HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN
Berita Terkini HKBP



Renungan Harian HKBP
Renungan Terkini
Renungan Marturia, Senin 15 Desember 2025
Doa Pembuka: Terpujilah Engkau Tuhan yang senantiasa memberkati kami pribadi lepas pribadi dalam setiap aktivitas kehidupan kami. Kami akan memulai segala kegiatan kami pada pagi hari ini engkau yang memberkati kami, terlebih firmanMu yang akan menjadi pedoman bagi kehidupan kami, berkati hati dan pikiran kami supaya kami dipenuhkan oleh hanya karna FirmanMu. Di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa kepadaMu. Amin.
Firman Tuhan yang menjadi pedoman dalam menjalani hari ini di hari Senin 15 Desember 2025 tertulis di Ibrani 13:7 “ Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.” Demikianlah firman Tuhan.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih dalam nama Tuhan.
Surat Ibrani ditulis untuk jemaat Kristen Yahudi yang sedang menghadapi tekanan dan godaan untuk meninggalkan iman. Banyak pemimpin jemaat pertama yang telah mengajar firman Tuhan sudah meninggal atau mengalami penganiayaan. Penulis mengingatkan jemaat untuk tetap mengingat para pemimpin yang setia. Mereka bukan hanya mengajar, tetapi hidup sesuai firman sampai akhir. Kesetiaan mereka menjadi bukti iman yang nyata dan layak ditiru.
Ayat ini mengajak kamu melihat ulang perjalanan rohani kamu. Kamu tidak berjalan sendiri. Ada orang yang Tuhan pakai untuk membimbing dan mengarahkan kamu pada kebenaran. Mereka mungkin tidak sempurna, tetapi mereka menunjukkan iman yang bisa dilihat dan diikuti.
Penulis meminta kamu memperhatikan akhir hidup mereka. Artinya kamu tidak hanya melihat bagian awal atau tengah hidup mereka. Kamu diminta melihat bagaimana mereka tetap percaya kepada Tuhan dalam masa sulit. Kesetiaan seperti itu tidak muncul dalam satu hari. Iman yang tetap kuat adalah hasil dari hidup yang terus dekat dengan Tuhan. Tantangan hari ini, banyak orang pandai berbicara tentang firman tetapi sulit hidup sesuai firman. Banyak yang bisa mengajar tetapi tidak menunjukkan karakter. Ayat ini mengingatkan bahwa teladan hidup lebih kuat daripada kata-kata.
- Ingat siapa yang pernah membimbing kamu dalam iman
- Doakan mereka dan ucapkan terima kasih bila memungkinkan
- Perhatikan bagaimana mereka menghadapi masalah dan tetap percaya
- Jadikan hidup kamu contoh kecil bagi orang lain lewat kerendahan hati, kesetiaan, dan karakter
- Pilih untuk taat kepada firman dalam hal kecil setiap hari
Iman bukan hanya sesuatu yang kamu yakini, tetapi sesuatu yang kamu hidupi. Kamu dipanggil untuk menjadi teladan bagi generasi berikutnya seperti orang yang pernah menuntun kamu.
Doa Penutup: Terima kasih Tuhan untuk FirmanMu yang memberikan pemahaman dan kekuatan untuk memenangkan hari ini di dalam kemuliaan namaMu. Berkatilah setiap pekerjaan kami, lindungi dan jaga setiap orang tua kami, keluarga kami, jemaatmu, anak-anak kami dalam menjalani kehidupannya dan pendidikannya. Kami serahkan hidup kami hari ini, esok dan untuk selamanya kedalam tangan pengasihanMu. Di dalam Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.
Doa Pembuka: Terpujilah Engkau Tuhan yang senantiasa memberkati kami pribadi lepas pribadi dalam setiap aktivitas kehidupan kami. Kami akan memulai segala kegiatan kami pada pagi hari ini engkau yang memberkati kami, terlebih firmanMu yang akan menjadi pedoman bagi kehidupan kami, berkati hati dan pikiran kami supaya kami dipenuhkan oleh hanya karna FirmanMu. Di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa kepadaMu. Amin.
Firman Tuhan yang menjadi pedoman dalam menjalani hari ini di hari Senin 15 Desember 2025 tertulis di Ibrani 13:7 “ Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.” Demikianlah firman Tuhan.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih dalam nama Tuhan.
