Renungan Harian HKBP | 1 Februari 2024

Doa Pembuka: Allah Bapa yang kami sembah melalui Yesus Kristus, terimakasih atas berkat dan kasihMu yang senantiasa kami terima di dalam hidup kami. Kami boleh hidup dan beraktivitas hingga saat ini. Untuk itu Tuhan, melalui berkatMu yang menghidupkan kami ini, saat ini kami ingin mendengarkan firmanMu. Berkati dan sertailah kami, agar kami boleh mengerti firmanMu seperti yang Engkau kehendaki, di dalam nama Yesus Kristus, Amin.

 

Renungan 

Nas:1 Samuel 17: 45

Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.”

 

          Bapak ibu dan saudara-saudari yang terkasih di dalam Yesus Kristus. Saya rasa kita akan setuju, jika saya mengatakan bahwa Power dan Kekuasaan merupakan 2 faktor yang sangat berperan besar di dalam kehidupan manusia, hingga masa kini. Mengapa saya mengatakan demikian, sebab jika kita berangkat dari sejarah kehidupan manusia, power dan kekuasaan merupakan 2 hal yang dapat berperan besar untuk menguasai kehidupan manusia, menghancurkan kehidupan manusia dan juga mempersatukan kehidupan manusia. Dalam artian power dan kekuasaan tersebut dapat digunakan untuk kejahatan manusia maupun kebaikan manusia. Layaknya Kisah Daud dan Goliat yang tertuang di dalam firman kita hari ini, kita dapat melihat bagaimana Bangsa Filistin, ketika mereka memiliki Goliat, yaitu seorang Pendekar maupun Tentara perang yang gagah dan perkasa, mereka dengan percaya dirinya untuk dapat mengalahkan bangsa Israel. Kepercayaan bangsa Filistin itu sangatlah masuk akal, sebab secara power maupun kekuatan tantara perang, mereka lebih unggul dari tentara perang Saul. Sehingga mereka lebih percaya diri, untuk dapat menaklukkan bangsa Israel.

          Melihat dan menyadari besarnya dampak dari power dan kekuasaan ini di tengah-tengah kehidupan manusia. Hal ini membuat manusia, secara sadar maupun tidak sadar, tergerak untuk mencari dan mendapatkan power dan kekuasaan ditengah-tengah kehidupannya. Cara yang buruk sekalipun, terkadang harus ia tempuh, demi mendapatkan power dan kekuasaan ditengah-tengah kehidupannya. Meskipun tidak sedikit juga, pribadi manusia itu, mendapatkan power dan kekuasaan itu, melalui jalan yang benar dan baik.

          Bapak ibu dan saudara-saudari yang terkasih di dalam Yesus Kristus. Saya bukannya ingin membenturkan kita terhadap keberadaan power dan kuasa di tengah-tengah kehidupan kita. Saya bukannya ingin mengatakan, bahwa power dan kekuasaan tidaklah baik di dalam kehidupan kita. Saya rasa power dan kekuasaan sangatlah baik dan benar adanya di tengah-tengah kehidupan kita, dengan catatan, jika digunakan dan dimaknai dengan benar. Dimaknai dengan benar, berarti kita memperhatikan, sumber dari power dan kekuasaan yang ingin kita dapatkan tersebut, apakah itu bersumber dari jalan benar atau yang tidak benar. Dimaknai dengan benar, berarti kita mengerti fungsi dan kegunaan dari power dan kekuasaan tersebut, sehingga kita tidak salah mengartikannya dan menggunakannya.

          Mengapa demikian? Supaya kita tidak terjatuh kedalam keyakinan yang salah, seperti Keyakinan bangsa Filistin, yang memiliki Kesatria Goliat pada saat itu. Keyakinan mereka kepada kekuatan Goliat dan keperkasaannya membuat mereka yakin untuk berkuasa atas bangsa Israel. Memang benar, secara kekuatan fisik, bangsa Filistin unggul dari bangsa Israel, dengan kehadiran sosok Goliat ditengah-tengah bangsa Filistin. Dan jika kita melihat diayat sebelumnya di pasal ke 17 ini, diterangkan, bahwa bangsa Israel juga sempat gentar dan takut, terhadap keperkasaan si Goliat. Dengan kata lain, bangsa Israel sempat bimbang dan takut untuk menghadapi power yang dimiliki oleh bangsa Filistin.

