Renungan Harian HKBP | 23 Juli 2024
Doa Pembuka: Segala puji dan syukur kepadamu ya Tuhan pemelihara kehidupan kami. Hari ini Tuhan masih memberikan kesempatan bagi kami untuk merasakan penyertaanmu melalui nafas kehidupan yang Engkau karuniakan di hari yang baru ini. kami mau mendengarkan firman-Mu, tuntun dan ajarlah kami untuk menerima dan melakukan firman-Mu di dalam hidup kami sehari-hari. Amin.
Firman Tuhan untuk kita pada hari ini, Selasa, 23 Juli 2024 tertulis di Matius 18:20.
Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.
Masih ingatkan saudara-saudari tentang kisah dimana Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira yang sedang mengalami sakit keras. Ketika Yesus memasuki Kapernaum, ada seorang Perwira yang mendatangi Yesus dan memohon kepadanya untuk menyembuhkan hambanya yang sakit lumpuh dan sangat menderita. Ketika Yesus menawarkan untuk pergi dan menyembuhkan hamba tersebut, Perwira itu sendiri merasa bahwa rumahnya pun tak layak untuk dikunjungi oleh Yesus. Ia meminta Yesus untuk mengucapkan sepatah kata, maka hamba Perwira tersebut akan lekas sembuh. Yesus mengatakan sendiri bahwa ia belum pernah menjumpai iman sebesar itu dari seluruh orang Israel, sehingga kemudian Yesus berkata Pulanglah, jadilah kepadamu seperti yang engkau katakan, maka hambanya pun sembuh.
Saudara-saudari terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Seorang Hamba tersebut sembuh, bukan karena iman yang Ia miliki, tetapi karena Iman seorang Perwira yang mengasihi Dia dan keyakinannya bahwa Yesus mampu menyembuhkan sakit dari hambanya. Cerita ini sungguh menggambarkan bagaimana pentingnya untuk hidup dikelilingi orang yang beriman dan percaya kepada Tuhan. Kehidupan kita juga ternyata bukan hanya dipengaruhi oleh iman kita sebagai orang yang percaya, tetapi juga orang-orang terdekat yang ada di sekitar kita. Sebagai mahluk sosial, kita sangat mudah untuk dipengaruhi oleh lingkungan, dari tutur kata hingga perbuatan kita akan banyak dipengaruhi oleh tempat dimana kita hidup. Ketika kita hidup bersama dengan orang-orang yang saleh, teratur dan hidup dalam kebaikan tentu kecil kemungkinan kita kan tumbuh menjadi orang yang jahat dan bebal, begitu pula sebaliknya ketika kita hidup bersama dengan orang-orang yang jahat dan bebal, maka besar kemungkinan kita akan tumbuh menjadi pribadi yang bebal dan jahat. Itulah pentingnya hidup di dalam komunitas yang baik dan benar.
Perikop dari firman yang kita baca ini berbicara tentang bagaimana sikap sesama orang-orang yang percaya kepada Tuhan untuk saling menasihati, menopang dan mendoakan serta untuk sepakat meminta sesuatu kepada Bapa yang di Sorga. Ayat yang terakhir dari perikop yang sekaligus menjadi renungan kita hari ini mengatakan bahwa ketika dua atau tiga orang berkumpul di dalam nama-Ku, disitu Aku ada di tengah-tengah mereka.
Apakah artinya berdoa sendirian tidak lebih baik daripada bersama dengan orang lain? Atau doa bersama lebih di dengar oleh Tuhan? Tentu tidak. Konteks dari nats ini bukan sedang membicarakan kehadiran Tuhan di dalam Doa secara khusus, melainkan tentang kehadiran Tuhan di dalam persekutuan orang-orang yang percaya. Dimana orang yang percaya harus saling mendoakan dan mendukung dan secara spesifik melakukan peneguran di kala saudara seiman-nya jatuh ke dalam dosa. Persekutuan orang percaya, bukanlah persekutuan orang yang sempurna dan tidak bercela, melainkan persekutuan orang-orang yang berdosa, namun sudah mengakui dosa-nya, berbalik dari yang jahat dan menjadi percaya kepada Tuhan.