Surat Ibrani ditulis untuk jemaat Kristen Yahudi yang sedang menghadapi tekanan dan godaan untuk meninggalkan iman. Banyak pemimpin jemaat pertama yang telah mengajar firman Tuhan sudah meninggal atau mengalami penganiayaan. Penulis mengingatkan jemaat untuk tetap mengingat para pemimpin yang setia. Mereka bukan hanya mengajar, tetapi hidup sesuai firman sampai akhir. Kesetiaan mereka menjadi bukti iman yang nyata dan layak ditiru.
Ayat ini mengajak kamu melihat ulang perjalanan rohani kamu. Kamu tidak berjalan sendiri. Ada orang yang Tuhan pakai untuk membimbing dan mengarahkan kamu pada kebenaran. Mereka mungkin tidak sempurna, tetapi mereka menunjukkan iman yang bisa dilihat dan diikuti.
Penulis meminta kamu memperhatikan akhir hidup mereka. Artinya kamu tidak hanya melihat bagian awal atau tengah hidup mereka. Kamu diminta melihat bagaimana mereka tetap percaya kepada Tuhan dalam masa sulit. Kesetiaan seperti itu tidak muncul dalam satu hari. Iman yang tetap kuat adalah hasil dari hidup yang terus dekat dengan Tuhan. Tantangan hari ini, banyak orang pandai berbicara tentang firman tetapi sulit hidup sesuai firman. Banyak yang bisa mengajar tetapi tidak menunjukkan karakter. Ayat ini mengingatkan bahwa teladan hidup lebih kuat daripada kata-kata.
- Ingat siapa yang pernah membimbing kamu dalam iman
- Doakan mereka dan ucapkan terima kasih bila memungkinkan
- Perhatikan bagaimana mereka menghadapi masalah dan tetap percaya
- Jadikan hidup kamu contoh kecil bagi orang lain lewat kerendahan hati, kesetiaan, dan karakter
- Pilih untuk taat kepada firman dalam hal kecil setiap hari
Iman bukan hanya sesuatu yang kamu yakini, tetapi sesuatu yang kamu hidupi. Kamu dipanggil untuk menjadi teladan bagi generasi berikutnya seperti orang yang pernah menuntun kamu.
Doa Penutup: Terima kasih Tuhan untuk FirmanMu yang memberikan pemahaman dan kekuatan untuk memenangkan hari ini di dalam kemuliaan namaMu. Berkatilah setiap pekerjaan kami, lindungi dan jaga setiap orang tua kami, keluarga kami, jemaatmu, anak-anak kami dalam menjalani kehidupannya dan pendidikannya. Kami serahkan hidup kami hari ini, esok dan untuk selamanya kedalam tangan pengasihanMu. Di dalam Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.
Pdt. Pangihutan Hasibuan, S.Th- Pendeta Fungsional di Biro Remaja Naposobulung HKBP
Evangelium Renungan Marturia, Minggu Advent III tgl. 14 Desember 2025
Doa Pembuka: Damai sejahtera dari Allah Bapa, yang melampaui akal dan pengertianmu, itulah kiranya yang memelihara hati dan pikiranmu. Di dalam Yesus Kristus Tuhan. Amin.
Bapak Ibu, saudara/i sekalian yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus Firman Tuhan di Epistel Minggu tanggal 14 Desember 2025, di minggu Advent yang ke-III diambil dari Markus 1 : 1-8. Saya akan bacakan, Demikian Firman Tuhan.
1 Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.
2 Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: “Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu;
3 ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan,
luruskanlah jalan bagi-Nya”,
4 demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu.”
5 Lalu datanglah kepadanya orang-orang dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem, dan sambil mengaku dosanya mereka dibaptis di sungai Yordan.
6 Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan.
7 Inilah yang diberitakannya: “Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.
8 Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.”
