Pelayan tahbisan
penuh waktu (partohonan na gok tingki) di HKBP adalah Pendeta, Guru Huria, Bibelvrow
dan Diakones. Masing-masing tahbisan memiliki Dana Solidaritas yang bersumber
dari yuran pribadi para pelayan yang disebut Tumpak Liat. Bagi pelayan
Pendeta disebut Tumpak Liat Pandita (TLP), demikian bagi pelayan tahbisannya
lain disebut Tumpak Liat Guru Huria (TLG), Tumpak Liat Bibelvrow (TLB) dan
Tumpak Liat Diakones (TLD). Besaran
yuran ditentukan oleh rapat-rapat
pelayan tahbisan di tingkat pusat
(hatopan) sesuai dengan Aturan Peraturan (AP) HKBP.
Di bulan Oktober 2021, HKBP akan mengadakan Rapat
Pendeta di tingkat pusat yang dikenal dengan sebutan Rapot Pandita Hatopan
(RPH). Dalam rangka menyambut dan membahas topik-topik yang akan ditetapkan
pada rapat pendeta nanti, beberapa Distrik telah menyelenggarakan Rapat Pendeta
Distrik, seperti HKBP Distrik XI Toba Hasundutan, HKBP Distrik IX
Sibolga-Tapteng-Nias dan sekarang ketika berita ini dituliskan sedang
berlangsung Rapat Pendeta HKBP Distrik V Sumatera Timur di Parapat, Sumatera
Utara. Selaku Ketua Rapat Pendeta HKBP, Ephorus Pdt. Dr. Robinson Butarbutar tetap
hadir dan memberi ceramah di setiap rapat pendeta Distrik.
Seperti disebut di atas, pada Rapat Pendeta Hatopan
(Pusat) akan dilakukan pembahasan mengenai topik-topik hangat di dunia yang berkaitan dengan teologi,
liturgi, dan tantangan pelayanan masa kini. Di Rapat Pendeta Hatopan itu juga
akan disampaikan Laporan Dana Solidaritas atau TLP.
Dalam kerangka menyambut Rapat Pendeta HKBP, ale-ale
TLP dari 32 Distrik bertemu dan menerima Pemberdayaan di Perkampungan Pemuda
Jetun Silangit (21-24/6/2021) dari para narasumber seperti Dr. Sigit Triyono
dan Dr. Rumondang Napitu. 22 Orang peserta hadir secara onsite dan 10 orang
mengikutinya secara online. Para narasumber memberi masukan dan menyemangati
ale-ale TLP untuk melaksanakan tugas tanggung jawabnya secara iklas dan tulus.
Di sesi Ephorus, Ale-Ale (Sahabat) TLP
menyampaikan kesulitan-kesulitan yang
dihadapi selama ini, khususnya keaktifan peserta membayar yurannya. Ada
saja peserta yang tidak mampu dan tidak mau tahu. Menghadapi kesulitan
tersebut, Sigit Triyono memberi masukan dan solusi yang tepat, seperti
penegakan kedisplinan, mencari pemasukan lain, melakukan pendekatan terhadap
keluarga (istri/suami) pendeta,
menghadirkan nilai-nilai baru dan pendekatan pastoral bagi penunggak oleh Ketua
Rapat Pendeta (KRP).
Para sahabat TLP semakin termotivasi menunaikan
tugasnya lewat apresiasi hangat, tulus dari Ketua Rapat Pendeta, Pdt. Dr.
Robinson Butarbutar dan masukan-masukan dari pemateri. (B-TIK)