Renungan Harian HKBP | 24 Juni 2023
Bapak/ ibu dan saudara/ saudari terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, pada pagi hari ini Sabtu, 24 Juni 2023 kita berjumpa kembali di dalam renungan harian pada pagi hari ini. Kiranya Bapak/Ibu dan saudara/ saudari dalam keadaan yang sehat dan penuh sukacita. Sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan pada pagi hari ini, kita satukan hati kita.
Doa Pembuka: Kita berdoa! Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. Amin
Nas Renungan kita pagi hari ini tertulis dalam Galatia 5: 13 “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” Demikian Firman Tuhan.
Bapak/ ibu dan saudara/ saudari yang terkasih, negara kita Indonesia memiliki beberapa pasal baik di dalam UUD 1945, UU, dan PERPU yang mengaturkan tentang kebebasan. Baik itu kebebasan berpendapat, beragama, beribadah, berpolitik, bahkan dengan kemajuan teknologi sekarang ini, pemerintah kita juga memiliki UU tentang kebebasan berpendapat melalui media sosial. Sekalipun begitu, kebebasan yang dimaksud bukanlah kebebasan yang tanpa batas, melainkan kebebasan yang juga terikat dengan hukum. Itulah mengapa sering kali kita mendengar kalimat “bebas tidak tak terbatas.”
Secara manusiawi kita mengerti dan paham benar bahwa manusia memiliki kehendak bebas yang tidak terbatas. Kita mampu memilih apa yang kita mau, jalan hidup apa yang ingin kita tempuh, masa depan apa yang ingin kita miliki, dan lebih mudahnya kita selalu bisa memilih dan memutuskan hal apa yang akan kita lakukan dan katakan setiap harinya. Paulus mengatakan di dalam nas ini bahwa memang kita sudah dipanggil untuk merdeka (bebas). Merdeka dari apa? Dari dosa yang membelenggu kita oleh karena darah Yesus Kristus dan juga pada waktu itu artinya merdeka dari segala aturan Yahudi yang sangat ketat itu. Sama halnya dengan pemerintah kita, ternyata Paulus juga memberikan makna yang sama mengenai kebebasan. Merdeka atau bebas bukanlah berarti kita boleh seenaknya melakukan hal yang berdosa. Diselamatkan dan dimerdekakan dari dosa bukanlah berarti kita berkesempatan menjatuhkan diri ke dalam dosa, melainkan hasil dari kebebasan kemerdekaan itu adalah hidup dengan keputusan-keputusan tepat yang mengarah pada kasih Allah.
Kebebasan kerap kali menjatuhkan manusia di dalam kesombongan dan keangkuhan. Paulus dengan apik mengajarkan kita untuk merdeka dan bebas dengan mengambil pilihan dan keputusan yang tepat dengan hidup yang tertuju kepada Kristus dan penuh kasih. Hidup yang berfokus kepada Kristus dan penuh kasih dapat ditempuh serta diwujudkan dengan cara rendah hati dalam melayani sesama, mau mendahulukan kepentingan sesama daripada kepentingan diri sendiri, dan bahkan lebih dalam lagi yaitu mau berkorban untuk sesama. Orang bijak mengatakan bahwa perubahan kecil akan membawa kita ke dalam perubahan yang besar.
Oleh karena itu, marilah kita memulai perwujudan dari Firman Allah yang telah diperdengarkan hari ini dengan memperbaiki etika kita dalam bertindak, berkata-kata, maupun bersosial media. Kita ingat, bahwa segala keputusan yang kita ambil di dalam melakukan ketiga hal ini, haruslah mewujudkan kasih Kristus. Tuhan yang menguatkan dan menyertai Bapak/ Ibu dan Saudara/ Saudari terkasih untuk hidup seturut dengan kehendak dan Firman-Nya. Amin.
Doa Penutup: Ya Allah kami yang kami sembah dalam Nama Anak-Mu Yesus Kristus, kami bersyukur dan berterima kasih di dalam kerendahan hati kami atas penyertaanMu dan kasih-Mu yang nyata pada kami hingga saat ini. Terlebih Engkau tuntun dan ajari kami melalui Firman-Mu yang baru saja kami dengarkan. Ya Bapa, melalui Firman-Mu kami disadarkan bahwa kemerdekaan dari dosa telah Engkau berikan kepada kami melalui darah Anak-Mu Yesus Kristus yang sudah tercurah untuk kami. Kami juga memahami bahwa kami dianugerahi kehendak bebas yang mana kami bebas untuk memilih apa yang ingin kami lakukan dan katakan. Ajari dan tuntun kami ya Bapa, untuk memahami bahwa kemerdekaan dan kehendak bebas yang Engkau berikan kepada kami haruslah menjadikan kami anak-anak-Mu yang penuh kasih. Ajari kami untuk mengasihi dan melayani sesama kami seperti Engkau yang telah lebih dulu mengasihi dan melayani kami. Kami juga akan memulai segala aktivitas kami hari ini, kiranya Engkau yang menyertai, melindungi, memberikan kebijaksanaan, hati yang baik dan penuh kasih baik dalam berperilaku maupun berkata-kata. Kami serahkan hidup kami ini ke dalam tangan pengasihan-Mu. Di dalam Nama Anak-Mu Yesus Kristus, kami berdoa dan mengucap syukur.
Anugerah dari Tuhan Kita Yesus Kristus, kasih setia dari Allah Bapa, dan persekutuan dengan Roh Kudus, kiranya menyertai Saudara sekalian. Amin.
Pdt. Veronica Brilliant Manurung, S.Th - Pendeta Fungsional Biro Pembinaan