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih Dalam Nama Tuhan, Jika muncul pertanyaan rohani darimana kita maka kita beriman? Mungkin akan, muncul berbagai jawaban dari aspek logika, aspek pengalamn bahkan aspek pengetahuan sekalipun. Dan bisa saja jawabannya tidak ada yang salah, dengan situasi dan latarbelakang yang berbeda sekalipun akan mengarahkan pada nilai kebenaran. Tentu disiplin ilmu teologi, agama manapun akan menghantar pada jawaban yang bermuatan kebenaran tentang bagaimana kita dapat percaya dan beriman. Seperti seorang Kristen yang lahir di keluarga Kristen kita akan menjawab bahwa saya mengenal Yesus dan beriman kepadaNya karena dari kecil saya sudah dibawa oleh orangtua ke perkumpulan dan peribadahan Kristen (jawaban mendasar dan berdasarkan empiris kehidupan masing-masing mayoritas Kristen). Setelah itu, mayortias dari kita sesuai dengan perkembangan usia dan kemampuan berfikir paa akhirnya kita menerima pelajaran dan informasi teringat Kristus dan ajaran gereja, maka kita akhirnya tahu dan mengerti tentang Iman kepada Kristus. Semua itu adalah pengajaran yang benar. Tetapi bagaiman mungkin beriman kepadanya tanpa harus bertanya-tanya, meragukan, mengkritisi, mencari-cari dalam segala aspek tetapi benar bergantung dan tidak membuat perbandingan lain akan Imannya, inilah yang dinamakan Kristen sejati. Ini yang nats ini ingin ungkapkan kepada kita, bagaimana beriman kepada Kristus dari dasar berangkat utama yaitu “mengenal”.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih di Dalam Nama Tuhan, Kitab Markus dibuka dengan penegasan bahwa Yesus adalah Kristus (Mesias) dan Anak Allah. Markus ingin kita melihat sejak awal bahwa seluruh cerita Injil berpusat pada pribadi Yesus. Hidup rohani yang sejati selalu dimulai dari pengenalan akan Yesus. Bukan dari ritual, bukan dari perasaan, tetapi dari pribadi sang Juruselamat. Pertumbuhan iman terjadi ketika Yesus menjadi pusat hidup kita. Nabi Yesaya menubuatkan tentang seseorang yang akan mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Dalam zaman kuno, seorang utusan dikirim untuk menyiapkan jalan raja meratakan, membersihkan, dan memastikan jalur siap dilalui. Tuhan ingin masuk dalam hidup kita setiap hari, tetapi apakah “jalan”-nya sudah siap? Kadang jalan hati kita dipenuhi batu kecewa, semak kekhawatiran, atau kesombongan. Pertobatan dan kerendahan hati membuka jalan bagi hadirat Tuhan bekerja lebih dalam. Yohanes tampil di padang gurun, bukan di pusat kota. Ia mengajak orang-orang kembali kepada Tuhan melalui pertobatan, bukan dengan upacara yang rumit, tetapi dengan hati yang benar. Pertobatan adalah undangan untuk pulang, bukan hukuman. Tuhan tidak mencari kesempurnaan kita, tetapi kejujuran kita. Pertobatan sejati mengubah arah hidup, bukan sekadar penyesalan, melainkan keputusan untuk kembali pada jalan Tuhan. Respons orang banyak menunjukkan bahwa ketika suara Tuhan bergema, hati manusia bisa dilunakkan. Hati yang mau mengaku dan jujur di hadapan Tuhan adalah tempat di mana pemulihan mulai terjadi. Tidak ada kesembuhan tanpa kejujuran. Tidak ada pemulihan tanpa pengakuan.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih di Dalam Nama Tuhan, Secara keseluruhan, nats Epistel kita mengarahkan agar pengenalan sejati tidak ditentukan oleh mampu menerangka secara jelas dan baik, rutinitas ibadah yang baik, kemampuan berdoa dengan kata-kata yang tersusun atau hal-hal tampak luar lainnya, tetapi oleh kesetiaan pada panggilan Allah. Tuhan tidak memerlukan kemewahan untuk menyatakan kuasa-Nya, Ia memerlukan hati yang taat. Yohanes mengakui bahwa ia bukan pusat. Mesias yang akan datang jauh lebih agung dan akan membaptis dengan Roh Kudus. Yohanes tahu tempatnya dan memuliakan Yesus, bukan dirinya. Hidup yang dipenuhi Roh Kudus dimulai dari kerendahan hati. Kita dipanggil bukan untuk meninggikan diri, tetapi untuk menunjuk kepada Yesus. Roh Kudus bekerja dengan kuat dalam hidup orang yang rela berkata, “Dialah yang harus makin besar, aku harus makin kecil.” Yesus adalah pusat segala sesuatu. Pertobatan membuka pintu bagi karya Allah, kesederhanaan dan kerendahan hati adalah dasar pelayanan sejati, Roh Kudus diberikan kepada orang yang siap menerima Yesus sebagai Tuhan dalam hidupnya.
