Renungan Harian HKBP | 15 Januari 2024 (1)
Doa Pembuka: Bapa yang Maha Pengasih, kami mengucap syukur atas kebaikan-Mu dalam hidup kami. Kami mensyukuri nafas kehidupan yang masih dapat kami nikmati hari ini, juga hal-hal sederhana yang sesungguhnya sangat berharga bagi kami. Hari ini kami akan kembali menjalani kehidupan kami, tetapi sudilah kiranya Engkau menjadi penuntun kami, ya Tuhan. Di dalam nama-Mu yang besar, kami berdoa dan bersyukur. Amin.
Saudara /i terkasih, Firman Tuhan yang menyapa kita pada hari ini tertulis pada
“Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku, berilah kekuatan-Mu kepada hamba-Mu, dan selamatkanlah anak laki-laki hamba-Mu perempuan!”.
Doa sejatinya adalah anugerah, hadiah yang sangat besar yang diberikan Tuhan pada umat manusia. Coba kita bayangkan bagaimana rasanya apabila kita tidak bisa berdoa kepada Tuhan? Hari-hari yang berat pasti terasa semakin berat jika kita tidak dapat mengungkannya melalui doa-doa kita kepada Tuhan. Meski demikian, tidak banyak orang memahami arti anugerah doa dalam hidup kita.
Daud adalah salah satu contoh tokoh yang dekat dengan Allah dan sering bercengkerama menceritakan hidupnya dengan berdoa kepada Allah. Daud paham bahwa sekalipun ia adalah orang yang penting, namun ia bukan orang yang hebat. Daud secara regular berbicara kepada Allah tentang segala pergumulan dan permohonannya dengan berdoa kepada Tuhan.
Daud menyadari bahwa ia menghadapi banyak tantangan dan kendala, banyak orang membencinya sebagai seorang pemimpin dan tentu menyulitkannya. Namun disaat yang sama Daud menyadari bahwa ia sangat memerlukan Tuhan sebagai satu-satunya penolong Daud. Daud menggantungkan hidupnya kepada Tuhan dan meminta belas pengasihan Tuhan atas dirinya. Sebagai seorang raja, sesungguhnya Daud dapat saja bersikap angkuh dan mengandalkan kekuatannya sebagai raja, namun dia tidak melakukannya.
Jemaat terkasih, dalam kehidupan kita setiap hari tentu kita pun kerap menemukan hal-hal seperti yang Daud alami. Ada banyak pergumulan dan masalah yang menghampiri kita, namun apakah kita sudah mengambil sikap yang seperti Daud? Apakah kita sudah menempatkan Tuhan sebagai pendengar pertama dan utama kita? Apakah kita sudah memahami bahwa doa kepada Tuhan berkuasa untuk menolong kita?
Dalam kesekakan hidup, Daud menempatkan Tuhan sebagai segala-galanya. Daud meyakini bahwa Tuhan selalu menjawab doa-doanya dan mendengar seluruh teriaknya minta tolong (ay.7). Sikap ini akan menjadi pengajaran yang baik bagi kita hari ini dan dalam sepanjang hidup kita. Benar bahwa Tuhan menganugerahkan banyak orang di sekitar kita, namun kita harus selalu menempatkan Sang Pemberi Anugerah itu pada tempat yang pertama dan utama sebagai penolong kita. Amin.
Doa Penutup: Bapa terima kasih telah kembali mengingatkan kami hari ini untuk selalu berbincang dan berseru kepada-Mu. Melalui kisah Daud, kami kembali disadarkan bahwa kami adalah ciptaan yang beruntung karena kami memiliki akses langsung untuk berbicara dengan-Mu. Ajarin kami ya Tuhan untuk dapat hidup selalu mengandalkan Engkau dan mematuhi suara-Mu saja ya Bapa. Dan apabila ada hari-hari dimana kami melupakan Engkau dan justru mengandalkan kekuatan kami sendiri, ampunilah kami ya Allah. Kami mau hidup dengan menyerahkan diri kami seutuhnya dalam pengasihan Tuhan. Dalam Kristus, kami telah berdoa dan bersykur. Amin.
Pdt. Cintya Crisna Pardede, M.Th- Pendeta fungsional di Biro TIK HKBP