Renungan Harian HKBP | 4 Maret 2023

Doa Pembuka: Tuhan Allah, Bapa kami yang bertakhta di dalam kerajaan sorga, yang kami kenal di dalam nama AnakMu Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup. Kami bersyukur dan berterimakasih karena Tuhan telah membangunkan kami pada pagi hari yang cerah ini dan anugerahkan hari yang baru bagi kami. Tuhan juga menganugerahkan kepada kami nafas kehidupan dan kesehatan. Sebelum kami memulai kegiatan, aktivitas dan pekerjaan kami hari ini, sejenak kami akan mendengarkan firmanMu, kiranya RohMu yang Kudus menerangi hati dan pikiran kami agar dapat menerima dan memahami firman dan kehendakMu di dalam kehidupan kami. Dalam Kristus Yesus kami berdoa. Amin.
Nats Renungan: MARKUS  2:27 Lalu kata Yesus: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat.” 
Saudara-saudara yang terkasih dalam nama Yesus Kristus, agar kita dapat memahami perikop ini, ada baiknya kita baca satu bagian, mulai ayat 23 – 28 dari Markus pasal 2. Judul dalam Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI): “Murid-murid Memetik Gandum Pada Hari Sabat.” Kisah dalam Markus pasal 2 : 23 – 28 ini, dapat juga kita baca di Injil Matius pasal 12 : 1 – 8 dan Injil Lukas pasal 6 : 1 – 5. Sabat adalah hari yang sangat penting bagi orang Yahudi, yang dikhususkan untuk beribadah kepada Tuhan; sehingga dibuat berbagai aturan agar orang Yahudi mematuhinya, misalnya: tidak boleh bekerja pada hari Sabat (tidak boleh melakukan aktivitas apa pun); jarak tempuh dibatasi (kalau berjalan); berat beban barang yang diangkat juga dibatasi, dan lain sebagainya. Orang Yahudi memahami bahwa pada hari Sabat harus istirahat total dan berhenti bekerja. Bahkan seorang tabib pun tidak diperkenankan menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat.
Karena pemahaman sedemikian, sehingga orang-orang Farisi menegur Yesus, karena mereka melihat murid-muridNya memetik gandum pada hari Sabat. Dapat kita baca di ayat 23 – 24. Ayat 23 “Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum dan sementara berjalan murid-muridNya memetik bulir gandum.” Ayat 24 “Maka kata orang-orang Farisi kepadaNya: Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?”
Untuk menjawab teguran itu, Yesus mengutip kisah Daud yang mengambil roti sajian dan diberikan kepada orang-orang yang sedang kelaparan (dapat kita baca ayat 25 – 26). Hal itu dicatat di kitab 1 Samuel 21 : 1 – 6. Menurut Imamat 24 : 5 – 9, tidak boleh seorang pun, kecuali imam-imam yang boleh memakan roti sajian, yang setiap hari Sabat pagi biasanya diletakkan di hadapan Tuhan sebanyak duabelas roti. Ternyata kebutuhan Daud dan pasukannya atau pengikutnya jauh lebih didahulukan dari pada segala aturan dan ketentuan-ketentuan. Kalau Yesus mengatakan dalam perikop ini: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat,” itu artinya: kepentingan manusia jauh lebih utama dari pada hukum-hukum ritual keagamaan. Tidaklah salah melakukan tindakan kasih dan kebaikan kepada sesama manusia pada hari Sabat. Hal ini yang diabaikan dan dilupakan oleh orang-orang Farisi.  
Kalau pun pada hari Sabat disarankan agar umat tidak bekerja, sebenarnya hal itu juga untuk kepentingan manusia; ada hal baik atau manfaatnya untuk manusia; agar manusia jangan diperbudak oleh pekerjaannya. Dalam arti, tubuh juga membutuhkan istirahat, agar dapat bugar kembali untuk bekerja. Kalau tubuh tidak pernah istirahat, kalau manusia bekerja terus-menerus, maka tubuhnya akan jatuh sakit. Itu namanya, manusia diperbudak oleh pekerjaannya. Bukan berarti juga, kalau hari Sabat disarankan untuk istirahat, maka berhenti total dari segala aktivitasnya. Tidak demikian!
Tindakan kasih kepada sesama sangat diperkenankan pada hari Sabat. Agar lebih jelas dapat kita baca Injil Matius pasal 12 : 9 – 15.a, judul dalam Alkitab: “Yesus Menyembuhkan Orang Pada Hari Sabat” (nats ini terdapat juga di Markus 3 : 1 – 6 dan Lukas 6 : 6 – 11). Ada orang-orang yang bertanya kepada Tuhan Yesus di rumah ibadat pada hari Sabat, karena di situ ada orang yang mati sebelah tangannya. “Bolehkah menyembuhkan orang pada hari Sabat?” Maksud mereka ialah supaya dapat mempersalahkan Dia. Jawab Yesus kepada mereka: “Jika seorang dari antara kamu mempunyai seekor domba dan domba itu terjatuh ke dalam lobang pada hari Sabat, tidakkah ia akan menangkapnya dan mengeluarkannya? Bukankah manusia jauh lebih berharga dari pada domba? Karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat. 
Pada hari Sabat harus beribah kepada Tuhan sebagai bentuk kasih kita kepada Tuhan. Namun kita tidak hanya mengasihi Tuhan; kasih kepada Tuhan harus terwujud dengan tindakan kasih kepada sesama manusia. Kita dapat menunjukkan kasih kepada sesama manusia, walaupun itu pada hari Sabat. Semua hari adalah ciptaan Tuhan; semua hari pada dasarnya adalah baik dan kudus;  dan dapat kita pergunakan untuk memuliakan Tuhan melalui ibadah dan melakukan kebaikan bagi sesama manusia. Itulah Hukum Yang Terutama yang dicatat di Matius pasal 22 : 34 – 40, kasih kepada Tuhan dan kasih kepada sesama manusia. Amin.
Doa Penutup: Terima kasih Tuhan untuk FirmanMu yang telah menyapa kami pada pagi hari ini. Berkati dan sertai kami dalam melakukan kehendakMu di dalam kehidupan kami sehari-hari; karena kami sadar, kami tidak akan mungkin dapat melakukannya dengan mengandalkan diri kami sendiri. Bapa di dalam sorga, pada pagi hari ini, kami akan memulai aktivitas dan pekerjaan kami; kiranya Tuhan berkenan menyertai kami, agar kami dapat melakukannya dengan baik seturut dengan kehendakMu. Sertai kami dalam bekerja, beri kami kekuatan dan kesehatan, berkati apa yang kami kerjakan, agar hal itu menjadi saluran berkat Tuhan untuk memelihara hidup kami sehari-hari. Kiranya Tuhan senantiasa berkenan mencukupkan kebutuhan hidup kami sehari-hari. Dan bila kami merasakan berkat Tuhan, ajar kami untuk senantiasa mensyukurinya kepadaMu. Berkati keluarga dan saudara-saudara kami, di manapun mereka berada pada saat ini, agar kiranya Tuhan senantiasa menjaga dan memberkati mereka. Di atas segala permohonan kami, hapuskan dosa dan kesalahan yang kami perbuat, agar kami layak di hadapanMu. Dalam Yesus Kristus kami berdoa. Amin.  

Pustaka Digital