Doa Penutup: Terima kasih Ya Tuhan Allah, untuk FirmanMu yang telah kami dengar. Ajari kami untuk selalu bersyukur memiliki Engkau, ajarkan kami bahwa betapa bahagianya kami karena Engkau begitu mengasihi kami. Dengan bimbingan rohMu, kami akan melakukan FirmanMu untuk kemuliaan namaMu. Kami serahkan hidup kami hari ini, esok dan selamanya hanya kedalam tangan pengasihanMu. Di dalam Yesus Kristus Kami Berdoa. Amin.
Pdt. Andar P. Sitompul- Pendeta Fungsional di Biro Ibadah Musik HKBP
Evangelium Renungan Marturia, Minggu Advent III tgl. 14 Desember 2025
Doa Pembuka: Damai sejahtera dari Allah Bapa, yang melampaui akal dan pengertianmu, itulah kiranya yang memelihara hati dan pikiranmu. Di dalam Yesus Kristus Tuhan. Amin.
Bapak Ibu, saudara/i sekalian yang terkasih dalam nama Tuhan Yesus Kristus Firman Tuhan di minggu tanggal 14 Desember 2025, di minggu Advent yang ke-III diambil dari Mikha 7 : 7-13. Saya akan bacakan, Demikian Firman Tuhan.
7 Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku!
8 Janganlah bersukacita atas aku, hai musuhku! Sekalipun aku jatuh, aku akan bangun pula, sekalipun aku duduk dalam gelap, TUHAN akan menjadi terangku.
9 Aku akan memikul kemarahan TUHAN, sebab aku telah berdosa kepada-Nya, sampai Ia memperjuangkan perkaraku dan memberi keadilan kepadaku, membawa aku ke dalam terang, sehingga aku mengalami keadilan-Nya.
10 Musuhku akan melihatnya dan dengan malu ia akan menutupi mukanya, dia yang berkata kepadaku: “Di mana TUHAN, Allahmu?” Mataku akan memandangi dia; sekarang ia diinjak-injak
seperti lumpur di jalan.
11 Akan datang suatu hari bahwa pagar tembokmu akan dibangun kembali; pada hari itulah perbatasanmu akan diperluas.
12 Pada hari itu orang akan menghadap engkau dari Asyur sampai Mesir, dari Mesir sampai sungai Efrat, dari laut ke laut, dari gunung ke gunung.
13 Tetapi bumi akan menjadi tandus oleh karena penduduknya, sebagai akibat perbuatan mereka.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih Dalam Nama Tuhan, satu hal yang berkurang dari karakter manusia pada hakikatnya sebagai makhluk yang tidak pernah puas dengan apa yang adalah hal Optimisme. Entah kenapa, daya juang manusia dan optimisme di jaman yang semakin tidak terhambat kemajuannya ini justru semakin susut. Upaya untuk mendapatkan sesuatu yang dia mau dan harapkan juga tidak diimbangi dengan daya dan upaya. Mungkin karna kemajuan zaman yang bersifat instan, sehingga membuat orang ingin mendapatkan sesuatu dengan cara yang gampang dan singkat. Ini sepertinya mempengaruhi daya juang, ini mempengaruhi kegigihan yang semakin menurun. Mudah menyerah, inilah gambaran umum manusia zaman sekarang, atau terjebak dalam pemaknaan kata “Nasib” atau “semua akan indah pada waktunya”, sehingga paham ini cenderung menggiring ke pasrah dan menyerah. Nyatanya, jika paham ini tidak dibarengi dengan pengetahuan iman yang tepat bisa saja menggiring penganutnya ke paham pasrah dan tidak mengerjakan imannya. Entah situasi yang kita hadapi dating dari luar (Eksternal) atau yang kita buat sendiri (Internal). Sulit kita memhamai bahwa Allah adalah pengampun, pemberi, dan pengasih. Hal ini membuat kita cenderung pasif dan tidak bergantung pada Allah dan karyaNya, tetapi cenderung mengandalkan sekitar, situasi, orang hebat, keluarga hebat, kekuatan, kekayaan dan apa yang kita anggap dapat membuat kita lebih baik dari situasi sebelumnya.