seluruh ciptaan dapat bersama-sama memuji Allah Sang Pencipta, sebagai sebuah simponi indah dan penuh keteraturan dan keharmonisan. Amin
Pdt. Togarisman S.A. Tarihoran, S.Th- Fungsional di Biro Hukum HKBP