HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN
Berita Terkini HKBP



Renungan Harian HKBP
Renungan Terkini
Evangelium Renungan Marturia, Minggu Advent III tgl. 14 Desember 2025
Doa Pembuka: Damai sejahtera dari Allah Bapa, yang melampaui akal dan pengertianmu, itulah kiranya yang memelihara hati dan pikiranmu. Di dalam Yesus Kristus Tuhan. Amin.
Bapak Ibu, saudara/i sekalian yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus Firman Tuhan di minggu tanggal 14 Desember 2025, di minggu Advent yang ke-III diambil dari Mikha 7 : 7-13. Saya akan bacakan, Demikian Firman Tuhan.
7 Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku!
8 Janganlah bersukacita atas aku, hai musuhku! Sekalipun aku jatuh, aku akan bangun pula, sekalipun aku duduk dalam gelap, TUHAN akan menjadi terangku.
9 Aku akan memikul kemarahan TUHAN, sebab aku telah berdosa kepada-Nya, sampai Ia memperjuangkan perkaraku dan memberi keadilan kepadaku, membawa aku ke dalam terang, sehingga aku mengalami keadilan-Nya.
10 Musuhku akan melihatnya dan dengan malu ia akan menutupi mukanya, dia yang berkata kepadaku: “Di mana TUHAN, Allahmu?” Mataku akan memandangi dia; sekarang ia diinjak-injak
seperti lumpur di jalan.
11 Akan datang suatu hari bahwa pagar tembokmu akan dibangun kembali; pada hari itulah perbatasanmu akan diperluas.
12 Pada hari itu orang akan menghadap engkau dari Asyur sampai Mesir, dari Mesir sampai sungai Efrat, dari laut ke laut, dari gunung ke gunung.
13 Tetapi bumi akan menjadi tandus oleh karena penduduknya, sebagai akibat perbuatan mereka.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih Dalam Nama Tuhan, satu hal yang berkurang dari karakter manusia pada hakikatnya sebagai makhluk yang tidak pernah puas dengan apa yang adalah hal Optimisme. Entah kenapa, daya juang manusia dan optimisme di jaman yang semakin tidak terhambat kemajuannya ini justru semakin susut. Upaya untuk mendapatkan sesuatu yang dia mau dan harapkan juga tidak diimbangi dengan daya dan upaya. Mungkin karna kemajuan zaman yang bersifat instan, sehingga membuat orang ingin mendapatkan sesuatu dengan cara yang gampang dan singkat. Ini sepertinya mempengaruhi daya juang, ini mempengaruhi kegigihan yang semakin menurun. Mudah menyerah, inilah gambaran umum manusia zaman sekarang, atau terjebak dalam pemaknaan kata “Nasib” atau “semua akan indah pada waktunya”, sehingga paham ini cenderung menggiring ke pasrah dan menyerah. Nyatanya, jika paham ini tidak dibarengi dengan pengetahuan iman yang tepat bisa saja menggiring penganutnya ke paham pasrah dan tidak mengerjakan imannya. Entah situasi yang kita hadapi dating dari luar (Eksternal) atau yang kita buat sendiri (Internal). Sulit kita memhamai bahwa Allah adalah pengampun, pemberi, dan pengasih. Hal ini membuat kita cenderung pasif dan tidak bergantung pada Allah dan karyaNya, tetapi cenderung mengandalkan sekitar, situasi, orang hebat, keluarga hebat, kekuatan, kekayaan dan apa yang kita anggap dapat membuat kita lebih baik dari situasi sebelumnya.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih di Dalam Nama Tuhan, di tengah kesesakan dan ketidakadilan yang melanda bangsa Israel, Mikha memilih untuk menetapkan hati kepada Tuhan. Ia tidak menaruh harapan pada situasi, manusia, atau kekuatannya sendiri, tetapi kepada Allah yang mendengar doa. Ketika situasi hidup tampak buntu ekonomi berat, hubungan retak, atau jalan hidup tidak jelas Tuhan memanggil kita untuk kembali menaruh fokus pada-Nya. Harapan yang benar tidak bergantung pada keadaan, tetapi pada karakter Allah yang