Renungan Harian HKBP | 3 Maret 2025

Doa pembuka: Allah Bapa Mahapengasih yang kami sembah dalam nama Tuhan YesusKristus. Kami mengucap syukur dan berterimakasih buat nafas kehidupan yang masih Engkau berikan hingga saat ini. Sejenak kami akan mendengarkan firmanMu, kiranya Roh Kudus menerangi hati dan pikiran kami agar dapat menerima dan memahami firmanMu. Dalam Kristus Yesus kami berdoa. Amin.

 

Renungan

HIDUP YANG PENUH PENGHARAPAN

Nas:1 Petrus 1:3

”Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan.”

 

 

Bapak, Ibu, Saudara-saudari pembaca dan pendengar Renungan Marturia HKBP yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus. Surat 1 Petrus ini sering disebut sebagai ”surat katolik atau umum”yang ditujukan kepada orang-orang Kristen secara umum, yang telah menyebar atau berdiaspora ke beberapa wilayah provinsi kekakisaran Romawi pada abad pertama. Tujuan surat ini adalah untuk menggembalakan, menghibur dan menguatkan orang-orang Kristen perdana pada sekitar tahun 67 M, khususnya di wilayah Asia Kecil yang menghadapi penganiayaan di bawah pemerintahan Kaisar Nero. Situasi yang terjadi pada masa itu adalah ketika orang-orang Kristen mengalami berbagai pencobaan dan penindasan (1:6), mereka difitnah sebagai pelaku-pelaku kejahatan (3:16). Para ahli sejarah Romawi mengisahkan bahwa pada tahun 64 telah terjadi kebakaran yang hebat di kota Roma, api membakar kota Roma selama 3 hari 3 malam. Penduduk Roma tidak ragu mengatakan bahwa Kaisar Nerolah yang bertanggung jawab atas peristiwa itu, karena Nero berencana membangun kota Roma. Namun, Nero justru mencari kambing hitam dan menjadikan orang Kristen sebagai pelakunya. Sejak itu orang-orang Kristen telah menjadi korban dari berbagai macam fitnahan dan penganiayaan yang sangat sadis dan mengerikan bahkan penyiksaan terhadap orang-orang Kristen itu dilakukan di hadapan umum dan menjadi tontonan khalayak ramai. Dengan singkat dikatakan bahwa para pengikut Kristus saat itu menghadapi berbagai penderitaan berupa penganiayaan dan siksaan karena mempertahankan iman mereka kepada Yesus Kristus. Oleh karena itu surat 1 Petrus ini bertujuan: pertama, menghibur dan menguatkan iman jemaat Kristen yang telah menyebar itu dalam menghadapi berbagai penderitaan, supaya tetap berpengharapan yang kekal yang disediakan bagi orang yang percaya (1:3-4). Kedua, supaya orang Kristen tetap bertahan dalam imannya, bahkan bersukacita bersama dengan dan di dalam Kristus (4:12-13).

 

Secara khusus dalam nas renungan hari ini, rasul Petrus mengingatkan kembali para pengikut Kristus agar senantiasa taat dan setia dalam menghidupi imannya. Sehubungan dengan itu kita melihat ada 2 (dua) pengajaran penting dalam nas renungan ini. Pertama, orang percaya harus senantiasa bersyukur dan memuji Allah, di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Sikap hati dan tindakan memuji Allah merupakan prinsip utama dalam kehidupan para pengikut Yesus sebab segenap hidup dan keberadaan kehidupan kita di dunia ini berasal dari Allah, Sang Pemberi hidup itu sendiri. Selain itu, Allah telah mengaruniakan kelahiran kembali dalam kehidupan kita oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati. Kata “dilahirkan kembali” (Yunani: anagennao) menunjukkan kelahiran baru yang bersifat rohani, yang hanya mungkin terjadi melalui karya Allah melalui kebangkitan Yesus Kristus. Melalui kelahiran kembali itu Allah menganugerahkan kita kekuatan dan kemampuan menghadapi berbagai kesusahan dan penderitaan yang kita hadapi. Sama seperti jemaat mula-mula di abad pertama yang mengalami penderitaan, sebagaimana yang disapa oleh rasul Petrus melalui nas ini, demikianlah kita yang hidup di masa kini tentu mengalami berbagai bentuk pergumulan, tantangan, kesusahan dan bahkan penderitaan; namun dalam seluruh situasi dan kondisi yang sesulit apapun kita harus senantiasa ingat dan setia memuji serta memuliakan nama Tuhan. Melalui tindakan yang senantiasa bersyukur dan memuji Allah, kita dimampukan untuk memenangkan segala bentuk pergumulan, tantangan dan penderitaan yang kita alami.

