Renungan Harian HKBP | Evangelium | 10 Agustus 2025

Doa Pembuka: Damai sejahtera dari Allah Bapa, yang melampaui akal dan pengertianmu, itulah kiranya yang memelihara hati dan pikiranmu. Di dalam Yesus Kristus Tuhan. Amin.

Bapak Ibu, saudara/i sekalian yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Firman Tuhan di Minggu tanggal 10 Agustus 2025, di Minggu yang ke-VIII Setelah Trinitatis diambil dari

Mazmur 33 : 12- 22. 

12.Berbahagialah bangsa, yang Allahnya ialah TUHAN, suku bangsa yang dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri!

13. TUHAN memandang dari sorga, Ia melihat semua anak manusia;

14. dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi.

15. Dia yang membentuk hati mereka sekalian, yang memperhatikan segala pekerjaan mereka.

16. Seorang raja tidak akan selamat oleh besarnya kuasa; seorang pahlawan tidak akan tertolong oleh besarnya kekuatan.

17. Kuda adalah harapan sia-sia untuk mencapai kemenangan, yang sekalipun besar ketangkasannya tidak dapat memberi keluputan.

18. Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya,

19. untuk melepaskan jiwa mereka dari pada maut dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.

20. Jiwa kita menanti-nantikan TUHAN. Dialah penolong kita dan perisai kita!

21. Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.

22. Kasih setia-Mu, ya TUHAN, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.

Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih Dalam Nama Tuhan, diatas semua kebahagiaan yang telah kita rasakan dan nikmati ternyata ada suatu kebahagiaan yang terkadang kita lupakan untuk saksikan, kita ceritakan, kita ingat. Kebahagiaan itu adalah, oleh karena kita punya Tuhan Allah, Yehowa, yaitu Tuhan Allah Israel, Allah yang melawat, memperhatikan, dan menyelamatkan kita di didalam Yesus Kristus. Kebahagiaan yang silih berganti datang dalam kehidupan kita itu, dapat beragam ekspresi dan cara kita untuk merayakan dan menunjukkanya kepada orang lain. Entah kenapa, kita justru lebih ekspresif menampilkan kebahagiaan dunia, daripada megeluarkan sense/rasa dari sanubari dengan penuh kesadaran bahwa kebahagiaan yang tidak tergantikan adalah memiliki Allah yang tidak pernah melewatkan segala masa untuk melawat kita. Seperti yang Daud rasakan dalam nats ini, sebagai bentuk ekspresi Daud, sebuah kebahagiaan telah memiliki Allah, Allah yang selalu mengulurkan tangan dan menopang di dalam kesusahan, selalu ada di setiap keadaan. Maka kebahagiaan yang selama ini datang silih berganti, harusnya tidak menggantikan kebahagiaan utama yaitu kita memiliki Tuhan Allah. Jikapun kebahagiaan itu membuat hidup kita berubah ke arah yang lebih baik, menuju kepada kesuksesan, peraiahan pencapaian, atau bahkan kesejahteraan sekalipun, itu semua ada didalam jangkauan dan pengamatan Tuhan Allah, bahkan kebahagiaan itu juga bagian dari keputusan Allah dan pendampinganNya.

Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih di Dalam Nama Tuhan, Allah yang bertempat di sorga yang Maha Kudus, tidak hanya melihat, tetapi mengamati (13-14), sebagai bentuk bahwa Allah tidak pernah melewatkan perhatian dan fokusNya kepada kita, sebagai bentuk bahwa Dia adalah pencipta yang memastiskan kenyamanan dan keselamatan kita semua. Semua yang dikerjakan manusia keberhasilannya adalah bergantung pada Allah itu sendiri. Maka pencapaian kita dalam kehidupan, baik dalam kesuksesan, kekayaan, jabatan itu tidak pernah terlepas dari peran Allah. Karena raja tidak akan selamat karena tentara, pahlawan tidak akan lolos karena kekuatannya, kuda yang tangguh sekalipun tidak akan pernah memberi kemenangan, dan menjadi hal yang sia-sia untuk keselamatan (16-17). Semua hanya karena Allah begitu mengasihi kita, Dia mengasihi kita yang juga berfokus kepadaNya, mengantunggkan hati dan pikiran hanya kepadaNya, kita yang tidak pernah berhenti memuji dan bersekutu kepadaNya.

Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih di Dalam Nama Tuhan, kita harus menantikan Allah, kita harus mengikuti pergerakan Allah, dan menyesuaikan, jiwa kita harus menatikannya (20), kita harus tetap mengandalkan Dia, berharap hanya kepadaNya, hanya dengan berharap hanya kepadaNya, kita benar dapat merasakan hadiratNya dalam kehidupan sehingga mendorong kita mampu mengerti sukacita kekal. Biarlah kasih setia Tuhan itu menyertai kita, agar sukacita itu juga tinggal didalam kita. Amin.

Doa Penutup : Terimakasih Ya Tuhan Allah, untuk FirmanMu yang telah kami dengar. Ajari kami untuk selalu bersyukur memiliki Engkau, ajarkan kami bahwa betapa bahagianya kami karena Engkau begitu mengasihi kami. Dengan bimbingan rohMu, kami akan melakukan FirmanMu untuk kemuliaan namaMu. Kami serahkan hidup kami hari ini, esok dan selamanya hanya kedalam tangan pengasihanmu. Di dalam Yesus Kristus Kami Berdoa. Amin.

Pdt. Andar Panuturi Sitompul, S.Th- Pendeta Fungsional di Biro Ibadah Musik HKBP

 

 

 

 

 

 

 

Scroll to Top