setia. Mikha mengakui dosa bangsanya, namun ia juga yakin bahwa Allah akan memulihkan. Ada pengakuan jujur bahwa hukuman Tuhan adil, tetapi juga keyakinan bahwa kasih setia Tuhan lebih besar dari kegagalan manusia. Kejatuhan bukanlah akhir bagi orang yang kembali kepada Tuhan. Tuhan tidak membiarkan kita tinggal di dalam gelap. Ketika kita mengaku dosa dan kembali pada-Nya, Ia membawa kita kembali ke terang-Nya. Restorasi Tuhan bukan hanya mungkin Ia merencanakannya bagi anak-anak-Nya. Kemenangan sejati bukan usaha kita membalas, tetapi ketika Tuhan menyatakan pembelaan-Nya pada waktunya. Kadang kita ingin cepat dibenarkan, tetapi Tuhan bekerja dengan cara dan waktu yang sempurna.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih di Dalam Nama Tuhan, Allah adalah spesialis dalam membangun kembali sesuatu yang tampaknya sudah hancur: iman, keluarga, pekerjaan, bahkan panggilan hidup. Jika kita menyerahkan puing-puing hidup kita kepada Tuhan, Ia dapat membangun sesuatu yang jauh lebih kuat. Mikha 7:7–13 mengajarkan bahwa: Di tengah kejatuhan, harapan tetap ada bagi orang yang menantikan Tuhan. Pengakuan dan pertobatan membuka jalan bagi pemulihan. Tuhan adalah pembela yang akan bangkit membenarkan umat-Nya. Pemulihan Tuhan sering kali lebih besar dari kehancuran yang kita alami.
Doa Penutup: Terima kasih Ya Tuhan Allah, untuk FirmanMu yang telah kami dengar. Ajari kami untuk selalu bersyukur memiliki Engkau, ajarkan kami bahwa betapa bahagianya kami karena Engkau begitu mengasihi kami. Dengan bimbingan rohMu, kami akan melakukan FirmanMu untuk kemuliaan namaMu. Kami serahkan hidup kami hari ini, esok dan selamanya hanya ke dalam tangan pengasihanMu. Di dalam Yesus Kristus Kami Berdoa. Amin.
Pdt. Andar P. Sitompul- Pendeta Fungsional di Biro Ibadah Musik HKBP
Renungan Harian Marturia HKBP, Sabtu, 13 Desember 2025
Selamat pagi Bapak, Ibu dan Saudara-saudara yang kami kasihi di dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Semoga di pagi hari ini kita dalam keadaan sehat dan penuh sukacita. Saudara-saudara sebelum kita kembali melakukan pekerjaan kita sepanjang hari ini, terlebih dahulu kita akan merenungkan Firman Tuhan yang akan menjadi kekuatan bagi kita, untuk itu mari kita berdoa dalam hati kita masing-masing.
Saat teduh…………
Doa Pembuka : Kami memuji dan memuliakan namaMu ya Tuhan Allah Bapa kami didalam nama AnakMu Tuhan Yesus Kristus. Di pagi hari ini kami bersyukur kepadaMu atas berkatMu kami boleh melewati malam hari dan kini Engkau bangunkan kami dalam keadaan sehat. Ya Tuhan kami selalu rindu akan kebenaran FirmanMu, untuk itu kami telah membuka hati dan pikiran kami agar FirmanMu dapat kami mengerti dan akan kami lakukan dalam kehidupan kami setiap hari. Terimalah doa dan permohonan kami, hanya didalam nama Yesus, kami berdoa dan mengucap syukur kepadaMu. Amin
Nats Renungan : Wahyu 3 : 20
“Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; Jikalau ada orang yang mendengar suaraKu dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku”
Bapak ibu dan saudara yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus
Nats renungan ini menjelaskan kepada kita bahwa Yesus yang kita percayai sebagai Anak Allah bersedia dan selalu bersedia untuk masuk ke dalam hidup siapapun yang mau membuka hatinya. Masuk ke dalam hidup kita, berarti Tuhan Yesus mau campur tangan dalam kehidupan kita yang tentunya akan membuat hidup kita semakin erat bersekutu dengan Tuhan. dimana persekutuan tersebut sungguh sangat indah, ada sukacita dan damai. Hal itu digambarkan dengan situasi makan bersama-sama.
