Renungan Harian HKBP | 17 April 2024

Syalom, selamat pagi, salam sukacita buat seluruh pendengar Renungan Aplikasi Marturia HKBP. Semoga kita semua dalam keadaan sehat. Kita akan disapa oleh Firman Tuhan yang melaluinya, kita akan semakin memahami kehendak Tuhan dalam kehidupan kita.

 

Doa Pembuka: Mari kita awali di dalam doa. Tak berkesudahan ya Allah, kasih setiaMu yang Engkau anugerahkan dalam kehidupan kami hingga pada saat ini. Kami naikkan puji syukur kepadaMu oleh semua itu. Saat ini kami hendak mendengarkan firmanMu. RohMu kiranya menuntun, membimbing kami untuk memahami dan melakukan kehendakMu. Di dalam Kristus Yesus, kami berdoa dan mengucap Syukur. Amin.

Firman Tuhan terambil dari kitab Yeremia 51:50, demikian dikatakan: “Kamu, orang-orang yang terluput dari pedang, pergilah, jangan berhenti! Ingatlah dari jauh kepada Tuhan dan biarlah Yerusalem timbul lagi dalam hatimu”.

Ibu, Bapak, dan saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan Yesus, kehidupan di pembuangan tidaklah menyenangkan. Itulah yang dirasakan oleh umat Tuhan, umat Israel. Mereka diajak untuk kembali mengingat bahwa mereka tidak sekedar dibuang ke Babel. Itu semua karena dosa dan pemberontakan mereka kepada Tuhan. Karena itu ketika Babel akan mengalami penderitaan, mereka diingatkan: Yeremia 51:50 “Kamu, orang-orang yang terluput dari pedang, pergilah, jangan berhenti! Ingatlah dari jauh kepada Tuhan dan biarlah Yerusalem timbul lagi dalam hatimu”. Ingatlah Kembali kepada Tuhan. Bukan kepada apa yang mereka alami. Bukan kepada penderitaan yang mereka alami selama dalam perbudakan Babel. Mereka diajak untuk mengingat bahwa semuanya itu dipakai Tuhan untuk menyelamatkan mereka, dan kembali ke tanah perjanjian. Mengingat kembali kepada Tuhan adalah proses berbalik dari orang yang memberontak kepada Tuhan, menjadi orang yang mau taat dan setia kepada Tuhan. Dan itu adalah bentuk ucapan syukur kepada Tuhan.

Saudara-sadaraku, bagaimanakah hidup kita sebagai orang beriman? Ada banyak peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita baik secara individu maupun kelompok, yang dijinkan Tuhan untuk kita hadapi. Sama halnya dengan umat Israel, akibat dosa dan pemberontakan mereka kepada Allah, mereka mengalami penderitaan, kesakitan, tangisan. Kita juga bisa jatuh pada ketidaktaatan, ketidaksetiaan kita kepada Allah. Sehingga ada banyak cara yang dipakai, yang dijinkan Tuhan untuk menyelamatkan kita. Dalam semua itu, kita juga diajak untuk mengingat kembali kepada Tuhan, kembali ke jalan yang Ia kehendaki, agar kita selamat dan bersukacita.

Karya terbesar yang telah dilakukan Allah bagi kita adalah menganugerahkan PuteraNya yang Tunggal untuk menebus dosa-dosa kita dan memberi kita keselamatan serta kehidupan. Karena Allah kita yang mahakasih dan mahakuasa, kita bisa bersukacita dan berpengharapan di dalam Tuhan.  

Dengan apa kita memuji dan mengucap syukur atas segala karya Tuhan dalam hidup kita? Tentu yang Allah inginkan dari kita semua adalah hidup berkenan di hadapanNya. Sebagaimana Rasul Paulus katakan di dalam 2 Korintus 5:17, bahwa siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru. Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Jikalau Allah telah memberikan kepada kita kehidupan dan keselamatan itu, hendaklah seluruh kehidupan kita, hati dan pikiran kita terarah kepadaNya, selalu setia mengingatNya. Ajakan mengingat Tuhan, itu berarti mengingat segala kebaikanNya, kasihNya kepada kita manusia berdosa. Mengingat Tuhan, berarti hidup yang selalu mau berjalan di jalan Tuhan. Tidak akan pernah lagi mau berkompromi dengan keinginan-keinginan duniawi yang melawan kehendak Allah. Itulah sesungguhnya pujian dan rasa syukur kita kepada Allah.

Firman Tuhan yang telah menyapa kita pagi ini kiranya menguatkan kita, memberi kita semangat dan harapan yang baru untuk meneruskan peziarahan hidup kita di tengah dunia ini. Mengisi hari demi hari kehidupan yang dianugerahkan Allah kepada kita dengan penuh ketaatan kepada Allah yang kita sembah itu, dan mengasihi sesama kita. Hendaknya setiap hari yang kita hidupi bermakna. Sebagaimana dikatakan Marthin Luther, reformator gereja: “Sekalipun Tuhan memanggilku esok hari, tetapi hari ini saya akan tetap menanam pohon apel”. Itulah kehidupan anak-anak Tuhan, beriman yang aktif setiap waktu, sebagai buah dari ungkapan syukur dan pujian bagi Allah. Amin.

Doa Penutup: Kita berdoa! Terima kasih untuk anugerah keselamatan dan kehidupan yang baru bagi kami, Tuhan. Mampukan kami untuk selalu taat dan setia kepadaMu. Kuatkan kami melalui tuntunan RohMu melawan kekuatan roh jahat, sehingga kami tidak lagi berulang-ulang jatuh dalam kesalahan, dalam dosa yang akan mendukakan hati Tuhan. Hanya dengan ketaatan, kesetiaan, hidup yang bermakna setiap waktu, menjadi pujian dan ungkapan syukur kami kepada Tuhan. Dalam Yesus Kristus, kami panjatkan doa dan syukur kami kepadaMu. Amin.

Anugerah Tuhan kita Yesus Kristus, pengasihan Allah Bapa, dan Persekutuan dengan Roh Kudus menyertai kita sekalian. Amin.           


Bvr. Risma Sinaga, S.Th., M.Hum- Kepala Biro Kategorial Perempuan HKBP

Pustaka Digital