Renungan Harian HKBP | Epistel | 5 Oktober 2025

Epistel Minggu (Renungan Marturia) HKBP, tgl 05 Oktober 2025

 

 

1 Timoteus 6 : 11-16

 

6:11 Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.

6:12 Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.

6:13 Di hadapan Allah yang memberikan hidup kepada segala sesuatu dan di hadapan Kristus Yesus yang telah mengikrarkan ikrar yang benar itu juga di muka Pontius Pilatus, kuserukan kepadamu:

6:14 Turutilah perintah ini, dengan tidak bercacat dan tidak bercela, hingga pada saat Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan diri-Nya,

6:15 yaitu saat yang akan ditentukan oleh Penguasa yang satu-satunya dan yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan.

6:16 Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Seorang pun tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. Bagi-Nyalah hormat dan kuasa yang kekal! Amin.

 

Dalam surat 1 Timotius, Paulus menulis kepada Timotius, seorang pemimpin gereja muda di Efesus sekitar tahun 60-an Masehi, saat gereja menghadapi guru-guru palsu yang memanfaatkan agama untuk mencari kekayaan. Ini adalah masa dimana Kekaisaran Romawi menindas orang Kristen sehingga Paulus menekankan kepada jemaat bahwa iman sejati bukan soal uang atau kekuasaan, tapi kesetiaan kepada Tuhan di tengah godaan dunia. Ayat 11-16 ini seperti pesan akhir Paulus untuk Timotius, mengingatkan dia untuk menjauhi hal-hal buruk seperti keserakahan fokus pada hidup yang saleh.

Pesan utama di sini adalah panggilan untuk berjuang dalam iman seperti petarung yang gigih. Paulus mengatakan, “Larilah dari hal-hal itu, dan kejarlah kebenaran, kesalehan, iman, kasih, ketekunan, dan kelembutan.” Ini artinya, jangan biarkan dunia membuatmu terjatuh dan terputuh, tapi peganglah hidup kekal yang sudah Tuhan janjikan, sambil tetap setia sampai Yesus datang kembali. Di akhir, Paulus memuji Tuhan sebagai Raja yang abadi, mengingatkan bahwa segala kehormatan milik Dia, bukan milik kita yang rapuh ini.

Kalau kita hubungkan dengan kitab Habakuk 1:12-17, di mana nabi Habakuk protes ke Tuhan kenapa orang jahat seperti Babel dibiarkan menindas yang benar, seperti ikan ditangkap nelayan tanpa ampun, keduanya inin berbicara soal iman di tengah ketidakadilan. Habakuk akhirnya percaya bahwa Tuhan punya rencana, meski tak kelihatan adil sekarang. Begitu juga dengan Timotius, Paulus mendorong Timotius agar tetap berjuang dengan iman meski ada guru-guru palsu dan berbagai godaan-godaan. Sebab Tuhan yang sama itu berdaulat dan akan ketika Yesus akan hadir pada waktunya, Ia membawa keadilan sejati. Ini mengajarka kepada kita agar di saat dunia terasa tidak adil, tetaplah setia, karena Tuhan tak pernah gagal akan janji-janjiNya dan rencanaNya.

 

Pdt. Hasiholan Nababan, S.Th- Fungsional di Biro Remaja Naposo HKBP

Scroll to Top