Saudara-saudara, melalui nats ini, kita di undang supaya membuka hati kepada Yesus. Bertobat dan menerima Yesus. Hal itu sangat-sangat penting kita lakukan pada saat ini, dimana gereja kita telah memasuki Minggu-minggu Advent yang kita percayai sebagai Minggu Penantian akan Kedatangan Kristus yang terakhir. Artinya sebelum hari Tuhan itu terjadi, kita masih diberi kesempatan untuk membuka hati kita, bertobat dan kembali kepada Yesus Jurus’lamat kita. Kita diharapkan segera membuka pintu, karena Yesus telah datang mengetuk pintu hati kita. Perlu juga kita sadari, peristiwa alam yang baru terjadi di sekeliling kita, yang mengakibatkan hilangnya harta benda, bahkan hilangnya nafas hidup manusia boleh saja itu sebagai tanda-tanda zaman akan berakhir, oleh karena itulah mari membuka hati dan kembali kepada Yesus.
Kita harus benar-benar membuka pintu hati kita kepada Yesus, karena Yesuslah satu-satunya jalan yang menentukan kita dapat bersama-sama makan dengan Dia atau tidak. Tidak ada jalan lain selain Yesus yang telah di utus ke Dunia ini oleh Allah Bapa. Jadi kita jangan pernah mau mengikuti si pembuat jalan yang sesat di dunia ini. Sungguh sangat banyak para penyesat yang berdiri di sekeliling kita pada saat ini, oleh karena itu, sebelum kita tersesat, sebaiknya dan secepatnya mari kembali ke jalan yang benar yaitu membuka pintu hati dan kembali mengikut Yesus. Kiranya sepanjang masa-masa Advent ini, kita selalu membuka hati, bertobat dengan sungguh-sungguh dan kembali hidup bersama-sama dengan Yesus. Amin
Doa Penutup: Terima kasih ya Tuhan Allah Bapa kami atas FirmanMu yang telah kami dengarkan di pagi hari ini. Oleh FirmanMu kami diingatkan supaya kami segera membuka hati kami untuk menerima Yesus Sang Pembawa Sukacita bagi kami. FirmanMu telah menguatkan kami dan menghibur kami bahwa di akhirnya nanti, kami akan memperoleh sukacita besar bahkan akan Tuhan luputkan dari hukuman atas dosa jikalau hari ini kami membuka hati, bertobat dan kembali kepada jalan yang benar. Ya Tuhan, kuatkanlah kami untuk melalukan FirmanMu. Dalam satu hari ini yang indah ini, kami akan melanjutkan pekerjaan kami, kiranya Tuhan selalu menolong kami dan memberi kesehatan kepada kami, jagailah kami dan berkati segala pekerjaan kami yang berkenan di hadapanMu. Kami menyadari betapa banyak dosa dan kesalahan kami di hadapanMu, kami memohon hapuskanlah dan sucikanlah kami. Di dalam nama AnakMu Yesus Kristus Tuhan, kami berdoa dan bersyukur kepadaMu. Amin
Anugerah Tuhan kita Yesus Kristus, Kasih setia dari Allah Bapa, dan Persekutuan dari Roh Kudus, itulah kiranya yang menyertaimu, hari ini sampai selama-lamanya! Amin
Pdt. Samsir Hutagalung, M.Div
Renungan Harian Marturia Jumat, 12 Desember 2025
Renungan: Mazmur 91:4
Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.
Bapak Ibu saudara yang dikasihi Tuhan, saat ini, banyak orang yang berjalan dengan hati yang Lelah dan berat namun tersenyum seolah dia baik-baik saja. Kita hidup di zaman ketika ketakutan itu tidak selalu hadir dalam bentuk bahaya fisik, tetapi dalam bentuk yang lebih halus: kecemasan yang mungkin datang tiba-tiba, pikiran yang sering tidak dapat tenang.
Saudara saudari, terkadang Ada orang yang tertawa dalam percakapan, tetapi menangis diam-diam sebelum tidur. Ada yang terlihat kuat di depan umum, tetapi rapuh ketika sendirian. Dunia kita penuh janji keamanan, namun hati manusia sering tetap merasa tidak aman.
Dalam realitas seperti inilah Mazmur 91 berbicara dengan begitu kuat—sebuah mazmur yang seolah memeluk kita ketika dunia terasa terlalu bising. Mazmur ini dari kehidupan nyata yang penuh ancaman dan ketidakpastian. Di balik kata-katanya, ada pergumulan umat yang bertanya: “Adakah tempat aman? Adakah tangan yang sungguh memelihara?” Dan di tengah pertanyaan itu, Mazmur 91:4 muncul bagaikan jawaban yang lembut namun pasti.
