Renungan Harian HKBP, Selasa 22 Juli 2025

Doa Pembuka: Terpujilah Engkau Ya Tuhan Allah pemberi kehidupan, dan pemberi segala berkat dan kesempatan untuk kami sehingga kami dapat beroleh kehidupan ini. Pada pagi ini, kami akan melakukan panggilan kami masing-masing untuk berbuah dan memuliakan Engkau dalam perjalanan kehidupan dan aktivitas kami sehari ini. Kami merindukan FirmanMu sebagai bekal kami untuk menang dalam kehidupan kami, maka berkati hati dan pikiran kami, supaya kami dipenuhkan oleh hanya karna FirmanMu. Di dalam Yesus Kristus kami berdoa kepadaMu. Amin.

Firman Tuhan yang menjadi bekal untuk kita menjalani pada hari ini di hari Selasa, 22 Juli 2025 tertulis di 2 Korintus 4 : 7 “Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami” Beginilah firman Tuhan.

Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih Dalam Nama Tuhan, memberi penghargaan pada diri sendiri dengan cara memberi fokus dan membuat diri sendiri menjadi sentral adalah bentuk dan upaya manusia untuk mencapai nilai terbaik dalam sebuah perjalanan kehidupannya. Kita mengakui, dalam semua aspek kehidupan mengutamakan diri sendiri adalah upaya yang harus kita perjuangkan. Siapapun akan memilih itu sebagai sebuah pilihan mutlak. Tetapi, apakah itu benar nilai yang harus di utamakan dalam sebuah perjalanan kehidupan? Agar tidak keliru, Firman Tuhan kan menjawabnya. Allah menempatkan harta rohani yang berharga yaitu Injil, Yesus, dan kemuliaan Allah dalam diri manusia yang rapuh, diibaratkan seperti bejana tanah liat, untuk menunjukkan bahwa kuasa yang sejati berasal dari Allah, bukan dari diri manusia sendiri. “Bejana tanah liat”, manusia digambarkan sebagai bejana tanah liat yang rapuh dan mudah pecah, menunjukkan kelemahan dan keterbatasan manusia. “Harta rohani”, adalah pesan Injil, yaitu kasih karunia dan keselamatan yang ditawarkan Allah melalui Yesus Kristus. Pengajaran Firman ini memberi pengetahuan pada kita bahwa meskipun manusia memiliki kelemahan, kuasa yang sejati dan melimpah berasal dari Allah, bukan dari diri manusia.

Tujuan Allah menempatkan harta rohani dalam bejana tanah liat adalah agar kemuliaan dan kekuatan Allah terlihat nyata dan tidak disalahartikan sebagai kekuatan manusia. Dengan kata lain, ayat ini mengajarkan bahwa meskipun manusia memiliki keterbatasan dan kelemahan, mereka tetap menjadi alat yang dipilih Allah untuk menyatakan kemuliaan-Nya dan kuasa-Nya di dunia. Itu sebabnya, memberi penghargaan pada diri sendiri dengan cara memberi fokus dan membuat diri sendiri menjadi sentral dalam pandangan Firman Allah menjadi sebuah kekeliruan. Mengapa mereka tidak boleh memberitakan diri sendiri: sebab mereka hanyalah bejana tanah liat, yang tidak berarti ataupun berharga. Harta cahaya dan anugerah Injil diletakkan di dalam bejana-bejana tanah liat. Allah telah mengatur sedemikian rupa hingga semakin lemah bejana itu, semakin kuat kuasa-Nya terlihat, supaya dengan demikian harta itu akan semakin dihargai. Karena itu, di dalam segala hal, Allah harus dimuliakan. Amin.

Doa Penutup: Terima kasih Ya Tuhan Allah, untuk FirmanMu yang membekali kami dengan pengetahuan dan kekuatan untuk memenangkan hari ini di dalam Kemuliaan namaMu. Lindungi dan jaga kami dalam perlindunganMu, juga orangtua kami, keluarga kami, jemaatMu, anak-anak kami dalam menjalani kehidupannya dan pendidikannya. Kami serahkan hidup kami hari ini, esok dan selamanya hanya ke dalam tangan pengasihanMu. Di dalam Yesus Kristus kami berdoa. Amin.

Pdt. Andar Panuturi Sitompul, S.Th – Pendeta Fungsional di Biro Ibadah Musik HKBP

Scroll to Top