Sehat itu Indah dan Baik


Kamis (9/5), Pdt. Hotnida Siagian
melayani ibadah pagi kegiatan CPE, ibadah dimulai pada pukul 08.10 wib.
Penjelasan khotbah yang tertulis dalam Mazmur 40:17 oleh ibu Pdt. Hotnida
Siagian. Penekanan khotbah hari ini terletak pada kekauatan dan kesetian kita
kepada Tuhan melalui keselamatan yang telah diberikan kepada kita
masing-masing. Keselamatan itulah yang menjadi jaminan kehidupan kita dimasa
yang akan datang. Tetapi ketika kita diselamatkan, ada tanggungjawab yang harus
kita lakukan di dalam dunia ini yaitu memberitakan keselamatan itu kepada yang
lain. Di dalam kegiatan CPE ini juga kita diajak untuk memberitakan yang
keselamatan Tuhan. Di dalam beberapa hari ini kita telah diproses, maka proses
itu akan membawa kita kepada pelayanan yang lebih baik lagi dalam rangka
memberitakan keselamatan yang dari pada Allah.

Setalah ibadah, dilanjutkan
dengan sesi dari bapak Dr.Evin Sampe Tua Damanilk, MM yang berkerja di RSUD
Djasamen Saragih (Ketua Komite Keselamatan Pasien) dengan judul materi:
pentingnya menjaga kesehatan. Menurut informasi yang saya dengar bahwa ada 7
pendeta dalam waktu dekat ini telah meninggal dunia. Ada banyak pendeta yang
memperhatikan kondisi jemaat, tetapi perlu juga memahami diri sendiri secara
khusus dari kesehatan. Mari kita menjaga kesehatan dari segi makanan dan
kegiatan yang berolahraga. Pada tahun 80an tv 24-30 inci, tetapi tahun 2000an
tv orang sudah 5 inci, akhirnya banyak diantara kita yang sedikit pergerakan
atau olahraga. Jika kita ingin makan, tinggal pesan saja dari go-food, 10-20
menit akan tiba. Waktu makan yang sehat juga harus teratur, dan waktu makan
malam yang baik pada pukul 18.00 wib-20.00 wib, sebab pada pukul 20.00 wib
perut kita sudah sulit bekarja untuk memproses makanan yang masuk ke dalam
lambung kita. Inilah yang sangat berpeluang menimbulkan penyakit dalam tubuh
kita. Secara khusus penyakit kanker saat ini, tidak lagi menyerang yang ada
dikota saja melainkan yang ada di desa juga. Sebab didesa saat ini sudah banyak
makan yang tidak sehat disana. Untuk bagaimana kita menjaga kesehatan dari
kesehatan? Kanker serfiks yang pada umumnya diderita oleh para perempuan yang
terjadi karena hubungan dengan yang terkena penyakit serfiks juga. Kanker ini
dapat menular dari darah dan bisa juga menular dari suami atau pasangannya. Di
HKBP distrik V Sumatera Timur telah dilakukan penyuluhan akan penyakit dan
periksa kesehatan secara gratis.


Kedua, kanker usus besar, dapat
kita melihat dari nafsu makan yang berkurang dan berat badan turun. Penanganannya
sudah dapat menggunakan alat yang canggih, apakah yang menyebabkan kanker usus
besar adalah kurangnya mengkonsumsi makanan yang berserat. Inilah perlu kita
ketahui agar kita jangan salah memberikan makanan kepada anak-anak kita,
apalagi anak sekarang yang sulit makan sayur. Meminum jus juga perlu hati-hati,
sebab gula yang ditambahkan ke jus akan menyebabkan diabetes bila sering di
konsumsi dengan gula. Ketiga kanker nasopari adalah kanker yang berawal dari
sumbatan dari telinga dan hidung yang disebabkan dari merokok. Perokok pasif
lebih bahaya dibandingkan dengan rokok aktif, apalagi asap rokok yang menempel
dibaju dan anak memeluk ayahnya akan terkena kanker nasopari ini juga. Kanker
ini juga banyak di derita oleh mereka yang banyak berbicara seperti guru dan
lain-lain. Keempat kanker payudara, ini juga kanker yang bahaya yang diderita
oleh perempuan maupun laki-laki. Hal ini dapat dilihat dari besarnya simetris
atau tidak, baik dari laki-laki maupun perempuan. Ini adalah inspeksi awal yang
perlu diperhatikan dengan baik sewaktu mandi.        

Setelah acara sesi dari bapak dokter, acara
dilanjutkan dengan penjelasan dari hasil dari visit yang disebut dengan
persentasi hasil verbatim dari setiap perserta. Pada kesempatan kali ini, salah
seorang peserta diperkenanka untuk mempersentasikan hasil visitnya di depan
seluruh peserta. Secara umum, hasil verbatim seluruh perserta dapat dilihat
secara langsung oleh peserta sebab hasilnya telah dibagikan kepada pribadi.
Namun ada yang unik dari proses koreksi dari verbatim ini, beberapa perserta
juga mengakui bahwa apa yang mereka lakukan selama ini dalam hal kunjungan
pastoral atau pendampingan pastoral masih banyak yang tidak sesuai dengan
jalurnya. Salah seorang mengatakan bahwa pribadinya sering sekali menghakimi
yang sedang sakit tanpa sadar dan tahu bahwa itu tidak baik bagi pasien.
Seluruh perserta mengharapkan agar dapat diproses secara pribadi lepas pribadi,
tetapi karena keterbatasan waktu hanya ada dua peserta yang dapat diproses.
Acara dilanjutkan kembali dengan bagian yang tidak terpisah yaitu expose trip.
Expose trip ini, membawa peserta mengenali alam, dimana alam juga salah satu
sasaran pendampingan pastoral, tepatnya di kebun teh Sidamanik dan Pantai
Tigaras. Disana juga dilaksanakan penyampaian kesan dan pesan dari panitia
kepada peserta begitu juga dari peserta kepada peserta serta perserta kepada
panitia. (JLS)





Scroll to Top