Mazmur 91 termasuk dalam mazmur perlindungan, sebuah mazmur yang menguatkan umat ketika mereka menghadapi bahaya yang tidak selalu terlihat oleh mata. Ayat renungan hari ini mencatat bahwa mazmur ini digunakan dalam masa-masa krisis: ketika penyakit menyebar, musuh mengancam, atau ketika hidup terasa tidak stabil.
Saudara yang dikasihi Tuham, Ayat 4 menghadirkan salah satu metafora paling lembut tentang Allah: “Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung; kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.” Gambaran ini merujuk pada induk burung yang menyembunyikan anaknya di bawah sayapnya ketika bahaya datang. Ini bukan gambaran kekuatan saja, tetapi gamabaran kehangatan, kedekatan, dan sentuhan yang penuh kasih. Allah digambarkan sebagai pribadi yang tidak hanya melindungi dari jauh, tetapi mendekap dengan penuh kasih.
Firman hari ini mengingatkan, bahwa hidup orang percaya tidak akan selalu bebas dari kesulitan, Mazmur ini juga tidak menjanjikan bahwa bahaya akan hilang, tetapi kita mau diingatkan, bahwa Allah akan senantiasa hadir di tengah bahaya itu. Perlindungan dalam ayat ini bukan jaminan bahwa badai tidak datang, tetapi kepastiannya adalah bahwa kita tidak akan menghadapi badai itu dengan sendirian.
Saudara yang dikasihi Tuhan, kata “kesetiaan-Nya” dalam ayat ini berasal dari kata Ibrani ’emet, yang berarti keteguhan, keandalan, dan kebenaran yang tidak berubah. Artinya, perlindungan Allah bukanlah perasaan, tetapi fakta rohani. Pemazmur hendak berkata bahwa hidup orang percaya tidak ditopang oleh stabilitas dunia, tetapi oleh kesetiaan Allah yang tidak pernah goyah.
Namun, Mazmur 91:4 ini bukan hanya pernyataan tentang siapa Allah, tetapi juga undangan bagi manusia untuk bertindak: untuk datang, mendekat, dan berlindung di bawah sayap-Nya. Perlindungan Allah tersedia, tetapi harus didekati. Sayap-Nya terbuka, tetapi kita perlu memilih untuk bernaung di bawahnya. Mazmur ini menantang kita untuk memilih posisi hati—apakah kita hidup dalam ketakutan yang menguasai, atau memilih hidup dalam perlindungan Allah yang menenangkan?
Sudara yang dikasihi Tuha, firman Tuhan hari ini berbicara langsung kepada setiap hati yang gelisah. Banyak orang mencoba bertahan dengan kekuatan sendiri—mengatur semuanya, memikul semuanya, dan berusaha terlihat kuat. Namun Mazmur 91:4 mengingatkan bahwa kekuatan sejati tidak selalu ditemukan dalam kemampuan mempertahankan diri, melainkan dalam keberanian untuk berlindung.
Berlindung di bawah sayap-Nya berarti menyerahkan kecemasan yang kita sembunyikan dari orang lain. Itu berarti percaya bahwa ketika kita tidak mengerti jalan hidup kita, Allah tetap menutupi kita dengan kasih-Nya. Percaya meski hati kita belum tenang, sebab ketenangan bukan syarat untuk berlindung, kita berlindung agar hati menjadi tenang.
Firman Tuhan hari ini, membawa penghiburan bagi siapa pun yang mendengarnya hari ini. Di dunia yang penuh ketidakpastian, kita memiliki perlindungan yang tidak tergoyahkan. Di bawah sayap-Nya, kita aman. Dalam kesetiaan-Nya, kita dikuatkan. Dan dalam kasih-Nya, kita menemukan rumah bagi hati kita.
C.Gr. Jepri Tarihoran, S.Ag- LPP III di Biro Sekolah Minggu HKBP
Renungan Harian Marturia, Kamis 11 Desember 2025
Doa Pembuka: Mari kita berdoa! Allah Bapa yang kami kenal di dalam Kristus Yesus. Terima kasih atas kasih setia-Mu yang boleh kami rasakan hingga pagi hari ini. Sebelum kami memulai aktivitas kami dalam satu hari ini biarlah firmanMu menjadi penopang dan kekuatan baru bagi kami, untuk itu berkatilah hati dan pikiran kami agar boleh menerima dan memahami kebenaran Firman Tuhan. Di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa, Amin.