Keberadaan saudara-saudari yang seiman harus saling menguatkan dalam kelemahan dan keberdosaannya dalam dunia ini. Sesama orang yang percaya, tidak diperbolehkan melakukan penghakiman. Justru dalam kerendahan hati dan kasih, sesama orang yang percaya harus menolong saudaranya yang sedang dalam kemelut dosa agar dia kembali ke jalan yang benar dan bersatu di dalam persekutuan Gereja yang murni dan kudus.
Bagaimana mungkin kita mampu saling mengingatkan dan menolong apalagi mendoakan ketika kita tidak memiliki relasi dan kehidupan persekutuan yang baik dimana kita berada saat ini. Sesama orang yang percaya kita perlu untuk menemukan orang-orang yang percaya dan mau bersama-sama bertumbuh di dalam iman dan kepercayaan kepada Tuhan.
Kita harus bersedia untuk menegur dan mengingatkan juga mendoakan saudara kita yang sedang dalam kesusahan, penderitaan bahkan dalam keberdosaannya. Begitupun di sisi yang lain, kita harus mau terbuka untuk menerima teguran ketika kita sudah semakin jauh dari Tuhan dan hidup di dalam keberdosaan. Sebagai individu dan komunitas yang mau bertumbuh, kita juga perlu membangun lingkungan yang penuh kasih agar kita semakin terbuka untuk mengutarakan pergumulan-pergumulan kita, dan juga ikatan-ikatan dosa yang masih sering melingkupi hidup kita, karena di titik inilah persekutuan dari bahkan hanya dua orang yang bersama bersekutu Tuhan ada di tengah-tengahnya untuk mendengar dan mengabulkan permintaan orang-orang percaya yang bersekutu.
Sama seperti hamba yang disembuhkan oleh Yesus karena iman perwiranya, demikian pentingnya kita menempatkan hidup kita diantara orang-orang yang beriman dan yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan. Kita harus menjauhi pergaulan yang buruk dan memilih untuk bergaul dengan orang-orang yang suci dan hidup benar.
Menemukan komunitas yang demikian tentu bukan perihal yang mudah. Seringkali komunitas dimana kita berjemaat dan bersekutu justru dipenuhi hal-hal yang jauh dari yang kita harapkan, namun penggambaran Yesus di dalam teks ini bahwa kehadiran dan keterlibatannya akan hadir di dalam persekutuan bahkan dua orang yang berkumpul dalam nama-Nya. Kita tidak boleh merasa putus asa ketika keadaan yang begitu sulit untuk membangun persekutuan yang baik di mana kita berada. Jadilah salah satu dari orang yang mau bersama bersekutu, menopang dan mendoakan maka akan ada yang kedua, dan yang kemudian mau tergabung di dalam komunitas dan persekutuan orang-orang penuh kasih dan kemurnian karena Tuhan selalu hadir bagi semua orang yang baru berkumpul bersama dan sepakat mendoakan apa yang baik oleh Bapa yang ada di surga.
Doa Penutup: Terima kasih Tuhan untuk Kasih-Mu yang tiada berkesudahan di dalam kehidupan kami. dalam kelemahan dan kerapuhan kami, jauh lebih besar kasih yang kau sediakan bagi kami anak-anakMu. tolonglah kami ya Tuhan untuk tetap setia kepada kebenaranmu, dan tidak meninggalkan Engkau entah apapun yang Tuhan izinkan terjadi di dalam hidup kami. Melalui firmanmu hari ini, ajarlah kami ya Tuhan untuk bertumbuh di dalam komunitas dan Gereja kami yang penuh kasih. Agar keberadaan kami di dalam Gereja dan persekutuan kami, kami mampu untuk saling mengasihi, mengampuni, menopang, bahkan menegur dan terus saling mendoakan satu dengan yang lain. Terima kasih ya Tuhan. Amin.
C.Pdt. Tommy Eko Alexander Tamba, S.Th – Biro TIK HKBP