 

Pengajaran yang kedua, hidup orang percaya adalah hidup yang penuh pengharapan. Rasul Petrus menekankan pentingnya hidup yang penuh pengharapan. Dalam nas ini, kata ”pengharapan” berasal dari bahasa Yunani λπίς (elpis), yang memiliki pengertian yang luas, yaitu mencakup: pengharapan, eskpektasi, mempercayai (Inggris: trust) dan juga keyakinan (Inggris: confidence). Jadi, kalau disebut sebagai orang yang berpengharapan maka dalam pengharapan itu terkandung sebuah ekspektasi, keyakinan yang kuat bahwa yang kita harapkan itu kiranya dapat terwujud seturut dengan kehendak Tuhan. Oleh karena itu, orang percaya walaupun menghadapi berbagai bentuk kesulitan, tantangan dan penderitaan di dunia ini sudah seharusnya hidup di dalam pengharapan dan melalui pengharapan itu hidup kita diarahkan pada keselamatan yang diberikan Allah di dalam Yesus Kristus, Juruselamat kita. Sehubungan dengan pengharapan, penulis surat Ibrani membantu kita memaknai hubungan yang tak terpisahkan antara iman dan pengharapan, dalam Ibrani 11:1 dikatakan, Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Jadi, kita sebagai orang yang beriman maka juga sekaligus sebagai orang yang berpengharapan, yang senantiasa menaruh pengharapan pada kuasa Allah yang menyelamatkan dan menguatkan kita dalam berbagai kesusahan dan penderitaan.

 

Bapak, Ibu, Saudara-saudari pembaca dan pendengar Renungan Marturia HKBP yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus. Kita semua tentulah pernah memiliki pengharapan dan saya yakin kita semua adalah orang percaya yang berpengharapan. Kita berpengharapan agar setiap pekerjaan kita dapat berhasil dengan baik, demikian juga orang yang sedang sakit berpengharapan memperoleh kesembuhan dari penyakit, bagi para pelajar yang menghadapi ujian berharap dapat lulus dengan hasil yang baik, para petani mengharapkan hasil panen yang melimpah, dan masih banyak lagi pengharapan yang ada dalam diri setiap orang sesuai dengan apa yang menjadi kerinduan maupun cita-citanya. Dengan singkat dapat dikatakan, kita semua, dari anak-anak hingga orang yang lanjut usia, memiliki pengharapan yang beraneka ragam namun semuanya mengharapkan segala bentuk keberhasilan dan kebaikan dari segala sesuatu yang kita lakukan dalam aktivitas kita setiap hari. Mengenai pengharapan ini, Dr. Andar Ismail, seorang teolog dan penulis yang produktif, dalam salah satu buku renungan seri Selamat, mengatakan: “Satu prinsip utama yang membedakan manusia dengan ciptaan lainnya adalah: pengharapan, hanya manusia lah yang memiliki pengharapan dan manusia juga yang seringkali kehilangan pengharapan”. Dari pernyataan ini jelaslah keistimewaan kita sebagai manusia ciptaan Allah, terlebih lagi sebagai anak-anak Allah yang telah dilahirkan kembali melalui kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, hendaklah senantiasa memiliki pengharapan yang kokoh terhadap kuasa Allah yang senantiasa memberkati dan memelihara kehidupan kita. Jangan pernah kehilangan pengharapan kepada Allah, namun teruslah menyalakan pengharapan kepada Dia, Sang Sumber Pengharapan kita. Pada saat kita berpengharapan kepada manusia mungkin kita akan mengalami kekecewaan dan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, namun pengharapan kepada Allah tidak pernah mengecewakan kita, sebagaimana rasul Paulus mengatakan dalam Roma 5:5, ”Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita”. Maka, apapun situasi yang kita alami dalam kehidupan kita, suka maupun duka, tetaplah kita berpengharapan pada anugerah dan kuasa Allah yang menyelamatkan kita, selaku manusia baru yang secara rohani telah dilahirkan kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus, agar hidup kita senantiasa berperilaku seturut kehendak Allah untuk memuji dan memuliakan nama Allah, Sumber Pengharapan kita. Amin.

 

Doa penutup: Ya Tuhan Allah Bapa kami, terima kasih atas sapaan firmanMu pada hari ini, yang telah mengingatkan kami untuk senantiasa berpengharapan pada rahmat dan kuasaMu yang telah menyelamatkan kami dari kuasa dosa dan menganugerahkan kami kelahiran kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus untuk menjadikan kami sebagai anak-anakMu yang melakukan seturut kehendakMu. Kami menyadari bahwa ketika kami mengalami pencobaan, kesusahan maupun penderitaan yang datang dalam kehidupan kami, kadang kala kami mengalami kekuatiran dan ketakutan, namun ajarlah kami agar senantiasa memiliki pengharapan yang teguh akan kuasaMu sehingga kami dapat memenangkan setiap pergumulan dan penderitaan itu hanya dengan mengandalkan kuasaMu. Kami juga mendoakan saudara-saudari kami seiman di seluruh dunia ini, di manapun mereka berada terutama yang menghadapi berbagai pergumulan, kesusahan dan penderitaan terlebih oleh karena mempertahankan iman mereka, kami memohon agar Engkau menguatkan dan meneguhkan iman mereka agar setia sampai akhir, dengan bersandarkan pada pengharapan akan kuasaMu yang senantiasa memberkati dan melindungi anak-anakMu. Dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami, dengarlah doa permohonan kami. Amin.


Pdt. Herwin P. Simarmata, M.Th- Kepala Biro Kategorial RENA HKBP

Pustaka Digital