Renungan Harian HKBP | Senin, 28 Juli 2025

Doa Pembuka: Kita berdoa! Allah Bapa kami yang bertahta tinggi dalam kerajaan Surga, terima kasih atas berkat yang Tuhan berikan kepada kami, sebentar kami akan mendengarkan firman Tuhan berkati hati dan pikiran kami. Amin.

Firman Tuhan yang menjadi landasan kita beraktivitas pada hari ini Senin, 28 Juli 2025 tertulis dari

Ibrani 4 : 9 – 10

“Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi Umat Allah. Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentianNya ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaanNya.

Bapak/Ibu, Saudara/I yang kekasih, saat ini tanpa sadar kita disibukkan dengan berbagai kegiatan yang padat, baik fisik dan juga batin dituntut untuk dapat mengikuti ritme hidup. Tidak jarang kita mencari tempat untuk beristirahat karena badan ini terasa tidak fit lagi. Namun yang terjadi kita hanya berfokus untuk mengistirahatkan tubuh ataupun raga. Tanpa memikirkan bagaimana cara untuk benar-benar mengistirahatkan kerohanian kita.
Dikatakan bahwa “hari perhentian bagi umat Allah”, bukan hanya sekedar hari minggu, ini adalah gambaran perhentian rohani dan eskatologis yaitu hidup dalam damai bersama Allah, baik sekarang maupun dalam kekekalan. Manusia tidaklah lagi hidup dalam Kesia-siaan untuk mendapatkan perhentian, dan menerima karya penebusan Kristus.
Didalam nas ini kita juga tahu bahwasanya, kita orang yang percaya akan dapat menikmati kedamaian dan kepastian keselamatan yang telah disediakan Allah. Karya Keselamatan dan kedatangan Kristus itu adalah kepastian.
Penebusan Yesus di kayu salib adalah salah satu dari Karya Keselamatan itu, umat manusia ditebus dosanya. Kita manusia terlebih orang yang percaya kepada Kristus tidaklah lagi hidup dalam kegelisahan rohani, kita dapat berjalan dalam ketaatan dan iman yang teguh.
Jika hari ini terasa berat bagi kita, dan meras putus asa, ini bukanlah ahkir bagi kita. Kesedihan dan kesusahan yang kita alami adalah proses kehidupan orang Kristen dan buah dari Iman yang akan selalu dikuatkan dalam setiap pergumulan.
Perhentian bagi orang percaya adalah disaat kita hidup kekal dalam hadirat Allah, melakukan perbuatan yang jauh dari dosa, tetap teguh dalam penderitaan dan bahkan tidak takut kepada kematian. Ketekunan, ketaatan, merupakan simbol dari iman yang sejati, membawa kita dalam sukacita, harapan, dan keyakinan akan perhentianNya.
Perhentian itu bukanlah berhenti dari aktivitas, tetapi tetap tinggal dan diam dalam damai serta iman yang berani mengatakan bahwa Allah telah menyediakan semuanya dan melakukannya bagi umatNya melalui Kristus Yesus.

Doa Penutup: Kita berdoa! Bapa yang kami kenal di dalam Yesus terima kasih atas Firman Tuhan pada hari ini yang telah mengajarkan mengingatkan dan memulihkan. Hari ini kami kembali diingatkan bahwasanya perhentian dari Tuhan adalah hal yang tidak sia-sia dan penuh dengan kedamaian. Kuatkan kami untuk terus dapat menyatakan FirmanMu dalam kehidupan kami, sertai setiap pekerjaan kami Ya Tuhan. Didalam Yesus Kristus, kami telah berdoa. Amin.

 

C.Pdt. Josua Hutabarat, S.Th- LPP III di Biro Kat. Ama dan Lansia HKBP

Scroll to Top