          Bapak ibu dan saudara-saudari yang terkasih. Di kehidupan yang sekarang ini, kita mungkin pernah berhadapan dengan situasi yang sama dengan bangsa Israel. Kita mungkin pernah takut dan bimbang akan power dan kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang. Dan ketakutan itu, mungkin pernah membuat kita, untuk ragu berbuat hal yang benar, takut untuk menjunjung keadilan ataupun untuk menyuarakan kebenaran. Atau sebaliknya, Saat kita memiliki power dan kekuasaan itu, kita mungkin pernah membuat orang-orang disekitar kita untuk takut, berbuat hal yang benar dan menyuarakan kebenaran.

          Jika demikian, kita harus merenungi Kembali kisah Daud dan Goliat ini. Jika kita berada disituasi yang takut akan Power dan kekuasaan seseorang, kita oleh belajar dari iman Daud yang teguh, yang menyerahkan segala kekuatirannya kepada Tuhan dan mengandalkan kuasa Tuhan sebagai kekuatannya. Tentu ini bukanlah hal yang sederhana, prosesnya tidak sesimple seperti kalimat yang barusan kita dengar. Sebab kita harus benar-benar  memiliki ikatan spiritual yang kuat dengan Dia yang empunya kuasa, yaitu Tuhan kita. Dan proses itu tentunya, berjalan dan bertumbuh berdasarkan kehidupan kita sehari-hari. Sehingga proses keseharian kita itulah, yang nantinya mengantarkan kita kepada tingkatan iman maupun spritualitas yang tegu, terhadap Tuhan. Dan ketika iman itu sudah teguh dan kuat, maka iman  itulah, yang akan memandu kita, menguatkan kita dan menyelamatkan kita dari setiap situasi yang sulit, terlebih menghadapi pribadi-pribadi yang mengandalkan power dan kekuasaannya untuk menindas kita, maupun berlaku tidk adil dan tidak benar, terhadap kehidupan kita.

          Dan sebaliknya, jika diantara kita pernah atau bahkan sedang mempersulit atau bahkan memberikan rasa takut kepada lingkungan sekitar kita, dengan power dan kuasa yang sedang kita miliki saat ini. Maka kita boleh belajar dari Goliat. Sekuat dan seperkasa apapun dia pada saat itu, ketika Tuhan sudah campur tangan, maka power dan kuasa yang Goliat miliki, itu tidak akan bertahan untuk selamanya. Sebab ia akan dikalahkan dan menerima konsekuensi dari perbuatan dan keangkuhannya.

          Bapak ibu saudara-saudari yang terkasih di dalam Yesus Kristus, kita tidak boleh membiarkan situasi yang seperti ini, berlangsung dikehidupan kita sehari-hari. Tetapi kita harus berjuang bersama, untuk memutuskan rantai hidup yang seperti ini. Oleh karena itu, bapa ibu dan saudara-saudari yang terkasih, jika saat ini, kita sedang berada diposisi dan keadaan yang sulit seperti yang dihadapi oleh bangsa Israel pada saat itu. Maka bolehah kita meniru keteladan iman dari seorang hamba yang kecil dan tidak berdaya secara sudut pandang manusia, tetapi diangkat dan dimenangkan oleh Tuhan, yaitu Daud.  Dan jika saat ini, kita sedang berada diposisi yang memiliki power dan kuasa ditengah-tengah lingkungan kita, baik itu lingkungan tempat kita bekerja maupun linkungan masyarakat. Kiranya kita dapat mempergunakan power dan kuasa itu dengan baik dan semestinya, agar kehidupan orang-orang yang berada disekitar kita, dapat tetap sehat dan bertumbuh dengan baik.  Sehingga kita tidak sama dengan goliat, yang begitu angkuh akan kekuatan dan keperkasaannya, sehingga ia lupa terhadap penguasa yang memiliki kekuatan dan kuasa yang sesungguhnya, yaitu Tuhan. Amin.

 

Doa Penutup: Bapa terima kasih atas penyertaan-Mu di dalam hidup kami. Kami boleh mendengarkan firman-Mu pada hari ini, dengan penuh syukur dan bahagia. Biarlah firman-Mu yang telah kami dengar pada hari ini, dapat menuntun kami, mengajari kami dan menyadarkan kami akan besarnya kuasaMu dan luarbiasanya rancanganMu, di hidup kami. Terima kasih Bapa, di dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.

 

 Pdt. Febri Setiadi Hutapea, S.Th

Staf Biro Kategorial Ama-Lansia HKBP

Kantor Pusat HKBP, Pearaja-Tarutung