Renungan Harian HKBP | 22 November 2024

Doa Pembuka: Bapa di Sorga, terima kasih untuk berkat dan penyertaan-Mu dalam kehidupan kami. Kami akan mendengarkan firman-Mu, berilah kami hikmat untuk memahami firman-Mu. Biarlah firman-Mu mengisi hati dan pikiran kami. Dalam nama Yesus Kristus kami berdoa. Amin.

 

Firman Tuhan yang menjadi nats renungan bagi kita pada saat ini adalah nas yang tertulis dalam kitab 1 Samuel 7: 12.

“Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa dan Yesana; ia menamainya Eben-Haezer, katanya: "Sampai di sini TUHAN menolong kita."

 

Saudara-saudara yang terkasih. Barangkali kita pernah mendengar istilah milestone, yaitu istilah yang digunakan untuk menyebut suatu tonggak pencapaian. Istilah milestone berasal dari bahasa Latin, millia passumyang berarti seribu langkah. Pada zaman Romawi, milestone digunakan untuk menandai jalan untuk menginformasikan jarak yang sudah ditempuh dan jarak yang masih harus ditempuh dalam suatu perjalanan. Mungkin ini sama dengan tonggak beton yang sering kita lihat di pinggir jalan yang bertuliskan jarak kota terdekat. Dengan melihat milestone, kita akan tahu seberapa jauh kita sudah berjalan.

Dalam perjalanan sejarah umat Tuhan dahulu, Samuel pernah membuat suatu batu pertanda yang disebut Eben-Haezer. Batu pertanda itu dibangun untuk mengingatkan umat Tuhan, bahwa Tuhan telah menuntun umatnya sedemikian jauh. Pada waktu itu, umat Tuhan harus berhadapan dengan bangsa Filistin yang begitu kuat. Mereka begitu menderita karena serangan yang dilakukan bangsa itu. Mereka mengeluh kepada Tuhan. Di saat seperti itulah Samuel meminta bangsa itu untuk beribadah hanya kepada Tuhan, dan allah asing harus dijauhkan. Ketika saatnya umat itu harus berhadapan dengan bangsa Filistin di medan perang, Samuel meyakinkan umat itu bahwa Tuhan akan menolong mereka. Ketika mereka berhasil memukul mundur orang Filistin, maka Samuel mendirikan batu untuk menjadi peringatan bahwa Tuhan telah menolong umat itu, sampai sedemikian jauh. 

Saudara-saudara yang terkasih, kita tahu bahwa Tuhan senantiasa menyertai kehidupan orang percaya, dalam pasang surutnya. Sekalipun kehidupan kita tidak selalu berjalan mulus, tetapi kita tahu bahwa Tuhan menyertai kita. Namun, apakah kita pernah benar-benar melihat, bahwa sepanjang hidup kita sampai saat ini, sejauh itulah juga Tuhan telah menolong kita. Kita mungkin sudah melalui proses sulit dalam masalah keluarga. Mungkin juga kita sudah melalui tantangan dalam pekerjaan atau usaha kita. Mungkin juga kita sudah melalui tantangan dalam masalah kesehatan, dan banyak lagi. Barangkali saat ini kita tengah berada dalam tantangan itu. Jangan takut, karena Tuhan tetap menyertai dan memberi kita kekuatan.

Kita telah melewati banyak milestone, karena itu sepatutnya kita juga bersyukur kepada Tuhan dengan mengatakan perkataan yang sama seperti yang dikatakan oleh Samuel: “Eben-Haezer, sampai di sini/ sejauh ini Tuhan menolong kita. Bila kita benar-benar bersyukur atas penyertaan Tuhan, tentulah kita akan senantiasa terdorong untuk mengatakan perkataan syukur sepert itu. Kita telah melihat sendiri bahwa Tuhan senantiasa menyertai  kita sampai sejauh ini. Dan, bila Tuhan telah menolong kita sampai sejauh, kita dapat menaruh harapan, bahwa Tuhan juga yang akan menolong kita di hari-hari yang akan datang. Percayalah kepada Tuhan. Amin.

 

Doa Penutup: Bapa yang bertahta di sorga. Kami mengucap syukur dan terima kasih untuk berkat dan penyertaan-Mu bagi kami. Engkau senantiasa menolong dan menguatkan kami umat-Mu, manakala kami harus menghadapi berbagai kesulitan bahkan penderitaan dalam hidup kami. Terima kasih untuk kasih setia Tuhan. Ajarlah kami untuk melihat perjalanan hidup kami masing-masing dan betapa luar biasa Tuhan menyertai kami sampai saat ini. Terpujilah namamu sekarang sampai selama-lamanya. Amin.

 


Pdt. Samuel D. Sigalingging – Kabag Administrasi di Kantor Departemen Koinonia HKBP

Pustaka Digital