Renungan Harian HKBP | 2 Desember 2023

Syalom, bapak, ibu, saudara dan saudari di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Kita kembali berjumpa dalam renungan harian Marturia HKBP. Sebelum mendengarkan firman Tuhan, marilah kita berdoa!


Doa Pembuka: Kami Bersyukur ya Allah, saat ini kami sudah memasuki masa Advent. Hari-hari dimana kami merenung kembali dan berkali-kali, karena Kristus yang memberikan harapan kehidupan bagi kami. Engkau pernah hidup sebagai manusia, dan mengajar, dan mengajar kami pada masa kini melalui Alkitab, dimana kami menemukan segala bentuk kasih dan kepedulianMu terhadap kami orang yang berdosa ini. Kami bersyukur melalui Akitab ini kami setiap waktu boleh belajar semakin mengenal Engkau. Pun di dalam pekerjaan kami ya Tuhan, kami ingin memulainya dengan berdasarkan firman Tuhan. Kiranya firmanMu hari ini dapat kami lakukan di dalam hidup kami, bimbinglah kami ya Alah melalui anakMu Yesus Kristus. Amin


Bapak, Ibu, dan saudara/saudari. Yang menjadi renungan kita pada hari ini tertulis dalam Matius 9:37 “Maka Kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.”

Demikian firman Tuhan!


Bapak, ibu dan saudara saudari! Ayat ini adalah kelanjutan dari ayat sebelumnya dan sekaligus pengantar untuk ayat dan pasal berikutnya. Penulis Matius ini menghantarkan pembaca untuk melihat rentetan karya Allah melalui anak-Nya Yesus Kristus ketika berada di dunia ini. Dalam perjalanan pelayanan Yesus, Ia mengajar ke rumah-rumah ibadat, datang ke desa dan kota demi memberitakan Injil Kerajaan Sorga. Di ayat 36, penulis hendak memberitahukan bahwa kasih Yesus kepada orang-orang yang tidak memiliki gembala, sehingga mereka terlihat lelah dan terlantar. Muncullah belas kasih Yesus terhadap mereka dan mengatakan ayat hari ini bahwa tuaian memang banyak, tetapi pekerjanya sedikit.


Ungkapan Yesus pada ayat 36 diatas mengambarkan kehidupan orang-orang yang tidak teratur dan tidak terarah. Karena tidak memiliki gembala, yaitu seorang yang memperlakukan domba-domba nya dengan baik bahkan melebihi dirinya sendiri. Tidak sekadar menjaga, tetapi merawat dan menuntunnya ke jalan yang benar. Yesuslah disini yang menjadi gambaran gembala yang baik itu. Ia menjadi figur yang patut ditiru ketika ia mengajar murid-muridNya melalui perkataan maupun perbuatan hingga mujizat-mujizat yang Ia lakukan. Yesus sebagai gembala dan juga guru bagi murid-murid-Nya menunjukkan kepeduliannya kepada orang-orang, terlebih yang dimaksud disini adalah orang-orang yang berdosa, yang memerlukan tuntunan agar dibawa kembali ke jalan yang benar. Oleh karena itulah, Yesus sang guru itu ingin pengajarannya tidak hanya berdiam pada-Nya saja, tetapi kiranya orang-orang juga dapat membawa, menghidupi dan melanjutkan untuk memberitakan Injil Kerajaan Sorga kepada orang-orang.


Bapak ibu, di dalam mengenal Kristus tersedia banyak cara, dari guru-guru yang pandai, dari orangtua, dari pengalaman hidup kita dan dari banyak hal lainnya. Tetapi, ada kalanya pengajaran yang baik itu membuat kita goyah karena pengajarnya yang kurang mengenal atau tidak menghidupi Firman Tuhan. Ada banyak karya-karya Kristus yang dirancang di dalam kita, namun kita tidak bersedia, sehingga berkat Tuhan tidak sempat kita rasakan lagi. Betapa sayangnya, betapa sedihnya. Bapak, ibu, gembala gereja memang secara khusus dipilih dan ditahbiskan. Namun, untuk menjadi seorang penuntun, menjadi seorang guru, pengajar itu dialamatkan bagi kita semua. Orang-orang yang lebih tua mengajar orang-orang yang lebih muda, karena diyakini pengalamannya lebih banyak. Kalau saja umurnya sama, mereka bisa saling belajar dan mengajari. Tetapi, orang yang lebih muda pun bisa menjadi figur yang layak ditiru dan bisa menjadi pengajar karena pengetahuan dan kebijaksanaannya. Pengajaran yang diberikan pun, bisa melalui perkataan maupun tindakan kita sehari-hari. Maka, tugas yang mulia ini adalah untuk kita semua, dan Yesus adalah fokus utama kita untuk membenahi diri menjadi seorang yang hidup seperti Yesus Kristus.


Oleh karena itu, ayat ini begitu mendorong kita untuk melihat lebih luas seorang penuntun sebagai salah satu yang dilakukan Kristus dan yang layak kita contoh bagi kehidupan kita semua.  Bahwa ada pekerjaan Kristus yang harus kita teruskan, sesuai dengan pengutusannya di Matius 28. Tentu tidak ada yang mampu melakukannya tanpa Roh Allah yang menguatkan kita. Jangan sampai ada yang ketinggalan, masih banyak yang harus diajari, dikuatkan, dihibur dan diselamatkan, agar kita semua bersama-sama di dalam kerajaan Allah. Yesus melalui ayat ini menunjukkan bahwa Allah tidak akan membiarkannya begitu saja, tetapi Ia akan menyiapkan orang-orang pilihanNya untuk memberitakan Injil Kerajaan Sorga kepada mereka yang sudah maupun yang belum mengenal Kristus sang Juruselamat. Dengan ini para guru-guru, terlebih sekolah-sekolah yang menyiapkan para pelayan di tengah jemaat, harus bersungguh-sungguh mempelajari, menghidupi, melaksanakan sesuai Firman Allah, agar dapat dipakai oleh Allah menyelamatkan banyak umatNya masuk ke dalam kerajaan Allah. Amin.


Doa Penutup: Mari kita berdoa! Ya Allah, kami kembali mengucap syukur atas FirmanMu hari ini. Terimakasih atas bimbinganMu. Ajarlah kami ya Allah agar tida lupa kepada Allah kami yang telah mengutus umat-Nya agar memberitakan Injil Kerajaan Sorga di dunia ini. Kuatkanlah kami ya Tuhan, agar dapat Engkau pakai menunjukkan FirmanMu di dalam kehidupan kami, sehingga menjadi contoh dan pengajaran yang baik bagi semua orang. Kiranya nama Tuhan semakin dipermuliakan, di dalam nama Yesus Kristus kami berdoa. Amin.


C.Pdt. Mega Masria Siagian, S.Th (Melayani di Kantor Sekjend HKBP)

Pustaka Digital