Renungan Harian HKBP | 22 Oktober 2024

Doa Pembuka: Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal dan pikiran manusia, itulah kiranya memberkati hati dan pikiranmu, dalam Kristus Yesus, Tuhan dan Juruselamat kita yang hidup. Amin.   

“MENJALIN HUBUNGAN YANG BAIK DENGAN TUHAN”

(KELUARAN 33 : 11)

“Dan Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda,

tidaklah meninggalkan kemah itu.”

Saudara-saudara yang terkasih dalam nama Yesus Kristus,...!

Dalam nas renungan ini dengan jelas dikatakan: “Tuhan berbicara dengan Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya.” Biasanya, orang yang berteman atau bersahabat, terjalin hubungan yang akrab, menjadi teman “curhat” (mencurahkan isi hati), bahkan menjadi teman untuk memberitahukan rahasia pribadi. Ada ungkapan dalam bahasa Batak Toba yang mengatakan: “Manuk ni Pealangge hotekhotek lao marpira, sirang na maraleale lobian sian na matean ina.” Kalau orang yang berteman atau bersahabat akrab berpisah, dipisahkan oleh jarak yang jauh, pasti akan menimbulkan kesedihan yang mendalam (mungkin karena pindah tempat tinggal, karena kuliah di kota yang berbeda, atau karena bekerja di kota yang berbeda, dan lain-lain). Hal itu menunjukkan betapa dekatnya orang yang berteman atau bersahabat.

Gambaran itulah yang tercermin dari nas renungan kita hari ini; di mana Tuhan memandang Musa sebagai seorang sahabat karib-Nya yang dengannya Ia dapat berbicara dengan berhadapan muka. Tentu ada hal yang melatarbelakangi mengapa Tuhan memandang Musa sebagai sahabat karib-Nya. Hal itu disebabkan oleh kenyataan bahwa Musa adalah orang yang taat, patuh dan setia kepada Tuhan; Musa juga sungguh-sungguh berserah kepada keinginan dan maksud Tuhan. Musa juga turut merasakan apa yang dirasakan oleh Tuhan. Ketika bangsa Israel menyembah lembu emas dan hal itu mendukakan atau mengecewakan hati Tuhan; Musa juga turut merasa kecewa. Hal ini dapat kita baca di Keluaran 32:19 “Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannya kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu.”

Demikian juga dengan Yosua. Kalau dalam nas ini dikatakan: “Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu.” Itu artinya, Yosua tidak hanya melayani Musa dengan setia, tetapi ia juga rajin membina persekutuan yang baik dengan Tuhan. Hal itu dilakukannya sejak ia masih sangat muda. Hal itu sekaligus sebagai persiapan di kemudian hari untuk memimpin bangsa Israel, menggantikan Musa.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, apa hal yang dapat kita petik dari renungan kita hari ini? Yang dapat kita petik dan renungkan dari nas hari ini, kita sebagai orang beriman, sebagai orang yang percaya kepada Tuhan, sebagai orang Kristen, harus membina hubungan yang baik dan akrab dengan Tuhan, yaitu: melalui persekutuan ibadah, persekutuan doa, persekutuan yang akrab dengan firman Tuhan, berusaha hidup seturut dengan kehendak Tuhan. Hal itu sebagai tanggapan/respon kita atas kasih karunia Tuhan dalam hidup kita.

Itu berarti, kita harus menjadi orang beriman yang rajin beribadah dan rajin berdoa kepada Tuhan. Orang Kristen tidak boleh malas berdoa dan beribadah. Kita juga harus rajin bersekutu dengan firman Tuhan. Dalam hal ini, rajin mendengar dan membaca firman Tuhan, supaya dengan demikian kita dapat mengetahui dan memahami, apa kehendak Tuhan yang harus kita lakukan; dan apa yang tidak dikehendaki Tuhan yang harus kita hindari dan jauhi. Sebagaimana Musa, kita juga harus menjadi orang yang patuh dan setia kepada Tuhan. Pertanyaannya, Sudahkah kita membina hubungan yang baik dan akrab dengan Tuhan? Marilah kita menjawabnya di dalam hati kita masing-masing. Amin.

Doa Penutup: Terima kasih Tuhan untuk berkat kesehatan yang Tuhan anugerahkan dalam hidup kami. Terimakasih Tuhan untuk FirmanMu yang telah menyapa kami pada pagi hari ini. FirmanMu itu adalah pelita bagi kaki kami dan terang bagi jalan kami. Mampukan kami dalam melakukan firmanMu di dalam kehidupan kami sehari-hari. Ajar kami untuk senantiasa hidup dalam kasih di tengah-tengah persekutuan kami. Pakai kami menjadi alat di tanganMu untuk membawa kelepasan, kesembuhan dan pemulihan di tengah-tengah masyarakat. Pagi hari ini, kami akan kembali memulai kegiatan, aktivitas dan pekerjaan kami; kiranya Tuhan berkenan menyertai dan menolong kami, agar kami dapat melakukannya dengan baik seturut dengan kehendakMu. Kiranya Tuhan senantiasa berkenan mencukupkan kebutuhan hidup kami sehari-hari. Berkati, sertai dan jaga anak-anak kami; yang sedang berada di sekolah mengikuti proses belajar, agar kiranya Tuhan memberi semangat dan kesungguhan dalam belajar, memberi kepintaran, agar menjadi bekal di dalam kehidupannya di masa yang akan datang. Yang masih kecil, kiranya Tuhan memberi kesehatan dan pertumbuhan yang baik; yang sedang mencari pekerjaan, kiranya Tuhan berkenan memberikannya. Jaga dan berkati keluarga dan saudara-saudara kami, di manapun mereka berada. Ajar dan ingatkan kami untuk senantiasa bersyukur atas berkat-berkat yang sudah kami terima dari Tuhan. Beri kami hikmat dan pengertian, agar kami dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat. Dalam Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.


Pdt. Manaris Rikson Edianto Simatupang MTh – Bendahara Umum

Pustaka Digital