Renungan Harian HKBP | 15 Desember 2023

Cal. Pdt. Mikhael Sihotang, M.A- Melayani di Kantor Ephorus HKBP


Selamat pagi untuk kita semua umat yang dikasihi oleh Yesus Kristus. Shalom. Semoga di hari yang baru ini kita masih bisa merasakan penyertaan Tuhan. Hari ini, Jumat, 15 Desember 2023, kita kembali berjumpa dalam Renungan Harian dari Departemen Marturia HKBP. Bersama kita akan merenungkan FirmanNya yang hari ini diambil dari Matius 25:13. Sebelum kita mulai merenungkan bacaan ini, Saya mengundang kita untuk terlebih dahulu mengambil saat hening sejenak.


Saat Teduh 


Doa Pembuka: Kembali kami datang ke hadapanMu ya, Tuhan, untuk bersyukur atas segala yang kami terima hingga saat ini. Terkhusus hari baru dan nafas kehidupan yang masih dianugerahkan untuk kami. Sesaat lagi kami akan bersama merenungkan firmanMu. Berilah kami hikmat dan kebijaksanaan untuk memahami dan melaksanakannya dalam kehidupan kami. Demi Kristus kami berdoa, amin. 


Pembacaan Nats: Matius 25:13

“Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun saatnya.” 


Topik: “Secara Aktif Menunggu”


Sadarkah kita bahwa ada satu kebiasaan kita yang secara tidak sadar terus terjadi di masa raya Adven? Betul sekali, kita sering sekali tergesah-gesah merayakan Natal dan melupakan Adven. Padahal ada satu hal penting yang diajarkan oleh Adven yaitu soal menanti. Adven, dalam rangkaiannya bersama dengan Natal, mengajarkan dinamika beriman yang sering membuat kita tidak selalu berhadapan dengan hal-hal pasti. Dari masa raya Adven kita jadi sadar bahwa beriman seringkali juga berarti menunggu dan berpasrah diri. Inilah mengapa dalam masa Adven, biasanya ayat bacaan Alkitab yang digunakan selalu berbicara soal menanti dan berpengharapan. Persis seperti bacaan kita hari ini.


Bila ayat bacaan hari ini kita baca bersama dengan bagian lainnya dalam perikop yang sama, maka kita akan sadar bahwa perikop ini berbicara tentang Kerajaan Allah di masa depan. Setidaknya, dua pasal (24&25), memang secara spesifik didedikasikan oleh Yesus untuk hal ini. Pada perikop kita kali ini, Yesus menggambarkan Kerajaan Surga seperti sepuluh gadis yang menanti kedatangan mempelai laki-laki mereka. Lima gadis merupakan yang bijak, dan sisanya adalah bodoh. Apa dasar pengkategorian sepuluh perempuan ini? indikator yang digunakan adalah bagaimana mereka mempersiapkan diri selama menanti. 

Ketenangan dalam menanti tentu hanya ada dirasakan oleh gadis-gadis bijak karena mereka sudah membekali diri dengan minyak yang cukup untuk proses penantian yang panjang. Sebaliknya, gadis-gadis yang bodoh tidak akan merasa tenang dalam menanti karena mereka tahu minyak yang ada pada mereka sangat terbatas sehingga waktu yang mereka miliki juga relatif pendek. 


Bacaan hari ini setidaknya memberikan kita beberapa poin penting untuk diingat sebagai bekal untuk menjalani kehidupan sebagai orang percaya. Pertama, menanti dalam kehidupan orang percaya tidak bisa dimaknai sebagai tindakan yang pasif. Artinya, dalam proses menanti kedatangan Kristus kembali, tidak ada yang perlu kita lakukan. Bukan demikian. Berkaca dari tindakan yang dilakukan oleh para gadis yang bijak, maka kita perlu menyadari bahwa dalam menanti, kita perlu membekali diri dengan segala hal yang dibutuhkan. Sehingga, ketenangan itu juga ada pada kita seperti pada para gadis yang bijak dalam perikop hari ini. 

Kedua, berjaga-jaga dan berpengharapan adalah dua hal yang tidak bisa dilepaskan dari satu sama lain. Ketika salah satu komponen ini dilepas dari yang lain, maka akan ada kepincangan dalam iman kiat. Berpengharapan tanpa berjaga adalah cerminan dari keimanan yang malas. Senada dengan itu, berjaga tanpa berpengharapan adalah kesia-siaan. 


Di masa raya Adven ini, kita kembali diajak untuk sejenak mengambil waktu berefleksi dan merenung. Apakah kita sedang menantikan Kerajaan Allah secara aktif? Sudahkah kita mempersiapkan bekal yang cukup untuk digunakan selama masa penantian ini? Tentu saja ada banyak hal yang bisa kita kerjakan sembari menanti Kerajaan Allah salah satunya adalah dengan bersolidaritas dengan mereka yang saat ini sedang dirundung bencana. Kita bisa hadir bersama dengan mereka agar pengharapan mereka juga tidak hilang atas Kerajaan Allah. Tindakan semacam inilah yang bisa menjadi bekal kita untuk menyambut kedatanganNya kembali ke dunia nanti. Selamat menanti dengan aktif. Selamat berjaga dan berpengharapan.


Doa Penutup: Kami bersyukur untuk sapaan firmanMu hari ini. Kami bersyukur kalau pada kesempatan ini kami kembali diingatkan untuk terus berjaga dan berpengharapan. Lebih jauh lagi, kami diajak untuk secara aktif membekali diri agar ketika Engkau kembali datang, kami sudah siap. Dalam masa raya Adven ini kami juga ingin membawa mereka yang dilanda bencana ke hadapanMu. Hadirlah bersama dengan mereka melalui banyak tangan yang menopang agar pengharapan atasMu itu terus ada dan hidup. Ajarlah kami juga untuk bisa membawa citraMu kepada mereka yang memang merindukan kehadiranMu. Tuntunlah kami agar bisa terus menjadi umat yang bijak. Demi Kristus, kami berdoa. Amin. 


Anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus, Kasih setia dari Allah Bapa, serta Persekutuan dari Roh Kudus, kiranya menyertai kita. Amin.