Renungan Harian HKBP | Rabu 9 April 2025
Syalom saudara-saudari yang terkasih. Rahmat Tuhan kiranya senantiasa menaungi kehidupan kita. Untuk mendengarkan Firman Tuhan, marilah kita berdoa!
Doa Pembuka: Ya Tuhan kami, kepadaMu sajalah kami ingin membaktikan hidup kami, karena hanya dengan jalan itu kami mengalami kebermaknaan hidup. Oleh karena itu, tuntunlah kami saat ini untuk merenungkan dan menghidupi FirmanMu agar kami semakin mampu membaktikan hidup kami kepadaMu. Amin
Roma 2: 4
“Apakah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya, kelapangan hatiNya? Tidak tahukah engkau bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?”
Pada hari ini kita akan merenungkan salah satu aspek penting dari sifat Allah yaitu kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya. Sekalipun Dia adalah Allah yang MahaKuasa yang dapat melakukan apa saja yang Ia mau, tapi oleh karena kemurahanNya yang begitu dalam, Ia memilih menahan diri menghadapi manusia yang berdosa. KesabaranNya yang begitu panjang membuatNya tidak terburu-buru mengacungkan tanganNya untuk menghukum kita yang berdosa. Dan kepalangan hatiNya yang begitu luas mendorongnya senantiasa memberi kesempatan bagi kita untuk sadar dan bertobat kepadaNya. Kita sungguh beruntung, karena kemurahan, kesabaran dan kelapangan hatiNya melimpah bagi kita. Dengan kata lain, kasihNya selalu surplus dan tidak pernah defisit bagi kita.
Namun, hendaknya kita jangan lengah, menganggap sepi atau menganggap remeh kesabaranNya. Meskipun kesabaranNya melimpah bagi kita, tetaplah kesabaran itu memiliki batas. Janganlah kiranya kesabaranNya membuat kita leluasa berbuat dosa. Benar, Dia adalah Allah yang melimpah dengan kasih, tapi Dia juga adalah Allah yang menegakkan keadilan. Galatia 6: 7 mengatakan “jangan sesat! Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituaiNya” Orang yang melewatkan Kairos atau kesempatan-kesempatan yang diberikan Allah pada akhirnya akan mendapat ganjarannya.
Kemurahan Allah yang begitu dalam, kesabarannya yang begitu panjang dan kelapangan hatiNya yang begitu luas harusnya mampu mengetuk dan menggetarkan hati kita pada rasa heran dan takjub serta keinginan yang sungguh untuk memujiNya, dan lebih lagi harusnya mampu menuntun hati kita kepada kesadaran dan pertobatan yang sungguh-sungguh.
Sepatutnyalah kita merenungkan: "Apakah saya telah menghargai kesabaran Tuhan dengan cara hidup yang sesuai dengan kehendakNya?" Tuhan menginginkan kita untuk merespon kemurahanNya dengan pertobatan. Marilah kita senantiasa menggunakan kesempatan yang masih diberikanNya dengan kesungguhan memperhatikan dan mengupayakan kesesuaian langkah kita pada kehendakNya. Amin
Doa Penutup: Kita berdoa! Terima kasih ya Tuhan atas kemurahan, kesabaran dan kelapangan hatiMu yang begitu melimpah bagi kami. Tolonglah kami agar tidak lengah melewatkannya begitu saja. Tuntunlah kami senantiasa pada pertobatan, agar kehendakMu sajalah yang kami lakukan dalam keseharian kami. Amin.
Pdt. Juliana Sinambela, S.Th- Staf di Kantor Ephorus HKBP