Renungan Harian HKBP | Selasa 08 April 2025
Doa Pembuka: Bapa dalam Kristus Yesus yang bertahta di dalam Kerajaan Surga, kami mengucap syukur untuk kasih setia dan penyertaanMu yang kami terima di hari yang baru yang masih Engkau berikan bagi kami. Kami hendak mendengarkan FirmanMu, kiranya Engkau memberikan damaiMu ke hati dan pikiran kami agar kami dapat menerima FirmanMu dan melakukannya di dalam kehidupan kami. Di Dalam nama Kristus Yesus kami sampaikan doa kami, Amin.
Yesaya 66:10
Bapak, ibu serta saudara/i yang terkasih di dalam Kristus Yesus Tuhan kita! Pernahkah bapak, ibu serta saudara/i mencintai sesuatu atau seseorang begitu teramat dalam sehingga saat itu hancur, hati kita pun turut hancur? Itulah yang dirasakan bangsa Israel terhadap Yerusalem. Kota yang mereka cintai, tempat mereka beribadah, rumah Tuhan sendiri telah hancur berkeping-keping. Yerusalem bukan hanya reruntuhan batu, tapi juga reruntuhan harapan. Dan bagi mereka yang mencintainya, luka itu nyata, dalam, dan lama. Nats bagi kita pada hari ini merupakan sebuah bagian yang berbicara kepada umat Israel pasca pembuangan, yaitu setelah mereka kembali dari pengasingan di Babel. Namun, walaupun secara fisik mereka telah kembali ke tanah asal mereka, secara sosial, politik, dan rohani mereka belum benar-benar pulih. Yerusalem (dan Bait Allah) masih dalam keadaan rusak atau belum seutuhnya dibangun kembali, dan umat mengalami kekecewaan, konflik internal, dan kehilangan harapan. Dalam konteks inilah, Yesaya menyampaikan janji pemulihan dan penghiburan dari Allah dan ayat 10 ini merupakan bagian dari nubuat penghiburan, yang menggambarkan Yerusalem sebagai seorang ibu yang menghibur anak-anaknya. Di masa lalu, umat pernah berdukacita karena kehancuran kota itu, tetapi kini mereka diajak untuk bersukacita, karena Yerusalem akan kembali menjadi tempat berkat dan penghiburan.
Bapak, ibu serta saudara/i yang terkasih di dalam Kristus Yesus Tuhan kita!
Secara teologis, Firman Tuhan bagi kita pada hari ini melambangkan karya Allah dalam memulihkan umat-Nya setelah masa penderitaan. Allah bukan hanya Hakim, tetapi juga Bapa yang penuh kasih, yang rindu memulihkan hubungan dengan umat-Nya. Sukacita yang dimaksud bukanlah hasil usaha manusia, melainkan respons terhadap karya anugerah Allah yang menyatakan diri-Nya setia terhadap perjanjian-Nya dan di dalam terang Perjanjian Baru, Yerusalem baru menunjuk pada gereja dan pemulihan akhir dalam Kristus. Kristus adalah pemenuhan janji pemulihan itu. Ia adalah Sumber sukacita sejati, yang melalui penderitaan-Nya, membawa penghiburan dan pengharapan kepada umat yang berdukacita. Kita diajak bersukacita karena karya salib telah membuka jalan bagi pemulihan relasi dengan Allah.
Bagi kita, para umat yang dikasihi oleh Tuhan, FirmanNya bagi kita pada hari ini mengajarkan kita setidaknya 3 hal, yakni:
Pertama, Tuhan peduli pada luka yang umatNya alami
Yesaya 66:10 menyapa mereka yang "pernah berdukacita karena Yerusalem." Ini menunjukkan bahwa Tuhan mengenali kedalaman luka kita, terutama terhadap hal-hal yang kudus dan berarti bagi hidup kita, mungkin saja keluarga, pelayanan, komunitas, bahkan pengalaman pahit dalam gereja. Tidak ada air mata yang diabaikan di hadapan-Nya.
Kedua, Sukacita Bukan Datang dari Situasi, Tapi dari Janji Pemulihan
Allah memerintahkan umat untuk bersukacita bahkan ketika Yerusalem belum sepenuhnya dipulihkan. Ini mencerminkan bahwa iman sejati bukan menunggu keadaan menjadi baik, tetapi mempercayai bahwa Tuhan sedang dan akan memulihkan. Kita para orang yang percaya kepadaNya diajak untuk hidup dalam pengharapan aktif, bukan pasif atau yang menanti perubahan.
Ketiga, atau yang terakhir, yaitu Pemulihan Allah Itu Kolektif
Kita Bersukacita Bersama, ayat ini menekankan kebersamaan, “bersukacitalah bersama-sama dan bergembiralah bersama-sama”. Pemulihan bukan sekadar momen pribadi, melainkan kemenangan yang kita rayakan sebagai satu tubuh. Gereja bukan hanya tempat kita dipulihkan, tapi juga tempat kita ikut memulihkan orang lain.
Bapak, ibu serta saudara/i yang terkasih di dalam Kristus Yesus!
Sekali lagi, bagi kita nats Firman Tuhan pada hari ini merupakan sebuah undangan bagi semua orang percaya: jangan menyerah dalam duka, karena Tuhan sedang dan akan bekerja. Kita semua yang disapa oleh Firman pada hari ini diajak untuk hidup dalam pengharapan, menjadi komunitas yang menguatkan, dan belajar bersukacita bahkan dalam proses yang belum selesai sebab Tuhan yang menjanjikan, setia menggenapi, Amin.
Doa Penutup: Kami mengucapkan syukur kepadaMu ya Tuhan Allah Bapa kami atas FirmanMu yang sudah kami dengarkan hari ini yang mengajarkan kami agar kami dapat menjadi umat yang bersukacita bukan karena hidup tanpa luka, tapi karena kami percaya pada Allah yang mengubah luka menjadi sumber penghiburan dan memampukan kami untuk menjadi alat pemulihanNya bagi sesama kami.Tolong kami agar kami dapat melakukannya di dalam kehidupan kami. Kami sampaikan doa kami, di dalam Kristus Yesus, Tuhan dan Penebus Kehidupan kami, Amin.
C.Pdt. Jeremy D. Sidauruk, S.Th