Renungan Harian HKBP | 22 Mei 2023

Doa Pembuka: Terpujilah Engkau Tuhan atas hari yang baru yang masih Tuhan berikan bagi kami saat ini, sebelum memulai segala aktivitas kami, terlebih dahulu kami hendak mendengarkan firmanMu agar apapun yang akan kami lakukan semuanya seturut dengan kehendakMu, di dalam Kristus Yesus kami berdoa, amin.

 

Firman Tuhan bagi kita hari ini Kamis, tertulis di dalam Kitab Ayub 42:2, demikian bunyinya: Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.”

 

Bapak/Ibu, saudara/i yang dikasihi Kristus, semua kita pasti sangat tahu dan mengenal Ayub, seorang saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Secara ukuran manusia, Ayub benar-benar sempurna. Tolok ukur orang Batak yang selalu meng-agungagungkan hamoraon, hagabeon, hasangapon ada di diri Ayub. Dia memiliki kekayaan sehingga Ayub adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur, memiliki tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan. Namun bukan semua itu yang membuat Ayub begitu terkenal di antara tokoh-tokoh Alkitab, melainkan karena pengalaman hidup Ayub yang betul-betul menguji iman dan kesetiaannya pada Tuhan. Tuhan begitu membanggakan Ayub sebagai umat yang setia padaNya. Hal ini dapat kita lihat pada pasal 1 ayat 8, percakapan Tuhan dengan iblis, "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.". Namun, iblis menyangkal pengenalan Tuhan atas diri Ayub dengan mengatakan bahwa Ayub setia pada Tuhan karena hidupnya diberkati Tuhan dengan sempurna seperti kerinduan semua manusia. Lalu iblis meminta Tuhan mengambil semua yang dimiliki Ayub, maka Ayub pasti akan mengutuki Tuhan.

Jemaat yang dikasihi Kristus, Tuhan sungguh-sungguh mengenal hidup umat ciptaanNya, begitu juga dengan Ayub, oleh sebab itu Tuhan mengijinkan iblis melakukan keinginannya atas semua berkat-berkat yang dimiliki Ayub. Lalu, apa yang terjadi? Mulailah tragedi pilu dan menyakitkan menerpa hidup Ayub. Mulai dari harta kekayaannya yang habis dalam sekejap, kemudian kematian semua anak-anaknya, tidak ada yang tinggal. Lalu, apa reaksi Ayub atas semua itu? Ia mengatakan: ”Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"

Sungguh respon yang sangat tidak lazim dilakukan manusia yang kehilangan bukan hanya harta kekayaan namun juga anak-anak yang sangat dikasihi. Lalu, iblis merasa belum puas, ia masih meminta pada Tuhan agar lebih jauh lagi menyakiti Ayub dengan tubuhnya, maka Ayub pasti akan mengutuki Tuhan. Lalu iblis menimpakan Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya. Bahkan isterinya sendiri tidak tahan lalu berkata pada Ayub: “Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!". Lalu bagaimana respon Ayub? jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.

Jemaat yang dikasihi Kristus, begitu sabarnya Ayub menanggung semua penderitaan yang dialaminya, penderitaan yang sangat luar biasa sakit, namun, ia mampu tetap mempercayai bahwa Tuhan pasti melakukan yang terbaik atas hidupnya, itulah yang dikatakan Ayub sebagaimana Firman Tuhan bagi kita hari ini: Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.” Tuhan benar-benar maha kuasa, mampu melakukan apapun, dan tidak ada satu kuasa apapun yang dapat menggagalkan rencanaNya. Tuhan mampu memakai siapa saja, apa saja untuk mewujudkan rencanaNya, maka yakinlah, setiap rencana Tuhan, rancanganNya adalah yang terbaik bagi kita. “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”. Amin.

Doa Penutup: Terima kasih Tuhan atas firmanMu yang mengingatkan kami semua bahwa Engkau adalah Allah yang mampu melakukan segala susatu dan hidup kami sesuai dengan rencanaMu, tidak ada kekuatan apapun di dunia ini yang dapat menggagalkan rencanaMu. Oleh sebab itu, biarlah hidup kami tetap setia dan berpengharapan hanya padaMu saja ya Tuhan karena kami tahu bahwa apapun yang Tuhan rancangkan atas hidup kami, maka itulah yang terbaik, dalam Kristus Yesus kami berdoa, Anugerah Tuhan kita Yesus Kristus, kasih setia dari Allah Bapa dan Persekutuan Roh Kudus, kiranya menyertai saudara/I sekalian, Amin.

Pdt. Emilda Sibarani, S.Th – Melayani di Biro Sending HKBP