BATANG TORU (7/12) – Bencana ekologis banjir bandang di Batang Toru, Tapanuli Selatan, mencatat angka kematian yang memilukan dengan lebih dari 300 korban jiwa ditemukan dan ratusan lainnya masih hilang sesuai laporan dari lapangan per tanggal 6 Desember 2025. Merespons tragedi kemanusiaan ini, Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) mengambil peran aktif dengan mendirikan posko darurat dan menyalurkan bantuan langsung yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal HKBP, Pdt. Rikson M. Hutahaean, M.Th.
Tingginya angka korban jiwa dipicu oleh meluapnya Sungai Aek Godang pada 25 November 2025 yang menyapu desa Garoga, Batu Horing, hingga Huta Godang. Tim HKBP memantau HKBP Huta Godang, yang berada di bawah naungan Resort batang Toru. Daerah Huta Godang terlihat begitu memprihatinkan. Dua orang jemaat HKBP Huta Godang harus meregang nyawa karena tidak sempat menyelamatkan diri, sementara di belakang gedung gereja ditemukan 16 jenazah tersangkut pada tumpukan kayu besar. Tim HKBP yang memantau lokasi melaporkan kondisi Huta Godang sangat memprihatinkan dengan hamparan kayu-kayu besar berusia puluhan tahun yang menumpuk, menandakan dahsyatnya kekuatan banjir. Akses ke wilayah terdampak lain seperti Betania, Tindoan Laut, dan Marrancar sebagian besar terputus akibat longsor, memaksa distribusi bantuan dilakukan dengan berjalan kaki.
HKBP Ressort Batang Toru, dipimpin oleh Pdt. Santun Simamora, S.Th, bergerak cepat menanggapi keadaan darurat ini. Gedung Sekolah Minggu segera dialih-fungsikan menjadi posko utama dan telah menampung sekitar 100 orang dari 50 kepala keluarga, mayoritas merupakan jemaat HKBP Huta Godang. Banyak jemaat masih mengalami trauma, namun mereka saling menguatkan dengan bekerja sama mengolah makanan, menyediakan air bersih, dan membersihkan gereja yang terkena lumpur. Beberapa wilayah terdampak lain di sektor Batang Toru meliputi Batang Toru, Betania, Tindoan Laut, Parsaoran Nauli, Aek Martolu, Adian Nauli, Marrancar, dan Aek Na Bara, dengan sebagian besar akses jalan terputus akibat longsor sehingga bantuan harus diantar dengan berjalan kaki.
Pada Minggu pascabencana, Sekretaris Jenderal HKBP hadir melayani ibadah di HKBP Batang Toru. Ibadah dimulai pukul 10.00 WIB dengan liturgis Pdt. Santun Simamora, S.Th. Seusai warta, Sekjen HKBP menyalurkan bantuan secara simbolis kepada jemaat yang paling terdampak dan kehilangan rumah. Bantuan berupa bahan makanan dan kebutuhan dasar termasuk 92 karung logistik yang akan dibagikan ke seluruh korban. Pdt. Rikson, saat berkhotbah, menyampaikan bahwa HKBP Batang Toru merupakan tempat pelayanan semasa Calon Pendeta, dan sekarang bertemu meskipun dalam kondisi trauma pasca-bencana para jemaat. Dalam khotbahnya, Sekjen HKBP, menguatkan jemaat dengan merenungi masa-masa adven ini dengan setia berkomunikasi kepada Allah, tempat umat-Nya meletakkan pengharapan. Walau saat ini banyak jemaat menghadapi penderitaan, bukan berarti Tuhan Allah meninggalkan para pengikut-Nya. Sudah sepatutnya seluruh manusia bersandar kepada Tuhan, dan mengandalkanNya. Selain itu, Sekjen HKBP juga mengingatkan agar jemaat saling menguatkan, saling berinteraksi karena Allah juga memakai orang lain untuk memberi pertolongan.
Para pengungsi juga turut hadir mengikuti ibadah meski hanya mengenakan pakaian seadanya. Suasana ibadah menjadi ruang pemulihan batin ketika jemaat yang kehilangan rumah, keluarga, dan harta benda tetap memuji Tuhan bersama-sama. Seusai ibadah, Sekjen HKBP bersama Pdt. Resort Batang Toru berfoto bersama seluruh pengungsi sebagai tanda solidaritas dan penyertaan gereja bagi jemaat. Tim HKBP kemudian memantau langsung kondisi Huta Godang yang sangat memprihatinkan, di mana hamparan kayu-kayu besar berusia puluhan tahun menumpuk dan memperlihatkan besarnya kekuatan banjir yang melanda.


























