Renungan Harian HKBP | 24 Februari 2025
Doa Pembuka: Tuhan Yesus Kristus Yang Maha Baik, kami berterima kasih untuk setiap hari yang Engkau berikan kepada kami.Jika sebentar kami akan membaca dan merenungkan firman-Mu, mampukankanlah kami untuk memahami, menghayati, dan melakukannya secara nyata dalam keseharian hidup yang penuh pergumulan dan perjungan. Di dalam nama Yesus Kristus kami telah berdoa. Amin.
Efesus 4:22
yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan
Menjadi Manusia Baru?
Ibu, Bapa, saudari/a yang terkasih, setiap orang pasti senang mendapatkan rumah atau pakaian baru, apalagisesuai dengan seleranya. Ketika rumah tersebut rusak, ia dapat merenovasinya. Dan ketika pakaian tersebut sudah membosankan, ia dapat memperbaruinya dengan model baru, ditambah berbagai berbagaiaksesoris yang unik. Pembaruan tersebut dilakukan agar yang lama tetap terasa baru dan nyaman digunakan. Namun proses renovasi atau pembaruan tersebut sering kali tidak mudah, apa lagi jika telah mengalami berbagai kerusakan, masalah,dan semakin tua.
Pada masa lalu Rasul Paulus juga mengajarkan soal pembaruan, namun bukan pembaruan pakaian atau rumah, melainkanpembaruan hidup pada jemaat gereja mula-muladi kota Efesus. Ia menuliskan, “Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” (ay. 20-24). Paulus menyatakan bahwa orang-orang percaya yang telah diperbarui dan menerima keselamatan oleh kasih karunia Allah adalah manusia baru. Menjadi manusia baruberarti menanggalkan pola kehidupan lama yang telah dirusakkan oleh berbagai ajaran dan keinginan-keinginan cemar dan menyesatkan. Manusia baru yang tidak hanya menerima kasih karunia, namun ia juga perlu mewartakan kasih-Nya secara nyata dalam keseharian hidup.Pembaruan hidupitu sendiri akan memancarkan kekudusan hidupmelalui perbuatan baik dan benar di dalam damai (ay. 22-26). Setiap orang yang menerimanya melalui perbuatan kita, akan turut merasakan kasih dari Allah.
Ibu, bapak, saudari/a, manusia baru adalah istilah yang biasa kita dengar di dalam berbagai renungan. Namun sudahkah kita sungguh-sungguh menjadi manusia baru? Karena menjadi manusia baru, tidaklah mudah. Ada banyak tantangan, baik di dalam diri kita, maupun dari luar. Sebagai orang-orang percaya, sepatutnya kita perlu terus belajar untuk menjadi pribadi yang setia meneladani Kristus di dalam seluruh proses pembaruan hidup.Pembaruan hidup tidak sama dan semudah memperbarui rumah atau pakaian karena pembaruan hidup lebih banyak mengalami berbagai masalah dan tantangan. Roh Tuhan akan memberi kekuatan bagi kita untuk melakukannya. Menjadi manusia yang terus diperbarui akan teruji saat kita mengalami berbagai pergumulan dan perjuangan hidup. Melalui Roh-Nya Yang Kudus kita akan selalu dikuatkan dan dimampukan untuk memperbarui diri dan menjadi berkat bagi banyak orang di sekitar kita, bagi kemuliaan Allah.
Sebagai manusia baru marila kita mengingat pesan Rasul Paulus yang menuliskan, “Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah” (Ef. 5:1-2). Amin.
Doa Penutup: Allah Yang Maha Baik, kami mengucap syukur karena penyertaan, pertolongan, kasih karunia, dan damai sejahtera-Mu tidak pernah berakhir dalam kehidupan kami. Engkau begitu setiamengasihi, menuntun, menopang, dan menyertai kehidupan kami dalam segala masa yang terjadi, bahkan saat kami mengalami kehancuran dan ketakutan yang begitu menekan. Karenanya, ya Tuhan, jadikanlah kami kuat dan mampu diperbarui menjadi manusia baru, sesuai dengan kehedak-Mu, untuk dapat menghadapi berbagai pergumulan dan perjuangan hidup. Demikianlah permohonan kami. Di dalam nama Yesus Kristus kami telah berdoa. Amin.
Pdt. Franciska Marcia J. Silaen - Pendeta Fungsional Biro Sekolah Minggu HKBP