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih di Dalam Nama Tuhan, di tengah kesesakan dan ketidakadilan yang melanda bangsa Israel, Mikha memilih untuk menetapkan hati kepada Tuhan. Ia tidak menaruh harapan pada situasi, manusia, atau kekuatannya sendiri, tetapi kepada Allah yang mendengar doa. Ketika situasi hidup tampak buntu ekonomi berat, hubungan retak, atau jalan hidup tidak jelas Tuhan memanggil kita untuk kembali menaruh fokus pada-Nya. Harapan yang benar tidak bergantung pada keadaan, tetapi pada karakter Allah yang setia. Mikha mengakui dosa bangsanya, namun ia juga yakin bahwa Allah akan memulihkan. Ada pengakuan jujur bahwa hukuman Tuhan adil, tetapi juga keyakinan bahwa kasih setia Tuhan lebih besar dari kegagalan manusia. Kejatuhan bukanlah akhir bagi orang yang kembali kepada Tuhan. Tuhan tidak membiarkan kita tinggal di dalam gelap. Ketika kita mengaku dosa dan kembali pada-Nya, Ia membawa kita kembali ke terang-Nya. Restorasi Tuhan bukan hanya mungkin Ia merencanakannya bagi anak-anak-Nya. Kemenangan sejati bukan usaha kita membalas, tetapi ketika Tuhan menyatakan pembelaan-Nya pada waktunya. Kadang kita ingin cepat dibenarkan, tetapi Tuhan bekerja dengan cara dan waktu yang sempurna.
Bapak/Ibu, saudara/i yang terkasih di Dalam Nama Tuhan, Allah adalah spesialis dalam membangun kembali sesuatu yang tampaknya sudah hancur: iman, keluarga, pekerjaan, bahkan panggilan hidup. Jika kita menyerahkan puing-puing hidup kita kepada Tuhan, Ia dapat membangun sesuatu yang jauh lebih kuat. Mikha 7:7–13 mengajarkan bahwa: Di tengah kejatuhan, harapan tetap ada bagi orang yang menantikan Tuhan. Pengakuan dan pertobatan membuka jalan bagi pemulihan. Tuhan adalah pembela yang akan bangkit membenarkan umat-Nya. Pemulihan Tuhan sering kali lebih besar dari kehancuran yang kita alami.
Doa Penutup: Terima kasih Ya Tuhan Allah, untuk FirmanMu yang telah kami dengar. Ajari kami untuk selalu bersyukur memiliki Engkau, ajarkan kami bahwa betapa bahagianya kami karena Engkau begitu mengasihi kami. Dengan bimbingan rohMu, kami akan melakukan FirmanMu untuk kemuliaan namaMu. Kami serahkan hidup kami hari ini, esok dan selamanya hanya ke dalam tangan pengasihanMu. Di dalam Yesus Kristus Kami Berdoa. Amin.
Pdt. Andar P. Sitompul- Pendeta Fungsional di Biro Ibadah Musik HKBP
Renungan Harian Marturia HKBP, Sabtu, 13 Desember 2025
Selamat pagi Bapak, Ibu dan Saudara-saudara yang kami kasihi di dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Semoga di pagi hari ini kita dalam keadaan sehat dan penuh sukacita. Saudara-saudara sebelum kita kembali melakukan pekerjaan kita sepanjang hari ini, terlebih dahulu kita akan merenungkan Firman Tuhan yang akan menjadi kekuatan bagi kita, untuk itu mari kita berdoa dalam hati kita masing-masing.
Saat teduh…………
Doa Pembuka : Kami memuji dan memuliakan namaMu ya Tuhan Allah Bapa kami didalam nama AnakMu Tuhan Yesus Kristus. Di pagi hari ini kami bersyukur kepadaMu atas berkatMu kami boleh melewati malam hari dan kini Engkau bangunkan kami dalam keadaan sehat. Ya Tuhan kami selalu rindu akan kebenaran FirmanMu, untuk itu kami telah membuka hati dan pikiran kami agar FirmanMu dapat kami mengerti dan akan kami lakukan dalam kehidupan kami setiap hari. Terimalah doa dan permohonan kami, hanya didalam nama Yesus, kami berdoa dan mengucap syukur kepadaMu. Amin
Nats Renungan : Wahyu 3 : 20
“Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; Jikalau ada orang yang mendengar suaraKu dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku”
Bapak ibu dan saudara yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus
Nats renungan ini menjelaskan kepada kita bahwa Yesus yang kita percayai sebagai Anak Allah bersedia dan selalu bersedia untuk masuk ke dalam hidup siapapun yang mau membuka hatinya. Masuk ke dalam hidup kita, berarti Tuhan Yesus mau campur tangan dalam kehidupan kita yang tentunya akan membuat hidup kita semakin erat bersekutu dengan Tuhan. dimana persekutuan tersebut sungguh sangat indah, ada sukacita dan damai. Hal itu digambarkan dengan situasi makan bersama-sama.