Firman Tuhan yang menjadi landasan kita beraktivitas pada hari ini Kamis, 11 Desember 2025 tertulis dalam Injil Matius 15: 32. Beginilah Firman Tuhan. “Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan.” Demikian Firman Tuhan.
Bapak ibu, saudara/I yang terkasih, mungkin ketika ada yang bertanya kepada diri kita tentang apa yang paling kita ingat dari sosok Yesus Kristus, kita semua pasti setuju bahwa “Kasih” adalah kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut. Ya, kasih bukan hanya pengajaran yang Yesus tampilkan melalui perkataan, tetapi juga terpancar di dalam kehidupanNya. Bahkan karena kasihlah kita boleh berpengharapan akan hidup baru yang Tuhan berikan melalui pengorbanan Anak-Nya di kayu salib.
Yesus katakan “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu”. Perkataan ini bukan hanya menyatakan kebesaran hati Kristus terhadap orang banyak yang sudah lelah berjalan mengikuti Dia selama berhari-hari. Tetapi juga menjadi pengajaran yang berharga bagi kita untuk melihat hidup ini. Sebagai orang percaya kita selalu diajak untuk meneladani hidup Kristus, berarti seluruh hati dan fikiran bahkan perkataan kita haruslah tertuju hanya kepada-Nya.
Apa yang Yesus lakukan di dalam nats ini tentu membuka cara baru bagi kita untuk melihat keadaan di sekitar kita. setiap orang mungkin memiliki kasih di dalam hati dan pikirannya, tetapi tidak semua mampu untuk merangkat melakukan kasih di dalam kehidupannya. Yesus bukan hanya mengatakan bahwa hati-Nya tergerak oleh belas kasihan, tetapi ia melakukan lebih daripada itu, yaitu menyatakan kasih-Nya bagi banyak orang.
Bapak/ibu dan saudara/I yang terkasih, dalam beberapa minggu terakhir kita mendengar bahwa banyak bencana yang terjadi di Negara kita ini, banjir bandang dan tanah longsor yang mengakibatkan banyak orang harus menderita. Maka dari itu, melalui nats ini kita semua di ajak untuk saling bahu-membahu menyalurkan kasih kita. melalui Doa maupun uluran tangan, itu semua sangat berharga bagi mereka yang membutuhkan. Yesus tidak memberi dari kecukupan tetapi ia memberi dari kekurangan yang pada Akhirnya menjadi cukup bagi banyak orang. Marilah menjadi saluran kasih Kristus bagi sesama manusia, sehingga semua dapat merasakan sukacita dari kasih yang Tuhan teladani bagi kita. Amin.
Doa Penutup: Bapa kami yang di sorga, yang kami kenal di dalam nama Anak-Mu Yesus Kristus, terima kasih untuk Firman-Mu yang boleh kami dengarkan pada pagi hari ini, biarlah firman-Mu tetap tinggal di dalam hati kami dan menjadi pengingat serta pedoman bagi kami dalam menjalani aktivitas pada satu hari ini.Terpujilah Engkau Tuhan di dalam nama Anak-Mu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur, Amin.
C.Pdt. Arif D.W. Simanjuntak, S.Th- LPP I di Biro Oikumene HKBP
Renungan Marturia HKBP, Rabu 10 Desember 2025
Doa Pembuka: Puji dan syukur kami panjatkan atas rahmat dan pengasihanMu ya Tuhan Allah kami, yang melindungi, memberkati, dan menyertai kami selalu. Saat ini kami merendahkan hati untuk mendengarkan FirmanMu. Kiranya Tuhan berkenan memberi pengertian bagi hati kami, memberi kekuatan untuk melakukannya dalam Nama AnakMu, Tuhan Yesus Kristus. Amin.
Renungan: Kisah Para Rasul 9:17
Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya ke atas Saulus, katanya: “Saulus, saudaraku, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus.”
