Renungan Harian HKBP | 15 Oktober 2024

Doa Pembuka: Terima kasih Allah Sang Pemurah, kami bersyukur atas rahmat Mu. Kiranya pertolongan mu dalam hidup kami, senantiasa menyertai, menuntun, mengarahkan, dan menerangi hidup kami. Ajari kami untuk melakukan firmanMu dengan benar sehingga kami dapat menjadi berkat untuk diri kami sendiri dan juga sekitar kami. Kami serahkan seluruh hari ini ke dalam tangan-Mu, dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.

Ayub 17:3

“Biarlah Engkau menjadi jaminanku bagi-Mu sendiri! Siapa lagi yang dapat membuat persetujuan bagiku?”


Pengharapan di Tengah Penderitaan

Kitab Ayub dikenal karena eksplorasi mendalamnya tentang penderitaan, dan iman. Ayub, tokoh utamanya, adalah orang benar yang menghadapi penderitaan luar biasa dan berjuang untuk memahami mengapa ia menderita. Ayat ini mengundang perenungan reflektif tentang pengalaman manusia akan tantangan untuk mempertahankan pengharapan kepada Allah saja dan integritas diri. Permohonan Ayub untuk mendapatkan jaminan dari Tuhan bergema sepanjang masa sebagai ekspresi pedih dari kerinduan manusia akan pembenaran dalam menghadapi penderitaan. Ayub memohon kepada Allah menjadi pemohon haknya. Ia pada dasarnya meminta Allah untuk menjaminnya atau memastikan ketidakbersalahannya di hadapan orang lain.

Permintaan Ayub didorong oleh tuduhan dan ketidakpercayaan yang terus-menerus dari teman-temannya. Mereka menolak klaim ketidakbersalahannya dan percaya bahwa penderitaan yang dialami oleh Ayub adalah akibat dari dosa atau pelanggaran yang tersembunyi. Ayub merasa sangat disalahpahami dan merindukan seorang yang akan percaya pada kebenarannya dan membelanya terhadap fitnah teman-temannya, tetapi Ayub dengan keras mempertahankan ketidakbersalahan dan kebenarannya. Iman Ayub yang tak tergoyahkan dan penolakannya untuk mengutuk Tuhan, bahkan di tengah penderitaannya. Keadaannya yang menyedihkan, keterasingan dan keputusasaan yang mendalam. Namun, dalam kerendahan hati Ayub datang mendekat kepada Allah. Dalam kehidupan saat ini, tentu banyak dari kita yang berjuang menghadapi tantangan serupa: menderita karena kesakitan (perasaan di hianati, penyakit), kehilangan (tinggalkan orang terkasih, kehilangan pekerjaan), mengalami penindasan (bully), terasing (diskriminasi), dsb. Percayakan segala kekhawatiran mu di dalam kasih Allah, dan tetaplah setia berharapan kepadaNya. Marilah kita mengandalkan Allah yang memberikan kita kekuatan dan penghiburan. Amin.

Doa Penutup: Ya Tuhan, terima kasih atas pengajaran-Mu yang berharga. Bantulah kami untuk selalu berpengharapan kepada Mu saja. Berikan kami kekuatan dalam penderitaan dan kesusahan. Bimbing langkah kami agar tetap setia. Ajar kami untuk hidup sesuai dengan panggilan-Mu dan mengejar tujuan yang mulia dalam Kristus. Biarkanlah setiap langkah kami tetap menjadi pengikutMu. Dalam nama Yesus Kristus kami memohon bimbingan kasih Mu. Amin.


C.Pdt. Destri A.N. Hutauruk, S.Si (Teol)- Melayani di Biro SMIRNA HKBP

Pustaka Digital