Saudara-saudara, melalui nats ini, kita di undang supaya membuka hati kepada Yesus. Bertobat dan menerima Yesus. Hal itu sangat-sangat penting kita lakukan pada saat ini, dimana gereja kita telah memasuki Minggu-minggu Advent yang kita percayai sebagai Minggu Penantian akan Kedatangan Kristus yang terakhir. Artinya sebelum hari Tuhan itu terjadi, kita masih diberi kesempatan untuk membuka hati kita, bertobat dan kembali kepada Yesus Jurus’lamat kita. Kita diharapkan segera membuka pintu, karena Yesus telah datang mengetuk pintu hati kita. Perlu juga kita sadari, peristiwa alam yang baru terjadi di sekeliling kita, yang mengakibatkan hilangnya harta benda, bahkan hilangnya nafas hidup manusia boleh saja itu sebagai tanda-tanda zaman akan berakhir, oleh karena itulah mari membuka hati dan kembali kepada Yesus.
Kita harus benar-benar membuka pintu hati kita kepada Yesus, karena Yesuslah satu-satunya jalan yang menentukan kita dapat bersama-sama makan dengan Dia atau tidak. Tidak ada jalan lain selain Yesus yang telah di utus ke Dunia ini oleh Allah Bapa. Jadi kita jangan pernah mau mengikuti si pembuat jalan yang sesat di dunia ini. Sungguh sangat banyak para penyesat yang berdiri di sekeliling kita pada saat ini, oleh karena itu, sebelum kita tersesat, sebaiknya dan secepatnya mari kembali ke jalan yang benar yaitu membuka pintu hati dan kembali mengikut Yesus. Kiranya sepanjang masa-masa Advent ini, kita selalu membuka hati, bertobat dengan sungguh-sungguh dan kembali hidup bersama-sama dengan Yesus. Amin
Doa Penutup: Terima kasih ya Tuhan Allah Bapa kami atas FirmanMu yang telah kami dengarkan di pagi hari ini. Oleh FirmanMu kami diingatkan supaya kami segera membuka hati kami untuk menerima Yesus Sang Pembawa Sukacita bagi kami. FirmanMu telah menguatkan kami dan menghibur kami bahwa di akhirnya nanti, kami akan memperoleh sukacita besar bahkan akan Tuhan luputkan dari hukuman atas dosa jikalau hari ini kami membuka hati, bertobat dan kembali kepada jalan yang benar. Ya Tuhan, kuatkanlah kami untuk melalukan FirmanMu. Dalam satu hari ini yang indah ini, kami akan melanjutkan pekerjaan kami, kiranya Tuhan selalu menolong kami dan memberi kesehatan kepada kami, jagailah kami dan berkati segala pekerjaan kami yang berkenan di hadapanMu. Kami menyadari betapa banyak dosa dan kesalahan kami di hadapanMu, kami memohon hapuskanlah dan sucikanlah kami. Di dalam nama AnakMu Yesus Kristus Tuhan, kami berdoa dan bersyukur kepadaMu. Amin
Anugerah Tuhan kita Yesus Kristus, Kasih setia dari Allah Bapa, dan Persekutuan dari Roh Kudus, itulah kiranya yang menyertaimu, hari ini sampai selama-lamanya! Amin
Pdt. Samsir Hutagalung, M.Div
Renungan Harian Marturia Jumat, 12 Desember 2025
Renungan: Mazmur 91:4
Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.
Bapak Ibu saudara yang dikasihi Tuhan, saat ini, banyak orang yang berjalan dengan hati yang Lelah dan berat namun tersenyum seolah dia baik-baik saja. Kita hidup di zaman ketika ketakutan itu tidak selalu hadir dalam bentuk bahaya fisik, tetapi dalam bentuk yang lebih halus: kecemasan yang mungkin datang tiba-tiba, pikiran yang sering tidak dapat tenang.
