Renungan Harian HKBP | Evangelium | 3 Agustus 2025

Syalom, bapak/ibu saudara/i dan seluruh jemaat yang terkasih di dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan di hari ini, alangkah baiknya kita siapkan hati dan pikiran kita, marilah kita mengambil saat teduh sejenak, kita bersatu di dalam doa.
Doa Pembuka: Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan kita Yesus Kristus menyertai kamu. Amin.
Renungan
Bapak/ibu saudara/i yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, firman Tuhan yang menyapa kita saat ini di Minggu VII setelah Trinitatis, tertulis dalam:
Kolose 3 : 5-11
3:5 “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,”
3:6 “semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka].”
3:7 “Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.”
3:8 “Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.”
3:9 “Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,  ”
3:10 “dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;”
3:11 “dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.”
Bapak, ibu saudara/i yang terkasih di dalam Kristus Yesus, tentu kita sudah pasti tidak asing lagi dengan kalimat “buanglah sampah pada tempatnya.” Tidak hanya membacanya, kita juga pasti sering melakukannya di banyak tempat. Kalimat ini secara sederhana ingin mengatakan kepada kita bahwa segala sesuatu yang tidak berguna haruslah dibuang dan tidak ada alasan untuk menyimpan dan memeliharanya karena tentu akan menimbulkan sesuatu hal yang akan mengganggu kita. Soal sampah tadi contohnya, ketika kita berlamalama membuangnya atau membersihkannya, satu waktu akan menimbulkan bau yang tidak sedap, kotor, penyakit dan sebenarnya justru akan mengganggu dan merugikan kita sendiri. Poin utamanya adalah, mari membuang segala yang tidak perlu.
Nats yang menyapa kita saat ini juga bisa digambarkan demikian. Realita, banyak orang yang dengan sadar mau menyimpan “sampah-sampah dosa” di dalam diri dan hatinya. Kemungkinan besar mereka tahu itu tidak baik, merusak diri dan relasi, tapi tetap dibiarkan dan dipelihara. Yang mungkin paling menyedihkan adalah, jika ada seorang yang membalut sampah-sampah tersebut dengan rapi ditutup dengan tampilan luar. Nats ini adalah surat dari Paulus kepada jemaat di Kolose yang mana mereka sedang hidup di tengah kebudayaan sinkretisme, banyak godaan duniawi, juga kerasnya tekanan dari ajaran palsu.
Bapak/Ibu saudara/i, Firman Tuhan yang menyapa kita saat ini mengajak kita untuk membuang segala sesuatu yang tidak perlu dan tidak berguna, dengan bahasa yang mudah kita pahami yaitu membuang segala sesuatu juga tindakan yang tidak berkenan kepada Allah, yang bertentangan dengan firmanNya. Paulus tahu dengan jelas bahwa dulu orang-orang disana melakukan banyak hal yang bisa mendatangkan murka Allah, tetapi melalui surat ini Paulus menyerukan supaya membuang segala dosa dari hidup kita. Menarik ketika Paulus memakai kata “matikanlah”,yang mana kata ini berarti “membunuh” atau “mematikan total.” Artinya, yang mau dikatakan kepada kita adalah, tidak ada kompromi terhadap dosa, melainkan tindakan radikal untuk mematikan dosa lah yang diinginkan oleh Allah.
Bapak/Ibu saudara/i, yang menarik kemudian adalah bahwa dalam nats ini Paulus tidak hanya menyinggung dosa melalui perbuatan manusia, akan tetapi juga tentang menggantikan Tuhan dalam hidup kita. Terlalu lama berdiam dalam dosa bisa membuat seseorang berpaling melupakan dan bahkan menggantikan Tuhan dengan kekuatan duniawi dalam hidupnya. Itu lah yang diingatkan oleh Paulus melalui nats ini.
Bapak/Ibu saudara/i, kembali ke awal tadi, ketika kita telah membuang sampah, kita juga perlu untuk membersihkan tempat dimana sampah sebelumnya berada, dengan kata lain membuatnya menjadi bersih tanpa sedikitpun bekas sampah sebelumnya. Demikian juga dengan nats ini yang mengajak kita untuk menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui. Artinya, kita tidak boleh hanya sekedar percaya, tapi juga harus senantiasa berubah. Kita tidak boleh menjadi orang Kristen yang berkata percaya kepada Yesus, tapi masih mengenakan pakaian lama (cara hidup lama). Kita tidak bisa menyebut diri Kristen tetapi tetap dengan sadar memelihara amarah, kebencian, keserakahan, atau kebiasaan berdosa. Bukan hanya itu, sebagai orang percaya yang mengenakan manusia baru, kita akan hidup bersatu di dalam Kristus yang menyatukan semua orang. Di dalam Kristus, semua perbedaan yang biasanya memisahkan manusia, baik itu suku, ras, agama, latar belakang tidak berlaku lagi, karena Kristus sendiri menjadi pusat dari setiap orang percaya. Kiranya Tuhan menolong kita. Amin.
Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Kami bersyukur ya Tuhan Allah kami untuk kesempatan yang begitu berharga yang engkau berikan kepada kami. Saat ini kami boleh dan telah bersekutu bersama untuk mendengarkan firmanMu yang telah menyapa kami. Biarlah Tuhan rohMu menguatkan kami untuk tetap berdiri dengan teguh di dalam iman kami kepadaMu. Tuhan tolong kami agar mampu membuang segala hal yang bertentangan dengan firmanMu. Bantu kami untuk mampu hidup mengenakan manusia baru. Ajar kami ya Tuhan untuk tetap boleh kuat dan teguh menjauhkan diri kami serupa dengan dunia ini. Biarlah hidup kami ya Tuhan menjadi berkat bagi banyak orang, lewat pekerjaan, pelayanan dan seluruh cara hidup kami. Tuhan ajari dan kuatkan kami untuk hidup sesuai dengan kehendakMu. Ini lah doa dan permohonan kami, di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Pdt. Frans M. Sormin- Fungsional di Departemen Koinonia HKBP
Scroll to Top