Renungan Harian HKBP | 23 November 2023
Doa Pembuka: Terima kasih Tuhan untuk hari baru yang telah Engkau sediakan bagi kami, Engkau masih memberi kami kesempatan untuk melanjutkan hidup kami di hari yang baru ini dan kami senantiasa merasakan berkat dan penyertaanMu dalam hidup kami. Tuhan, kami akan mendengarkan FirmanMu, kiranya berilah kami kebijaksanaan untuk dapat mengerti FirmanMu, dan dapat melakukannya dalam hidup kami sehari-hari. Dalam Kristus Yesus, kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.
Renungan : Amsal 10 : 1
‘’ Amsal-amsal Salomo. Anak yang bijak mendatangkan sukacita bagi ayahnya, tetapi anak yang bebal kedukaan bagi ibunya.’’
Bapak, Ibu, dan Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus Yesus, tidak ada satupun orang tua yang mendambakan anaknya bebal. Semua pasti mengharapkan anaknya menjadi anak yang bijaksana, yang baik, dan yang saleh. Oleh karena itu, orang tua tidak henti-hentinya mengajari hal-hal baik kepada anak-anaknya. Jika kita membaca Amsal 10:1 ini sudah dengan jelas menyiratkan pengaruh perilaku seorang anak terhadap orang tua. Kitab Amsal merupakan kitab yang berisikan nasehat bijak, perumpamaan, dan pengajaran moral yang dituliskan oleh Raja Salomo. Amsal memiliki bagian-bagian yang berbeda, dan salah satunya adalah Amsal Salomo yang terdiri dari koleksi aforisme dan nasihat yang mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti kebijaksanaan, moralitas, hubungan sosial, pekerjaan, dan lain-lain.
Amsal 10:1 ini termasuk dalam bagian yang membahas moralitas seorang anak terhadap orang tuanya dengan memberi perbandingan antara anak yang bijaksana dan anak yang bebal. Bagaimana dampak dari perilaku mereka terhadap diri mereka sendiri dan orang-orang disekitar mereka. Manusia yang sedari awal diciptakan dengan akal budi diharapkan mampu untuk hidup dengan bijaksana. Bijak yang dimaksud adalah menggunakan akal budinya mencerna dan memikirkan apa saja yang baik dan bermanfaat untuk dilakukan. Orang yang bijak akan mengoptimalkan akal budinya dalam menghadapi realitas kehidupan. Sedari kanak-kanak, kita telah diberi nasehat dan pengajaran. Anak yang bijak akan menghidupi nasehat itu, tetapi sebaliknya anak yang bebal akan menyimpang dari nasehat yang telah dia terima. Pernahkah kita bertemu dengan seseorang yang jika dia berbicara, orang-orang yang mendengarnya merasa damai, tertarik untuk ingin mendengar lagi apa saja yang keluar dari mulut seseorang itu? Orang yang bijak, mampu mengeluarkan kata-kata yang mendamaikan, bukan yang menyesatkan. Orang yang bijaksana sudah pasti orang yang pintar, bijak adalah paham mana yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Hidup dalam kehati-hatian dengan harapan mencapai tujuan yang baik dan benar kedepannya dengan didasari tanggung jawab yang penuh.
Tentu, orang yang bijak akan mendatangkan kebahagiaan untuk orang disekitarnya, terutama kepada orang tuanya. Itulah yang mendorong orangtua tidak lelah mengajari anaknya agar menjadi bijak. Karena hampir seluruhnya manusia yang hidup di dunia ini mengharapkan hidup yang berbahagia.
Namun, harapan orang tua yang ingin anaknya bijak akan menjadi sia-sia apabila tangung jawab mengayomi dan mendidik anaknya tidak dilakukan dengan baik. Kita tahu bahwa sikap dan perilaku seorang anak dipengaruhi dari ajaran dan didikan yang diterimanya sejak kecil. Anak yang bebal Sebagian besar dipengaruhi oleh cara didikan yang diberikan oleh orang tuanya. Sebagai keluarga Kristen, kehidupan orang tua dan anak haruslah menjadi hidup yang didasari kasih dan hikmat yang daripada Tuhan. Hikmat dan pengetahuan itu dilandaskan dengan takut akan Tuhan seperti tertulis dalam Amsal 1:7 ‘’takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan’’. Orang bebal atau keras kepala tidak percaya akan didikan dan hal itu akan mendatangkan kedukaan bagi orang disekitarnya.
Bapak, ibu dan saudara yang terkasih dalam Kristus Yesus, sebagai orang Kristen kita mengharapkan diri kita dapat menjadi berkat bagi dunia. Membawa damai dan kesukaan bagi orang disekitar kita. Menunjukkan teladan Yesus dalam setiap langkah kita. Meskipun kita tahu, tidak semua orang disekitar kita akan menyukai itu, tetapi dengan hikmat dan kebijaksanaan yang kita peroleh dari Kristus, marilah tetap berpegang teguh pada ajaran dan didikan yang benar.
Salomo yang dengan kontras menyandingkan bagaimana anak yang bijak akan membahagiakan orangtuanya, dengan anak yang bebal yang akan mendukakan hati orangtuanya. Dapat dengan mudah menjadi pengajaran untuk kita saat ini. Ditengah kebisingan informasi dan tuntutan hidup sehari-hari, peringatan ini menekankan pentingnya menerima ajaran dan didikan dan mencernanya dengan bijaksana. Amsal 10:1 dapat menjadi panggilan untuk kita agar senantiasa hidup bijak, mengakui nilai ketaatan terhadap prinsip-prinsip moral dan spiritual. Menghindari kesombongan dan sikap bercakap-cakap yang tidak produktif, serta fokus pada kepatuhan terhadap kebijaksanaan yang berasal dari ajaran Alkitab, dapat membawa berkat dan keberhasilan dalam kehidupan pribadi dan persekutuan dalam suatu komunitas. Marilah kita hidup dengan hikmat dan kebijaksanaan yang daripada Tuhan, menyebarkan kasih dan damai kepada orang-orang disekitar kita dan menjadi berkat bagi sekitar kita. Amin.
Doa Penutup: Terima kasih Tuhan untuk firmanMu yang telah kami dengar yang dapat menjadi bekal kami untuk melakukan aktivitas kami sepanjang hari ini. Berilah kami kebijaksanaan untuk dapat menaati firmanMu, menerima setiap ajaran dan didikan yang kami terima dari sekitar kami. Agar perilaku kami tidak menjadi batu sandungan untuk diri kami dan untuk orang-orang disekitar kami. Bantulah kami ya Tuhan, untuk dapat melawan hasrat duniawi yang dapat membawa kami jatuh kedalam dosa, melainkan kuatkanlah kami untuk dapat menjadi para pelaku dan pemberita firmanMu dimanapun dan kapanpun. Ke dalam tanganMulah kami menyerahkan hidup kami sepanjang satu hari ini, Tuhanlah yang senantiasa memberkati kami. Di dalam nama AnakMu Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.
Kasih Karunia dari Tuhan Yesus Kristus, Anugerah dari Allah Bapa, dan Persekutuan Roh Kudus kiranya menyertai kita sekalian. Amin
C.Pdt. Martina Simanjuntak, S.Th (Melayani di Kantor Ephorus HKBP)