Saudara saudari, terkadang Ada orang yang tertawa dalam percakapan, tetapi menangis diam-diam sebelum tidur. Ada yang terlihat kuat di depan umum, tetapi rapuh ketika sendirian. Dunia kita penuh janji keamanan, namun hati manusia sering tetap merasa tidak aman.
Dalam realitas seperti inilah Mazmur 91 berbicara dengan begitu kuat—sebuah mazmur yang seolah memeluk kita ketika dunia terasa terlalu bising. Mazmur ini dari kehidupan nyata yang penuh ancaman dan ketidakpastian. Di balik kata-katanya, ada pergumulan umat yang bertanya: “Adakah tempat aman? Adakah tangan yang sungguh memelihara?” Dan di tengah pertanyaan itu, Mazmur 91:4 muncul bagaikan jawaban yang lembut namun pasti.
Mazmur 91 termasuk dalam mazmur perlindungan, sebuah mazmur yang menguatkan umat ketika mereka menghadapi bahaya yang tidak selalu terlihat oleh mata. Ayat renungan hari ini mencatat bahwa mazmur ini digunakan dalam masa-masa krisis: ketika penyakit menyebar, musuh mengancam, atau ketika hidup terasa tidak stabil.
Saudara yang dikasihi Tuham, Ayat 4 menghadirkan salah satu metafora paling lembut tentang Allah: “Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung; kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.” Gambaran ini merujuk pada induk burung yang menyembunyikan anaknya di bawah sayapnya ketika bahaya datang. Ini bukan gambaran kekuatan saja, tetapi gamabaran kehangatan, kedekatan, dan sentuhan yang penuh kasih. Allah digambarkan sebagai pribadi yang tidak hanya melindungi dari jauh, tetapi mendekap dengan penuh kasih.
Firman hari ini mengingatkan, bahwa hidup orang percaya tidak akan selalu bebas dari kesulitan, Mazmur ini juga tidak menjanjikan bahwa bahaya akan hilang, tetapi kita mau diingatkan, bahwa Allah akan senantiasa hadir di tengah bahaya itu. Perlindungan dalam ayat ini bukan jaminan bahwa badai tidak datang, tetapi kepastiannya adalah bahwa kita tidak akan menghadapi badai itu dengan sendirian.
Saudara yang dikasihi Tuhan, kata “kesetiaan-Nya” dalam ayat ini berasal dari kata Ibrani ’emet, yang berarti keteguhan, keandalan, dan kebenaran yang tidak berubah. Artinya, perlindungan Allah bukanlah perasaan, tetapi fakta rohani. Pemazmur hendak berkata bahwa hidup orang percaya tidak ditopang oleh stabilitas dunia, tetapi oleh kesetiaan Allah yang tidak pernah goyah.
Namun, Mazmur 91:4 ini bukan hanya pernyataan tentang siapa Allah, tetapi juga undangan bagi manusia untuk bertindak: untuk datang, mendekat, dan berlindung di bawah sayap-Nya. Perlindungan Allah tersedia, tetapi harus didekati. Sayap-Nya terbuka, tetapi kita perlu memilih untuk bernaung di bawahnya. Mazmur ini menantang kita untuk memilih posisi hati—apakah kita hidup dalam ketakutan yang menguasai, atau memilih hidup dalam perlindungan Allah yang menenangkan?
Sudara yang dikasihi Tuha, firman Tuhan hari ini berbicara langsung kepada setiap hati yang gelisah. Banyak orang mencoba bertahan dengan kekuatan sendiri—mengatur semuanya, memikul semuanya, dan berusaha terlihat kuat. Namun Mazmur 91:4 mengingatkan bahwa kekuatan sejati tidak selalu ditemukan dalam kemampuan mempertahankan diri, melainkan dalam keberanian untuk berlindung.
Berlindung di bawah sayap-Nya berarti menyerahkan kecemasan yang kita sembunyikan dari orang lain. Itu berarti percaya bahwa ketika kita tidak mengerti jalan hidup kita, Allah tetap menutupi kita dengan kasih-Nya. Percaya meski hati kita belum tenang, sebab ketenangan bukan syarat untuk berlindung, kita berlindung agar hati menjadi tenang.
