Evangelium Minggu (Renungan Marturia HKBP) Tgl. 12 Oktober 2025
Doa Pembuka: Damai sejahtera dari Allah Bapa, yang melampaui akal dan pengertianmu, itulah kiranya yang memelihara hati dan pikiranmu. Di dalam Yesus Kristus Tuhan. Amin.
Bapak Ibu, sauadara/i sekalian yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus Firman Tuhan di minggu tanggal 12 Oktober 2025, di minggu yang ke-XVII Setelah Trinitatis diambil dari Roma 1 : 8-15. Saya akan bacakan, Demikian Firman Tuhan.
8. Pertama-tama aku mengucap syukur kepada Allahku oleh Yesus Kristus atas kamu sekalian, sebab telah tersiar kabar tentang imanmu di seluruh dunia.
9. Karena Allah, yang kulayani dengan segenap hatiku dalam pemberitaan Injil Anak-Nya, adalah saksiku bahwa dalam doaku aku selalu mengingat kamu:
10. Aku berdoa, semoga dengan kehendak Allah aku akhirnya beroleh kesempatan untuk mengunjungi kamu.
11. Sebab aku ingin melihat kamu untuk memberikan karunia rohani kepadamu guna menguatkan kamu,
12. yaitu, supaya aku ada di antara kamu dan turut terhibur oleh iman kita bersama, baik oleh imanmu maupun oleh imanku.
13. Saudara-saudara, aku mau, supaya kamu mengetahui bahwa aku telah sering berniat untuk datang kepadamu — tetapi hingga kini selalu aku terhalang — agar di tengah-tengahmu aku menemukan buah, seperti juga di tengah-tengah bangsa bukan Yahudi yang lain.
14. Aku berhutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar.
15. Itulah sebabnya aku ingin untuk memberitakan Injil kepada kamu juga yang diam di Roma.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih Dalam Nama Tuhan, Hari ini, kita merenungkan firman Tuhan dari surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma, pasal 1 ayat 8 hingga 15. Topik kita adalah “Memberitakan Injil dengan Segenap Hati”. Dalam dunia yang penuh dengan berita buruk, kebencian, dan ketidakpastian, Injil Yesus Kristus adalah kabar baik yang paling dibutuhkan. Injil bukan hanya cerita lama, tapi kekuatan Allah yang mengubah hidup, membawa keselamatan bagi setiap orang yang percaya (Roma 1:16).
Ada beberapa hal yang menjadi poin-poin praktis, mengikuti teladan Paulus.
Hati yang Bersyukur (Roma 1:8) Paulus memulai dengan syukur: “Pertama-tama aku mengucap syukur kepada Allahku oleh Yesus Kristus atas kamu sekalian, sebab telah tersiar kabar tentang imanmu di seluruh dunia.” Ia tidak mengkritik kekurangan jemaat, tapi memuji iman mereka yang berdampak. Hati yang bersyukur melihat kebaikan Tuhan di tengah ketidaksempurnaan.
Ilustrasi: Bayangkan seorang petani yang melihat tumpukan kotoran di ladangnya. Ada yang mengeluh bau, tapi petani bersyukur karena itu pupuk untuk tanaman subur. Begitu Paulus: Di tengah dunia yang “kotor” oleh dosa, ia bersyukur atas iman yang tumbuh.
Aplikasi: Mulailah hari dengan syukur atas pekerjaan Tuhan dalam hidup orang lain. Saat memberitakan Injil, jangan mulai dengan penghakiman, tapi dengan penghargaan. Bagi Anda yang bekerja atau belajar, syukuri rekan Anda dan bagikan Injil melalui sikap positif.
Hati yang Berdoa (Roma 1:9-10) “Sebab Allah, yang kulayani dengan segenap hatiku dalam pemberitaan Injil Anak-Nya, adalah saksiku, betapa tidak jemu-jemunya aku mengingat kamu dalam permohonanku…” Paulus berdoa terus-menerus, bahkan untuk orang yang belum dikenal. Doa adalah fondasi pelayanan; itu menumbuhkan kasih dan membuka jalan Tuhan.
Ilustrasi: Seorang ibu yang berdoa untuk anaknya yang jauh. Meski tak bisa bertemu, doanya “menyentuh” hati anak itu. Begitu Paulus: Doanya membuat Roma terasa seperti “rumah”, meski ia belum ke sana.
Aplikasi: Jadikan doa rutinitas harian untuk orang-orang di sekitar Anda—tetangga, rekan kerja, atau bahkan musuh. Ini akan mempersiapkan hati Anda untuk memberitakan Injil dengan tulus. Bagi pemuda, gunakan waktu luang untuk berdoa bagi teman-teman di media sosial.
Hati yang Rindu dan Berhutang (Roma 1:11-14) Paulus rindu mengunjungi mereka untuk saling menguatkan iman: “Aku berhutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani…” Kerinduan ini lahir dari rasa tanggung jawab—utang moral kepada Tuhan yang telah menyelamatkannya. Injil bukan hak milik pribadi, tapi harus dibagikan kepada semua, tanpa diskriminasi.
Ilustrasi: Seperti seorang yang selamat dari kecelakaan karena obat penyelamat. Ia merasa berhutang untuk membagikan obat itu kepada orang lain yang sakit. Paulus merasa “berhutang” Injil karena Yesus telah menyelamatkannya di jalan ke Damsyik.
Aplikasi: Rasakan kerinduan untuk berbagi Injil dengan keluarga, teman, atau orang asing. Jangan pilih-pilih: Bagikan kepada yang kaya atau miskin, terpelajar atau tidak. Di era digital, gunakan platform online untuk menyebarkan kabar baik, tapi dengan hati yang tulus, bukan untuk like.
Hati yang Bersemangat (Roma 1:15) “Itulah sebabnya aku ingin sekali memberitakan Injil juga kepada kamu yang di Roma.” Paulus bersemangat meski tahu risiko—penganiayaan di Roma. Semangat ini datang dari keyakinan bahwa Injil adalah hal kekal yang layak diperjuangkan.
Ilustrasi: Seorang atlet marathon yang lelah tapi terus berlari karena garis finish dekat. Paulus tahu hidup singkat, tapi dampak Injil abadi. Seperti pepatah: “Hanya dua hal yang kekal: Firman Tuhan dan jiwa manusia.”
Aplikasi: Bangkitkan semangat Anda dengan mengingat apa yang Tuhan telah lakukan dalam hidup Anda. Bagi pelayan gereja, jangan lelah melayani. Bagi semua, mulailah hari ini: Bagikan kesaksian sederhana kepada satu orang. Ingat, semangat dari hati akan mengalahkan segala hambatan.
Doa Penutup : Terima kasih Ya Tuhan Allah, untuk FirmanMu yang telah kami dengar. Ajari kami untuk selalu bersyukur memiliki Engkau, ajarkan kami bahwa betapa bahagianya kami karena Engkau begitu mengasihi kami. Dengan bimbingan rohMu, kami akan melakukan FirmanMu untuk kemuliaan namaMu. Kami serahkan hidup kami hari ini, esok dan selamanya hanya ke dalam tangan pengasihanMu. Di dalam Yesus Kristus Kami berdoa. Amin.
Pdt. Pangihutan Hasibuan, S.Th- Fungsional di Biro Remaja- Naposobulung HKBP