Saudara/i yang terkasih di dalam Yesus Kristus. Renungan hari ini merupakan bagian dari perjalanan Paulus, bukan hanya ke perjalanan menuju Damsyik, tetapi juga perjalanan menuju terang Allah. Suatu peristiwa yang menyejukkan hati ketika Ananias menumpangkan tangan atas Saulus, seorang yang berkobar-kobar untuk menganiaya para pengikut Kristus. Pada momen ini kita mulai merenungkan keindahan kasih Allah yang terjadi atas Saulus. Selain itu, bukan Saulus yang datang mencari Yesus, justrus Yesus yang datang menemuinya, menginterupsi rencananya, dan membuka jalan bagi kehidupan baru. Inilah kasih karunia Allah: Dia yang memulai, memilih dan menuntun hidup manusia.
Saulus berangkat ke Damsyik dengan hati penuh kebencian. Ia mengatur surat kuasa, strategi, dan rencana matang untuk membinasakan para murid Kristus. Namun dalam perjalanan itulah Yesus Kristus menemuinya. Saulus jatuh ke tanah dan menjadi buta — sebuah simbol bahwa hidupnya selama ini berjalan dalam kegelapan. Saulus yang dielu-elukan dengan kemampuan dan kecerdasannya sendiri menjadi tidak berdaya, bahkan harus dituntun oleh orang lain, menandai awal dari kerendahan hati yang Tuhan bangun dalam dirinya. Tiga hari dalam kebutaan menjadi ruang hening bagi Saulus untuk merenungkan hidupnya.
Kemudian Allah memulihkan Paulus, memberikannya kesempatan yang sungguh tak ternilai. Allah mengutus Ananias, seorang murid yang awalnya takut dan ragu, untuk merangkul Saulus sebagai saudara. Kata-kata Ananias, “Saulus, saudaraku…,” mencerminkan bahwa Allah tidak mengingat dosa masa lalu ketika Ia memanggil seseorang (Mazmur 25:7).
Kisah Saulus menggambarkan perjalanan iman setiap orang percaya. Kita mungkin tidak sekejam Saulus, namun keberdosaan telah menjauhkan kita dari Tuhan Allah. Tetapi Dia tidak melihat kita sebagai pribadi yang tidak layak ditebus. Dalam Kristus, Ia menanggung dosa kita, menghapus kesalahan kita (Yesaya 43:24b-25), dan memanggil kita masuk ke dalam hidup yang baru. Firman-Nya menegaskan bahwa kita dilahirkan kembali oleh Firman yang hidup dan kekal (1 Petrus 1:23).
Yesus sendiri berkata, “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu” (Yohanes 15:16). Maka, ketika hidup kita berubah, itu terjadi karena Tuhan Allah yang lebih dulu bekerja dalam diri kita. Ia memberi arah baru, menuntun langkah kita, serta menjamin masa depan kita (Amsal 23:18–19). Kiranya kita, seperti Saulus, membuka hati untuk dibentuk, dipulihkan, dan diutus oleh Tuhan setiap hari. Amin.
Doa Penutup: Terima kasih ya Tuhan, kiranya FirmanMu memberikan kami kekuatan dan kesadaran bahwa Engkau bekerja dalam hidup kami. Biarlah hidup kami semakin berserah ke dalam kuasaMu, meyakini bahwa hidup kami haruslah dalam tuntunanMu. Ya Tuhan yang maha pengasih, janganlah mengingat segala kesalahan kami, tetapi lihatlah kami dari kasihMu yang tak berkesudahan. Beri kami kesempatan untuk menerima pembaharuan yang dari padamu, dan semakin mengandalkan Engkau dalam kehidupan kami. Berkati kami ya Tuhan, saudara dan seluruh keluarga kami, para sahabat, dan orang-orang yang hatinya telah kami lukai. Kiranya kami mampu menyadari dosa-dosa kami, mau mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kami, dan kiranya Tuhan berkenan untuk memberikan pengampunan. Kami yakin bahwa Tuhan setia mendengarkan doa kami, yang kami sampaikan dalam Nama AnakMu, Tuhan Yesus Kristus. Amin.
