Renungan Harian HKBP | 18 Agustus 2024

"Membuang Kebodohan dan Mengikuti Jalan Pengertian"

Doa Pembuka: Kita berdoa! Bapa kami yang di sorga, kami bersyukur karena kami boleh masuk dalam hari yang baru di hari Minggu tanggal 18 Agustus 2024 ini. Sebentar lagi kami akan mendengarkan firmanMu. Berkatilah hati dan pikiran kami, agar kami siap menerima firmanMu. Dalam nama Kristus Yesus kami berdoa. Amin.

Epistel 

Bapak, Ibu, serta Saudara/i yang terkasih, selamat hari minggu! Semoga kita semua dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Firman Tuhan yang menyapa kita pada hari ini didasarkan pada

Yohanes 6:51-58

(51) Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."

(52) Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan."

(53) Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.

(54) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.

(55) Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.

(56) Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.

(57) Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.

(58) Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."

Demikianlah firman Tuhan. Bapak, ibu, serta saudara/i terkasih. Tentu kita dapat sepakat bahwa di samping rumah/tempat tinggal, makanan juga adalah salah satu hal yang sangat dibutuhkan dalam kebutuhan manusia. Tanpa makanan maka manusia akan sangat sulit apalagi mampu menjalani pekerjaan sehari-hari. Demikian juga bila tidak ada makanan yang sehat maka manusia bukan hanya sulit untuk menjalani kehidupannya sehari-hari tetapi juga akan sulit bertumbuh dan berkembang dengan baik.

Bapak, ibu, serta saudara/i yang dikasihi Tuhan. Firman Tuhan bagi kita hari pun juga menyatakan bahwa makanan adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan. Namun alih-alih makanan hanya sebatas fisik, tetapi makanan yang satu ini lebih dan melampaui urusan 'fisik' yaitu urusan partondion. Yesus dalam firman ini adalah roti. Yesus berkata bahwa barangsiapa memakan 'dagingNya' dan meminum 'darahNya' maka 'akan hidup'. Tentu dalam hal ini Yesus tidak sedang hendak mengajarkan kita agar menjadi seorang

kanibal, tetapi melalui firman ini hendak disampaikan bahwa Yesus itulah sumber kehidupan. Kita tentu mengingat setiap kita mengikuti Perjamuan Kudus kita memakan 'dagingNya' dan meminum 'darahNya', dan ini kita lakukan agar kita memperoleh kehidupan setelah dihapuskan dosa-dosa kita. Oleh karena itu marilah kita mengingat dan menerima Yesus karena Dialah sumber kehidupan kita. Amin. 



Evangelium 

Bapak, Ibu, dan saudara/i terkasih, selamat hari minggu bagi kita semua! Semoga kita semua dalam keadaan baik dan sehat. Firman Tuhan yang menyapa kita pada hari Minggu tanggal 18 Agustus 2024 di Minggu ke-12 setelah Trinitatis didasarkan pada

Amsal 9:1-6

1) Hikmat telah mendirikan rumahnya, menegakkan ketujuh tiangnya,

2) memotong ternak sembelihannya, mencampur anggurnya, dan menyediakan hidangannya.

3) Pelayan-pelayan perempuan telah disuruhnya berseru-seru di tempat-tempat tinggi di kota:

4) "Siapa yang tak berpengalaman, singgahlah kemari"; kepada yang tidak berakal budi, katanya:

5) "Marilah, makanlah rotiku, dan minumlah anggur yang telah kucampur;

6) buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup, dan ikutilah jalan pengertian."

Saudara/i yang terkasih, salah satu hal yang membuat saya bangga sebagai orang Batak ialah bagaimanapun situasinya, seorang orangtua Batak akan berusaha menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya. Apakah orangtua itu kaya ataukah miskin, mereka akan berusaha membuat anaknya pintar dengan menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya. Kebiasaan itu jugalah saudara/i-ku yang kemudian dituangkan dan yang kita sering dengar dalam salah satu penggalan lirik atas lagu yang berjudul "Anakhonhi do Hamoraon di au", "hu gogo pe mansari arian nang bodari lao parsikolahon gelengki". Orang-orang tua Batak akan berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya agar anaknya-anaknya menjadi pintar melalui pendidikan yang tinggi dan tidak menjadi bodoh.

Saudara/i yang terkasih Firman Tuhan bagi kita di hari ini pun mengajak kita agar kita membuang kebodohan dan mengikuti jalan pengertian. Amsal 9:1-6 mengingatkan kita alih-alih mencari dan mendapatkan kebodohan, kita seharusnya mencari dan mendapatkan hikmat. Bukan hanya para orangtua Batak saja yang tidak suka pada kebodohan, tetapi Amsal 9:1-6 juga pun tidak suka terhadap kebodohan.

 Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus, pada ayat 1 diperlihatkan kepada kita bahwa hikmat mendirikan rumahnya dengan ketujuh tiangnya, sebuah bangunan yang benar-benar sangat mampu menampung banyak orang untuk masuk ke dalamnya. Demikian juga pada ayat 2 diperlihatkan pada kita bahwa hikmat telah memotong ternak sembelihan, mencampur anggur, dan menyediakan hidangan lainnya. Tentu ini adalah sebuah perjamuan besar dalam ruangan yang besar pula. Demikian juga pada ayat 3 hingga ayat 5 memperlihatkan kita bahwa pelayan perjamuan yang besar itu dalam ruangan yang besar itu juga mengundang kita agar kita masuk dan ikut bersama-sama dalam undangan perjamuan hikmat tersebut. Dan pada ayat 6 atau yang terakhir, saat kita masuk dalam perjamuan hikmat, maka kita tidak lagi di berada dalam kebodohan.

 Saudara/i yang terkasih, Firman Tuhan kali ini adalah sebuah perumpamaan yang mengajak kita agar kita memilih hikmat. Mengapa? karena dengan hikmat maka kita akan menjadi hidup. Hikmat membawa kita pada kehidupan, tetapi kebodohan akan membawa kita pada sebaliknya. Hikmat ini juga dapat kita temukan dalam relasi kita dengan Tuhan. Inilah yang kita dapat temukan pada ayat 10 di pasal ini yang menyatakan bahwa "Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan/hikmat", sehingga tanpa Tuhan maka tidak akan ada hikmat, tetapi dengan Tuhan maka akan ada hikmat.

Amin. Kita berdoa.

Doa Penutup: Bapa kami yang ada di sorga, kami bersyukur karena kami telah mendengarkan FirmanMu di hari ini yang menyapa kami agar kami menjadi pribadi yang mencintai hikmat dan sekaligus berhikmat di tengah-tengah kehidupan kami. Tolonglah kami ya Tuhan agar kami semakin berhikmat dengan mengandalkan Engkau di setiap hari kami. Kami tidak mampu Tuhan jika kami mengandalkan diri kami sendiri, tetapi biarlah Engkau ya Tuhan yang selalu menolong kami agar kami dapat hidup di dalam hikmatMu. Di dalam Kristus Yesus kami berdoa. Amin.

Pdt. Daniel Lumban Gaol, S.Th

Pustaka Digital