Syalom, bapak/ibu saudara/i dan seluruh jemaat yang terkasih, sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan di hari ini, alangkah baiknya kita siapkan hati dan pikiran kita, marilah kita mengambil saat teduh sejenak, kita bersatu di dalam doa.
Doa Pembuka: Bapa yang baik, bapa yang kami kenal melalui anakMu Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan juruselamat kami, kami bersyukur untuk penyertaan dan kebaikanMu yang mengantarkan kami boleh ada hingga saat ini. Saat ini ya Tuhan, sebelum kami melanjutkan kegiatan dan aktivitas kami di hari ini, kami terlebih dulu akan menyerahkan diri kami untuk mendengarkan firmanMu yang akan menyapa dan menguatkan kami. Karena itu, kami siapkan hati dan pikiran kami sepenuhnya ya Tuhan, kiranya engkau berkati agar kami dapat dengan sukacita menerima Firman Tuhan. Kami sambut Kasih setia Tuhan di dalam sukacita. Amin.
Renungan
Bapak/ibu saudara/i yang terkasih, firman Tuhan yang menyapa kita saat ini tertulis dalam:
1 Korintus 10 : 13
“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”
Bapak/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, tidak usah dipertanyakan lagi, kita semua tentu pernah mengalami masa-masa susah, bingung dan sulit dalam hidup kita, dan mungkin saja ada di antara kita yang sedang mengalaminya saat ini. Masalah atau godaan itu bisa datang dari luar ataupun dari dalam diri sendiri, dan tentunya berbeda antara seorang dengan yang lain. Bagi setiap orang yang mengalaminya, kemungkinan besar akan menghadapi setidaknya dua pilihan, yaitu pilihan untuk tergoda, menyerah dan jatuh ke dalamnya, dan pilihan untuk bertahan karena iman percaya. Yang memilih untuk menyerah dan tergoda mungkin akan berkata, “godaan ini terlalu kuat, aku tidak bisa melawannya, aku cuma manusia biasa, atau semacamnya”, namun yang memilih untuk bertahan akan berkata kepada diri sendiri, “cobaan ini memang berat, tapi saya tahu Tuhan tidak meninggalkan saya, Dia akan membuka jalan.” Ada kalanya ketika cobaan itu terasa begitu berat, seseorang malah bergeser kepada kekuatan duniawi dan memilih menjauh atau meninggalkan Tuhan. Ketika nanti suatu waktu kita mungkin akan digoda oleh keadaan untuk menyerah, mari kita ingat firman Tuhan yang menyapa kita saat ini. Seberat apa pun masalah yang mungkin akan kita hadapi, meninggalkan Tuhan bukanlah solusi.
Nats yang menyapa kita saat ini adalah bagian dari surat Paulus kepada jemaat di Korintus yang tengah tergoda oleh cobaan untuk melakukan tindakan yang menyimpang dari ajaran Kristus, seperti penyembahan berhala dan berbagai tindakan amoral. Paulus memandang hal ini adalah bagian dari pencobaan di tengah dinamika kehidupan manusia. Kita harus akui, memang sangatlah berat untuk bertahan dalam berbagai pencobaan, baik dari godaan dunia ataupun tekanan dan berbagai masalah yang datang bertubi-tubi. Namun, Paulus melalui nats ini menaruh sebuah harapan yang membangkitkan harapan setiap orang percaya, yaitu kenyataan bahwa setiap pencobaan yang mungkin terjadi tidak akan melebihi kekuatan manusia. Ia katakan bahwa itu adalah pencobaan-pencobaan yang biasa. Mengapa disebut “biasa”? Biasa yang dimaksud disini adalah “bersifat manusiawi” atau sederhananya semua itu masih di dalam kapasitas kemampuan seorang manusia.
Nah, dalam hal itu lah kita bisa melihat kesetiaan Allah. Ia membolehkan pencobaan dialami oleh manusia, namun tetap tidak akan di luar kemampuan manusia. Allah melihat, Allah tau, dan Allah memperhatikan. Bentuk kesetiaan Allah juga terlihat dari kemurahatiannya untuk menyediakan dan memberikan jalan keluar kepada manusia yang mengalami pencobaan. Artinya, Tuhan tidak akan lepas tangan, dan yakinlah bahwa akan “selalu ada jalan”. Jalan keluar bukan berarti hilangnya pencobaan, tapi bentuknya terlihat dari kekuatan untuk tetap setia dalam pencobaan itu sendiri. Kita menanggung setiap cobaan tidak sendiri, tetapi kita menanggungnya bersama Allah.
Bapak/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, ayat ini mengajarkan kita untuk melihat berbagai pencobaan ataupun penderitaan dengan kacamata iman. Paulus melalui nats ini mengajak kita:
- Untuk percaya bahwa tidak ada pencobaan atau masalah yang dibolehkan Allah terjadi di luar kemampuan manusia, karena sebesar apa pun masalah dan cobaan itu tidak akan lebih besar dari Allah itu sendiri;
- Allah mengenal kemampuan kita bahkan lebih daripada kita mengenal diri kita sendiri.
- Jalan keluar bukan berarti jalan pintas. Itu bisa berarti bahwa kita bisa berproses untuk lebih kuat dan teguh dalam iman untuk bertahan dan melewati setiap cobaan dan masalah.
Marilah kita semakin mengimani bahwa Allah tetap menyertai kita dalam suka dan duka kita, Ia bahkan ikut menanggung beban kita, Ia akan tetap setia memberikan jalan keluar sekalipun kita merasa tak ada lagi jalan. Sekalipun dunia ingin menjatuhkan kita, Ia tidak akan membiarkan kita jatuh. Kesetiaan Allah adalah jaminan bahwa pencobaan tak pernah melebihi kemampuan kita. Amin.
Doa Penutup: Marilah kita berdoa. Kami bersyukur ya Tuhan Allah kami untuk kesempatan yang begitu berharga yang engkau berikan kepada kami. Saat ini kami boleh dan telah bersekutu bersama untuk mendengarkan firmanMu. Tolong kami untuk semakin mengimani bahwa tidak ada pencobaan dan masalah yang Engkau bolehkan terjadi di luar kemampuan kami. Kami yakin Tuhan bersama dengan kami baik dalam suka, duka dan setiap dinamika kehidupan kami. Biarlah rohMu ya Tuhan menguatkan kami untuk tetap berdiri dengan teguh di dalam iman kami kepadaMu. Biarlah hidup kami ya Tuhan menjadi berkat bagi banyak orang, lewat pekerjaan, pelayanan dan seluruh cara hidup kami. Tuhan ajari dan kuatkan kami untuk hidup sesuai dengan kehendakMu. Inilah doa dan permohonan kami, di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Pdt. Frans M. Sormin, S.Th – Pendeta Fungsional di Departemen Koinonia HKBP