Renungan Harian HKBP, Selasa 04 November 2025

Renungan Harian HKBP, Selasa 04 November 2025

 

Doa Pembuka: Ya Tuhan Allah yang Mahakuasa, Mahapengasih, Bapa kami di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kami mengucap syukur dengan segenap hati kami, karena Engkau memelihara hidup kami sampai saat ini. BerkatMu menenteramkan hidup kami untuk merenung sejenak, dan mendengarkan suara-Mu yang penuh kasih. Kiranya melalui renungan ini, Engkau berbicara kepada kami dan membuka mata hati kami untuk melihat kebenaran-Mu. Biarlah setiap kata yang terdengar mengarahkan kami lebih dekat kepada-Mu, dan membawa perubahan dalam hidup kami yang memuliakan nama-Mu. Dalam nama Yesus Kristus, Tuhan kami, kami berdoa. Amin.

Renungan

Mazmur 68 : 21

“Allah bagi kita adalah Allah yang menyelamatkan,

ALLAH, Tuhanku, memberi keluputan dari maut.”

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan,

Pernahkah kita berpikir, mengapa manusia, sekuat apa pun, sepintar apa pun, tetap selalu membutuhkan pertolongan? Kita bisa melakukan banyak hal hebat: mengendalikan teknologi, membangun kota, bahkan menjelajahi luar angkasa. Namun kita tidak selalu bisa mengendalikan hidup kita sendiri. Kadang hati kita gelisah, pikiran kacau, dan kita kehilangan arah. Ada saat-saat di mana kita harus mengakui bahwa kita tidak bisa berdiri sendiri. Bahwa ada batas dari kekuatan manusia. Dan di saat itulah, kita baru sadar, kita butuh Tuhan. Kita berbisik dalam hati, “Tuhan, tolonglah aku.”Firman Tuhan hari ini berkata: “Allah bagi kita adalah Allah yang menyelamatkan, ALLAH, Tuhanku, memberi keluputan dari maut.”

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan,

Ayat ini ditulis oleh Daud, bukan ketika hidupnya tenang, melainkan saat ia berada di tengah bahaya dan peperangan. Namun di tengah segala ketakutan itu, Daud menyadari bahwa kemenangan sejati bukan datang dari pedangnya, tetapi dari Tuhan yang menyertainya. Allah selalu menolongnya, bukan hanya sekali, tapi terus-menerus. Artinya, Tuhan tidak berhenti bekerja setelah kita ditolong satu kali. Ia selalu siap menolong kita lagi, dan lagi. Itulah sifat kasih-Nya, tidak terbatas, tidak berubah. Mazmur ini ingin mengingatkan kita semua bahwa setiap orang sedang berjuang di “medan perang” masing-masing. Ada yang berjuang melawan rasa takut, ada yang berjuang melawan tekanan hidup, ada yang sedang kehilangan semangat dan harapan. Namun pesan Tuhan tetap sama, Ia ada bagi kita. Ia dekat, bukan jauh. Ia bukan hanya Allah yang kita dengar di gereja, tetapi Allah yang hadir dalam kehidupan sehari-hari.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Tuhan menyelamatkan kita bukan hanya dari bahaya besar, tetapi juga dari hal-hal kecil yang perlahan mencuri damai sejahtera kita: dari rasa khawatir, dari keputusasaan, dari rasa tidak berharga. Ia ingin memulihkan hati kita dan mengangkat kepala kita kembali. Mungkin hari ini kita sedang merasa lemah, kecewa, atau tak berdaya. Tetapi percayalah, Tuhan tidak meninggalkan kita. Dia tetap bekerja, meski kita tidak selalu melihatnya. Dia memegang tangan kita, menuntun kita melewati setiap badai. Oleh karena itu, mari hari ini kita berkata dalam hati: “Tuhan, Engkaulah penolongku. Engkaulah yang menyelamatkan aku dari keputusasaan dan ketakutan. BersamaMu, aku tidak akan menyerah.” Amin.

Doa Penutup: Ya Tuhan Allah yang menyelamatkan, kami bersyukur karena Engkau tidak pernah meninggalkan kami. Dalam setiap pergumulan dan kelemahan kami, Engkau tetap hadir dan memberi kami kekuatan. Terima kasih karena Engkau adalah Allah yang memberi keluputan dari maut, yang menolong kami bukan hanya sekali, tetapi setiap hari. Tolonglah kami agar tetap percaya dan bersandar hanya kepada-Mu, meskipun hidup ini tidak selalu mudah. Peganglah tangan kami, ya Tuhan, bimbing kami melewati setiap badai, dan jadikan kami saksi kasih dan kuasa-Mu dalam kehidupan ini. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.

C.Pdt. Johannes Sibarani, S.Th- LPP III di Biro Ibadah Musik HKBP

Scroll to Top