Firman Tuhan hari ini, membawa penghiburan bagi siapa pun yang mendengarnya hari ini. Di dunia yang penuh ketidakpastian, kita memiliki perlindungan yang tidak tergoyahkan. Di bawah sayap-Nya, kita aman. Dalam kesetiaan-Nya, kita dikuatkan. Dan dalam kasih-Nya, kita menemukan rumah bagi hati kita.
C.Gr. Jepri Tarihoran, S.Ag- LPP III di Biro Sekolah Minggu HKBP
Renungan Harian Marturia, Kamis 11 Desember 2025
Doa Pembuka: Mari kita berdoa! Allah Bapa yang kami kenal di dalam Kristus Yesus. Terima kasih atas kasih setia-Mu yang boleh kami rasakan hingga pagi hari ini. Sebelum kami memulai aktivitas kami dalam satu hari ini biarlah firmanMu menjadi penopang dan kekuatan baru bagi kami, untuk itu berkatilah hati dan pikiran kami agar boleh menerima dan memahami kebenaran Firman Tuhan. Di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa, Amin.
Firman Tuhan yang menjadi landasan kita beraktivitas pada hari ini Kamis, 11 Desember 2025 tertulis dalam Injil Matius 15: 32. Beginilah Firman Tuhan. “Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan.” Demikian Firman Tuhan.
Bapak ibu, saudara/I yang terkasih, mungkin ketika ada yang bertanya kepada diri kita tentang apa yang paling kita ingat dari sosok Yesus Kristus, kita semua pasti setuju bahwa “Kasih” adalah kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut. Ya, kasih bukan hanya pengajaran yang Yesus tampilkan melalui perkataan, tetapi juga terpancar di dalam kehidupanNya. Bahkan karena kasihlah kita boleh berpengharapan akan hidup baru yang Tuhan berikan melalui pengorbanan Anak-Nya di kayu salib.
Yesus katakan “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu”. Perkataan ini bukan hanya menyatakan kebesaran hati Kristus terhadap orang banyak yang sudah lelah berjalan mengikuti Dia selama berhari-hari. Tetapi juga menjadi pengajaran yang berharga bagi kita untuk melihat hidup ini. Sebagai orang percaya kita selalu diajak untuk meneladani hidup Kristus, berarti seluruh hati dan fikiran bahkan perkataan kita haruslah tertuju hanya kepada-Nya.
Apa yang Yesus lakukan di dalam nats ini tentu membuka cara baru bagi kita untuk melihat keadaan di sekitar kita. setiap orang mungkin memiliki kasih di dalam hati dan pikirannya, tetapi tidak semua mampu untuk merangkat melakukan kasih di dalam kehidupannya. Yesus bukan hanya mengatakan bahwa hati-Nya tergerak oleh belas kasihan, tetapi ia melakukan lebih daripada itu, yaitu menyatakan kasih-Nya bagi banyak orang.
Bapak/ibu dan saudara/I yang terkasih, dalam beberapa minggu terakhir kita mendengar bahwa banyak bencana yang terjadi di Negara kita ini, banjir bandang dan tanah longsor yang mengakibatkan banyak orang harus menderita. Maka dari itu, melalui nats ini kita semua di ajak untuk saling bahu-membahu menyalurkan kasih kita. melalui Doa maupun uluran tangan, itu semua sangat berharga bagi mereka yang membutuhkan. Yesus tidak memberi dari kecukupan tetapi ia memberi dari kekurangan yang pada Akhirnya menjadi cukup bagi banyak orang. Marilah menjadi saluran kasih Kristus bagi sesama manusia, sehingga semua dapat merasakan sukacita dari kasih yang Tuhan teladani bagi kita. Amin.
Doa Penutup: Bapa kami yang di sorga, yang kami kenal di dalam nama Anak-Mu Yesus Kristus, terima kasih untuk Firman-Mu yang boleh kami dengarkan pada pagi hari ini, biarlah firman-Mu tetap tinggal di dalam hati kami dan menjadi pengingat serta pedoman bagi kami dalam menjalani aktivitas pada satu hari ini.Terpujilah Engkau Tuhan di dalam nama Anak-Mu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur, Amin.
C.Pdt. Arif D.W. Simanjuntak, S.Th- LPP I di Biro Oikumene HKBP
Renungan Lainnya
HKBP Channel
Video Terkait Lainnya
34:11
34:13
49:11
58:01
6:13
12:37
13:35
3:33
15:52
15:10