Pdt. Mika Simanjuntak, S.Th- Fungsional di Biro TIK HKBP
Renungan Harian Marturia HKBP, Selasa 9 Desember 2025
Doa Pembuka: Ya Tuhan Allah yang Mahakuasa, Mahapengasih, Bapa kami di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kami mengucap syukur dengan segenap hati kami, karena Engkau memelihara hidup kami sampai saat ini. BerkatMu menenteramkan hidup kami untuk merenung sejenak, dan mendengarkan suara-Mu yang penuh kasih. Kiranya melalui renungan ini, Engkau berbicara kepada kami dan membuka mata hati kami untuk melihat kebenaran-Mu. Biarlah setiap kata yang terdengar mengarahkan kami lebih dekat kepada-Mu, dan membawa perubahan dalam hidup kami yang memuliakan nama-Mu. Dalam nama Yesus Kristus, Tuhan kami, Amin.
Renungan dari Efesus 1 : 4
“Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.”
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Dalam hati setiap manusia ada kerinduan yang sama: Kita ingin tahu bahwa hidup kita berarti. Kita ingin merasa diterima, diinginkan, dan tidak hidup secara sia-sia. Ketika kita dihargai, hati kita lega. Tetapi ketika kita ditolak atau diremehkan, kita merasa goyah. Bahkan orang yang paling kuat pun kadang bertanya dalam hati: “Apakah hidup saya sungguh berharga?”
Di tengah pertanyaan itu, Firman Tuhan dalam Efesus 1:4 datang dengan berita yang begitu indah dan menguatkan hati: “Di dalam Kristus, Ia telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercela di hadapan-Nya dalam kasih.” Ini berarti hidup kita bukan hasil kebetulan. Kata “memilih” (eklegomai), berarti memilih dengan sengaja dan penuh kasih. Dan Allah melakukan itu sebelum dunia dijadikan, sebelum kita bisa membuktikan apa pun. Kita tidak dipilih karena sudah baik, tetapi dipilih supaya Allah membentuk kita menjadi baik dan hidup dalam kasih-Nya.
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, Di zaman ini banyak orang merasa kehilangan arah. Tekanan hidup, tuntutan pekerjaan, komentar orang, dan perbandingan di media sosial sering membuat kita merasa tidak cukup. Dari luar banyak yang tampak baik-baik saja, tetapi di dalam hati mereka memikul beban yang tidak terlihat.
Firman ini datang sebagai penghiburan: “Engkau sudah Aku pilih. Engkau berharga. Engkau tidak kebetulan.” Dunia menilai dari pencapaian, tetapi Allah melihat kita dalam kasih-Nya. Ketika kita merasa tidak layak, Allah berkata: “Dalam Kristus, Aku telah memilihmu.” Tetapi pemilihan ini bukan hanya untuk memberi rasa aman. Ini juga menjadi panggilan. Allah memilih kita supaya cara hidup kita mencerminkan kasih-Nya: jujur ketika dunia penuh kepalsuan, setia dalam tekanan, mengampuni dalam luka, dan menjaga kekudusan ketika banyak orang memilih jalan yang mudah.
Hari ini mari kita bertanya dalam hati: Apakah saya sudah hidup sebagai orang yang dipilih Allah? Apakah hidup saya memancarkan kasih dan kekudusan-Nya? Ketika kita menyadari bahwa Allah telah memilih kita sejak kekekalan, kita akan menjadi lebih kuat menghadapi tekanan hidup, lebih tenang dalam pergumulan, dan lebih teguh berjalan bersama Kristus. Kita tidak berjalan tanpa arah, tetapi kita hidup dalam rencana kasih Allah. Amin.
Doa Penutup: Ya Allah Bapa di surga, Kami bersyukur atas Firman-Mu yang kembali mengingatkan kami bahwa Engkau telah memilih kami di dalam Kristus sejak sebelum dunia dijadikan. Teguhkanlah hati kami untuk hidup sesuai dengan kasih dan kekudusan-Mu. Jadikan kami umat yang setia, jujur, dan memuliakan-Mu dalam segala perkara. Biarlah Roh Kudus membimbing langkah kami, menguatkan kami dalam setiap pergumulan, dan menuntun kami agar hidup kami semakin mencerminkan rencana-Mu yang kekal. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Sang Pemilih dan Penebus kami. Amin.
C.Pdt. Johannes Sibarani, S.Th- LPP III diBiro Ibadah Musik HKBP
Renungan Lainnya
HKBP Channel
Video Terkait Lainnya
34:11
34:13
49:11
58:01
6:13
12:37
13:35
3:33
15:52
15:10
